Telepon Genggam: antara Perempuan dan Realitas Sosial_harjito (original) (raw)
Related papers
Makna Telepon Genggam DI Kalangan Mahasiswa Stkip Pgri Sumatera Barat
Jurnal Pelangi, 2010
This research was aimed at identifying hand phone utilization by students at STKIP PGRI West Sumatera. This research was qualitative. The informant of this research were the students who had hand phone who were selected through snowball sampling technique. The data was collected through observation, interview, documentation, and the researcher himself as an active participant. The data was analyzed by using techniques as suggested by Miles and Huberman. The finding of this research showed that hand phone utilization by the students beside it was aimed at its function, as a tool for communication, but it is also to the owner prestige of him/her will be high. Hand phone symbolized one's success, modern, and high-tech minded. Hand phone had been a part of students life style today, because they wouldn't like being a part from old-fashioned class. By having hand phone, students had high self-confidence. Beside that, they will be welcomed to the group of those who had hand phone.
Realitas Phone Snubbing pada Pergaulan Remaja
Jurnal Audience, 2021
Excessive use of gadgets can lead to phone snubbing behaviour, in this case, teenagers become indifferent to their environment and more focus on playing with their gadgets. The reality of phone snubbing (phubbing) can cause communication barriers such as distortion of messages and cause interpersonal relationships to become disrupted. This research aimed to (1) find out the role of communication actors in phone snubbing reality specifically in adolescent relationships’ framework, (2) verbal and nonverbal messages in the reality of phone snubbing, and (3) the meaning of phone snubbing for adolescents. The method used in this research is qualitative, with data collection techniques through in-depth interviews, observations, and documentation. Informants of this research are Bandung’s high school students who actively use their gadget. This research concluded that there was a title role in the interaction process of phone snubbing reality, individuals became the committers of communica...
Proceedings of International Conference: Sustainable built environment in the tropics: New technology, new behaviour? School of Architecture, Tarumanagara University, Jakarta, Indonesia, 12-13 November 2012
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa perkembangan pesat teknologi mobile phone telah mengurangi interaksi tatap muka individu dengan lingkungan sosialnya, dan hal ini dapat menyebabkan berkurangnya kerekatan sosial. Penelitian ini merupakan studi elaboratif lebih lanjut mengenai dimensi-dimensi dari penerimaan teknologi mobile phone yang menyebabkan melemahnya kohesi bertetangga. Desain penelitian ini adalah non-eksperimental, korelasional prediktif. Penelitian dilakukan terhadap 375 mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta (182 laki-laki, 193 perempuan; Musia = 20.86 tahun, SDusia = 1.42 tahun), dengan teknik penyampelan convenience, insidental. Data penelitian dianalisis dengan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kohesi bertetangga diprediksikan oleh persepsi menyenangkan (perceived playfulness) terhadap teknologi mobile phone. Korelasinya berarah negatif. Persepsi menyenangkan itu diramalkan oleh persepsi kegunaan (perceived usefulness), persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use), dan persepsi kualitas isi (perceived content quality). Korelasinya berarah positif. Diskusi, implikasi, dan rekomendasi dari hasil penelitian ini diuraikan dalam artikel ini. Kata kunci : kohesi, tetangga, penerimaan teknologi, mobile phone, psikologi, perkotaan
KESENJANGAN TEKNOLOGI PENGGUNAAN TELEFON PINTAR DIKALANGAN WANITA DI SELANGOR
E Proceeding 8th ICoMM, 2021
Penggunaan telefon pintar telah bukan lagi sekadar trend teknologi atau gaya hidup. Tetapi juga suatu kepeluan dalam aktiviti harian. Pembangunan teknologi komunikasi yang pesat telah membawa banyak perubahan bukan hanya kepada individu perseorangan malahan turut memberi kesan kepada seluruh masyarakat. Kemunculan perkhidmatan jalur lebar telah mengurangkan halangan yang disebabkan oleh jarak dan membolehkan setiap individu berkomunikasi meskipun berada pada lokasi yang berlainan. Situasi ini perlu dimanfaatkan oleh setiap pengguna termasuk wanita. Kajian ini adalah untuk melihat tahap penerimaan teknologi maklumat dan komunikasi dalam kehidupan harian wanita. Kajian ini memfokus kepada sama wanita yang berada di bandar atau di luar bandar dengan melihat kesenjangan antara kumpulan ini dalam penggunaan telefon pintar. Faktor penggunaan teknologi turut dapat diketahui berdasarkan hasil dapatan kajian. Kajian ini menggunakan satu set soal selidik berbentuk tertutup sebagai instrumen kajian yang melibatkan penduduk di negeri Selangor seramai 432 wanita sebagai sampel kajian. Kaedah analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis kesenjangan penerimaan dari segi penggunaan teknologi dalam kalangan wanita bandar dan luar bandar. Hasil dapatan kajian diharap dapat membantu dalam meningkatkan tahap mutu kehidupan setiap wanita. Tindakan susulan perlu dilakukan sekiranya berlaku keciciran dalam penggunaan teknologi maklumat dan komunikasi dalam kalangan wanita terutama yang tinggal di luar bandar.
Pengaruh Handphone Terhadap Sosialisasi Masyarakat
Posted by uki satriawan on 19:33 with No comments so far Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, idea, gagasan) dari satu pihak ke pihak lain. Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa non verbal. Dahulu sebelum ada teknologi seperti sekarang, manusia lebih banyak berkomunikasi dengan menggunakan gerak-gerik, mimik, dan sikap tubuh karena manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan manusia lainnya. Namun seiring dengan perkembangan zaman masyarakat mampu membuat sebuah inovasi-inovasi baru untuk memudahkan berkomunikasi lalu mereka menciptakan alat komunikasi bernama handphone. Di zaman modern seperti sekarang ini handphone bukan lagi benda asing bagi siapapun dari anak-anak sampai yang dewasa. Handphone atau yang sering kita kenal dengan sebutan HP adalah salah satu teknologi komunikasi yang di hadirkan dan di rancang sedemikian rupa dengan berbagai fitur yang sangat canggih. Tujuan utama handphone yang dibuat untuk berkomunikasi sekarang sudah dilengkapi dengan berbagai fitur seperti kamera, internet, televisi, MP3 hingga layanan messanger lainnya. Siapa yang tidak tertarik dengan benda sekecil itu tetapi memiliki berbagai macam kegunaan. Saat ini handphone sudah sangat bervariatif sehingga mempengaruhi nilai jualnya dari yang termurah hingga termahal dengan berbagai macam merk. Handphone merupakan kemajuan teknologi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia di dunia, dengan fungsi utama menelpon atau berbicara jarak jauh kita mampu memperpendek jarak yang jauh menjadi dekat sehingga kita dapat berkomunikasi secara bersamaan dan kapan saja tanpa harus bertatap muka. Handphone bukan sekedar kebutuhan, tetapi sudah menjadi gaya hidup. Bahkan, ada anggapan kalau tidak punya handphone, maka akan dicap sebagai orang kampungan. Tanpa kita sadari penggunaan handphone yang kini merupakan suatu barang yang bersifat wajib bagi setiap orang khususnya remaja mampu memberikan dampak positif dan negatif bagi para penggunanya. Dampak positif penggunaan handphone antara lain adalah kita dapat berkomunikasi dengan keluarga, saudara, teman yang berjauhan tanpa harus bertatap muka,
2015
Power is not something central and possessed. Power is dispersed, exercised, and diffused in every locus of social life, including in practices of smartphone usage by urban women. Women are facing a wide variety of domination in their everyday life which comes from various directions. Their feminine identity often used as the reasons for subordination and oppression. Using ethnographic method, this research aimed to describe the way of urban women use smartphone not only as a communication instrument but also as a political apparatus. By using smartphone, women are able to negotiate, appropriate and even resist the existing identities offered by dominant culture.
Pandangan Buruh Gendong di Yogyakarta terhadap Peran Ganda Perempuan
Jurnal Filsafat, 2021
Unskilled female labourer (buruh gendong) is a manifestation of Javanese female workers disrupting the inferiority boundary. They lift heavy goods in the market to help in providing livelihood for their family. This research aimed to analyze how the unskilled female labourers defend their existence as Javanese women who are able to fullfil double burden as the way to provide financial help to their family. This research also analyzed how they view of the women's double roles. This research was a field study using qualitative data collected from detailed interviews, observations, and documentations. Analyzes were done using philosophical approaches, i.e. induction, deduction, comparation, description, and reflection. The results showed that Javanese women were not only refined in character and submissive, but also tough, strong, and decisive in making choice. They viewed the women's double burden as part of their lives which should be ventured with willingess and sincerity. T...
Hubungan Antara Perempuan, Tayangan infotainment dan Gratifikasi Emosi
Promedia (public relation dan media komunikasi), 2015
Television with all its programs, almost always get fanatical fans. Starting from news, infotainment up to reality. To show that has a high rating and a fan make TV station creates the same event, with a little polish different. This was the case with infotainment. Events that get high ratings this briefly peeling gossip artist and public figure. For the sake of mendongkrang rating, shame and family problems even diumbar on behalf of infotainment. Despite a strike either of the Indonesian Broadcasting Commission and the Indonesian Ulema Council, but gossiping in infotainment package is still favored the majority of the Indonesian people, in the name of entertainment or just for fun. Infotainment watch for the fans as causing "emotional gratification" or the emotional satisfaction of its own. So, no wonder no missed days without watching Infotainment.