MAKALAH KUNJUNGAN FABRIKASI DAN KARAKTERISTIK MATERIAL Microhardness (original) (raw)

PEMERIKSAAN STRUKTUR MIKRO MATERIAL

Pemeriksaan struktur mikro dapat menggunakan alat yaitu miskroskop baik itu elektron maupun optik. Namun, hal tersebut tidak berlaku untuk struktur sel satuan maupun atom. Untuk mengetahui sel satuan di lakukan dengan metoda XRD (X-Ray Diffraction). A. Miskroskop Optik Mikroskop Optik disebut juga Miskroskop Cahaya sebab penggunaan mikroskop ini menggunakan cahaya sebagai sumber penerangan utama dalam mengamati objek. Mikroskop cahaya pertama kali ditemukan oleh Zacharias Janssen pada tahun 1595. Setelah itu mikroskop mengalami banyak perbaikan seperti yang dilakukan Antony van Leeuwenhoek serta Robert Hooke. Saat ini, mikroskop cahaya sudah benar-benar termodifikasi menjadi lebih baik dengan efektivitas lebih tinggi. Cara menggunakan Miskroskop Cahaya/Optik Langkah persiapan yang harus dilakukan untuk menggunakan mikroskop antara lain sebagai berikut. 1) Letakkan mikroskop pada meja sedemikian rupa agar lebih mudah melakukan. Pastikan mikroskop terletak pada tempat yang aman, kemudian aturlah pencahayaan. Objek pengamatan (preparat) dapat diamati di mikroskop dengan jelas apabila cahaya yang masuk cukup memadai. Mikroskop ada yang sudah dilengkapi sumber cahaya berupa lampu, sehingga untuk mengatur pencahayaan tinggal menghidupkan lampunya saja. Sementara untuk mikroskop yang belum dilengkapi dengan sumber cahaya dapat menggunakan cahaya lampu maupun cahaya matahari. Bila menggunakan lampu, lampu diarahkan pada jarak kira-kira 20 cm dari mikroskop. Jika sumber cahaya dari matahari, bagian cermin pada mikroskop diarahkan pada datangnya sumber cahaya matahari, misalnya dekat pintu/ jendela. 2) Aturlah diafragma dan kedudukan cermin hingga cahaya terpantul melalui lubang meja objek. Cahaya yang memantul ke mata dapat mengganggu penglihatan, sehingga jangan mengarahkan cermin ke arah sinar matahari secara langsung. Pencahayaan sudah tepat dan memadai apabila pada objek yang diamati dari lensa okuler sudah tampak lingkaran yang terangnya merata. Inilah yang disebut dengan lapangan pandang. Apabila lapangan pandang sudah tampak namun belum jelas, cobalah putar atau ganti lensa objektif dengan cara memutar revolver. 3) Setelah pengaturan pencahayaan, untuk dapat melihat objek (preparat) melalui mikroskop, gunakan lensa objektif yang memiliki perbesaran lemah dulu.

FABRIKASI KERAMIK HIDROKSIAPATIT BERPORI DENGAN VARIASI MATERIAL SPACE HOLDER

Universitas Sriwijaya , 2018

Badan Kerja Sama Teknik Mesin (BKS-TM) INDONESIA Prosiding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin - SNTTM XVII 2018 KUPANG Rapid advances of technology pushed human to do innovation and improvement. One type of material that has a lot of chances to develop is biomaterial. Potential biowaste such as a cow bones in Indonesia are quite large on its availability and can be used as a very useful resource for biomedical applications because cow bones are cheap and eco friendly. Hydroxyapatite has been widely used in the medical world as bone implants in the human body. It caused by hydroxyapatite which having a similar properties with human bones and teeth. However, due to poor mechanical strength so a lot of experiment and further research needed. In this study the writer used three variations of space holder, it used for pores forming in porous hydroxyapatite ceramics. Test and observation included in this research are Thermo Gravimetric Analyzer (TGA) to determine the weight loss process of space holder, X-Ray Diffraction (XRD) to characterize the crystalline phases were formed, Compression test to determine the mechanical strength and Scanning Electron Microscopy (SEM) to characterize the microstructure

PERANCANGAN FASILITAS PABRIK TAHU UNTUK MEMINIMALISASI MATERIAL HANDLING

Kata kunci: material handling, tata letak fasilitas pabrik, systematic layout planning, metode 5S pabrik, systematic layout planning, metode 5S ABSTRACT UD. Dhika Putra is a tahu manufacturing company. Currently, the company is having some problems in production facility layout and physical environment. This study aimed to redesign the facility layout of tahu manufacturing company to minimize the path length of material handling and apply the 55 method to enhance work productivity. The approach used to redesign the plant facility layout is Systematic Layout Planning (SLP), which can be categorized in three stages, namely material flow analysis, research, and selection. While the 55 method consist of several steps to organize workplace condition that affect on the effectiveness, eficiency, productivity, and safety. This study concluded that the chosen layout for the final layout showed a significant decrease in path length of material handling, i.e 45 meters or about 19,2%. The decreasing of material handling path length on the choosen layout was also influenced by the arrangement of the work place by using 55 method.