MATERI VERTIGO (original) (raw)
Sistem keseimbangan merupakan sebuah sistem yang penting untuk kehidupan manusia. Sistem keseimbangan membuat manusia mampu menyadari kedudukan terhadap ruangan sekitar. Keseimbangan merupakan sebuah sistem yang saling berintegrasi yaitu sistem visual, vestibular, sistem propioseptik, dan serebelar. Gangguan pada sistem keseimbangan tersebut akan menimbulkan berbagai keluhan, diantaranya berupa sensasi berputar yang sering disebut vertigo (Sjahrir, 2008). Vertigo merupakan keluhan yang sering dijumpai dalam praktek, sering digambarkan sebagai sensasi berputar, rasa oleng, tidak stabil (giddiness, unsteadiness) dan rasa pusing (dizziness). Deskripsi keluhan vertigo tersebut penting karena sering kali kalangan awam mengkacaukan istilah pusing dan nyeri kepala secara bergantian (Wreksoatmodjo, 2004). Vertigo adalah keluhan yang sering dijumpai dalam praktek yang digambarkan sebagai rasa berputar, pening, takstabil (giddiness, unsteadiness) atau pusing (dizziness). Vertigo dapat dianggap sebagai suatu perasaan hilang keseimbangan, yang disebabkan karena alat keseimbangan tidak dapat memelihara keseimbangan tubuh (Mardjono, 2009). Berdasarkan penyebabnya vertigo dibagi menjadi 2, yaitu vertigo perifer dan vertigo sentral. Vertigo sentral etiologi umumnya karena gangguan vaskuler, sedangkan pada vertigo perifer berhubungan dengan manifestasi patologis di telinga (Dewanto et al, 2009) Neuhauser (2008) dalam Grill et al. (2013) menyatakan prevalensi vertigo di Jerman, berusia 18 tahun hingga 79 tahun adalah 30%, 24% diasumsikan karena kelainan vestibuler. Penelitian di Prancis menemukan 12 bulan setelahnya prevalensi vertigo 48% (Grill et al., 2013 cit., Bissdorf, 2013). Prevalensi di Amerika, disfungsi vestibular sekitar 35% populasi dengan umur 40 tahun keatas 1 (Grill et al., 2013). Pasien yang mengalami vertigo vestibular, 75% mendapatkan gangguan vertigo perifer dan 25% mengalamivertigo sentral (Chaker et al, 2012). Di Indonesia angka kejadian vertigo sangat tinggi, pada tahun 2010 dari usia 40 sampai 50 tahun sekitar 50% yang merupakan keluhan nomor tiga paling sering dikeluhkan oleh penderita yang datang kepraktek umum, setelah nyeri kepala, dan stroke (Sumarilyah, 2010 cit., widiantoro, 2010). Umumnya vertigo ditemukan sebesar 15% dari keseluruhan populasi dan hanya 4% -7% yang diperiksakan kedokter (Sumarilyah, 2010). Pemberian obat dengan fungsi peningkatan aliran darah pada vertigo lebih sering diberikan. Survey internasional menemukan bahwa beta histin lebih banyak digunakan dalam pengobatan berbagai jenis vertigo, termasuk 2 Benign Paroximal Posisional Vertigo (BPPV), penyakit meniere, dan vertigo perifer lainnya (Sokolova et al, 2014). Keluhan vertigo sering muncul pada berbagai kasus yang sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari diantaranya pada kasus trauma kepala.Penyebab trauma kepala beragam, antara lain akibat kecelakaan lalu lintas, olahraga, dan 2 jatuh dari ketinggian (Aboe, 2002). Meningkatnya mobilitas manusia khususnya di kota besar mengakibatkan peningkatan frekuensi kasus trauma kepala yang sering diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas. Trauma kepala pada kecelakaan lalu lintas sering diakibatkan oleh benturan atau terpelanting pada benda yang diam. Kemungkinan lain yang lebih jarang adalah kepala tidak dapat bergerak akibat tertahan sesuatu kemudian mengalami benturan dengan benda yang menggencetnya (Soemarmo, 2009).