Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal Komprehensif (original) (raw)
Related papers
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal Komprehensif (Murdayah M.Keb)
Penatalaksanaan awal terhadap kasus kegawatdaruratan kebidanan Bidan seharusnya tetap tenang, jangan panik, jangan membiarkan ibu sendirian tanpa penjaga/penunggu. Bila tidak ada petugas lain, berteriaklah untuk meminta bantuan. Jika ibu tidak sadar, lakukan pengkajian jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi dengan cepat. Jika dicurigai adanya syok, mulai segera tindakan membaringan ibu miring ke kiri dengan bagian kaki ditinggikan, longgarkan pakaian yang ketat seperti BH/Bra. Ajak bicara ibu/klien dan bantu ibu/klien untuk tetap tenang. Lakukan pemeriksaan dengan cepat meliputi tanda tanda vital, warna kulit dan perdarahan yang keluar. Pengkajian awal kasus kegawatdaruratan kebidanan secara cepat a. Jalan nafas dan pernafasan Perhatikan adanya cyanosis, gawat nafas, lakukan pemeriksaan pada kulit: adakah pucat, suara paru: adakah weezhing, sirkulasi tanda tanda syok, kaji kulit (dingin), nadi (cepat >110 kali/menit dan lemah), tekanan daarah (rendah, sistolik < 90 mmHg) b. Perdarahan pervaginam Bila ada perdarahan pervaginam, tanyakan : Apakah ibu sedang hamil, usia kehamilan, riwayat persalinan sebelumnya dan sekarang, bagaimana proses kelahiran placenta, kaji kondisi vulva (jumlah darah yang keluar, placenta tertahan), uterus (adakah atonia uteri), dan kondisi kandung kemih (apakah penuh). c. Klien tidak sadar/kejang Tanyakan pada keluarga, apakah ibu sedang hamil, usia kehamilan, periksa: tekanan darah (tinggi, diastolic > 90 mmHg), temperatur (lebih dari 38 o C) d. Demam yang berbahaya Tanyakan apakah ibu lemah, lethargie, sering nyeri saat berkemih. Periksa temperatur (lebih dari 39 o C), tingkat kesadaran, kaku kuduk, paru paru (pernafasan dangkal), abdomen (tegang), vulva (keluar cairan purulen), payudara bengkak. e. Nyeri abdomen Tanyakan Apakah ibu sedang hamil dan usia kehamilan. Periksa tekanan darah (rendah, systolic < 90 mmHg), nadi (cepat, lebih dari 110 kali/ menit) temperatur (lebih dari 38 o C), uterus (status kehamilan). f. Perhatikan tanda-tanda berikut : Keluaran darah, adanya kontraksi uterus, pucat, lemah, pusing, sakit kepala, pandangan kabur, pecah ketuban, demam dan gawat nafas. Peran bidan pada kegawatdaruratan kebidanan Bidan mempunyai peranan penting dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu melalui kemampuannya untuk melakukan pengawasan, pertolongan pada ibu, pengawasan bayi baru lahir (neonatus) dan pada persalinan, ibu post partum serta mampu 1) Pengertian kegawatdaruratan menurut Dorlan adalah… A. Kasus obstetri yang apabila tidak segera ditangani akan berakibat kematian ibu dan janinnya B. Kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba-tiba, seringkali merupakan kejadian yang berbahaya C. Kondisi kesehatan yang mengancam jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau selama dan sesudah persalinan dan kelahiran Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal 8 D. Situasi yang membutuhkan evaluasi dan manajemen yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis (≤usia 28 hari). E. Situasi serius dan kadang kala berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan tindakan segera guna menyelamatkan jiwa/nyawa 2) Ukuran keberhasilan dari suatu pertolongan kasus gawat darurat adalah… A. Pelayanan yang tepat B. Respon time penolong C. Pasien tidak meninggal D. Penentuan diagnosis tepat E. Upaya pertolongan tepat dan cepat 3) Upaya pertolongan harus secara sistematis dan memperhatikan prinsip ABC, yang pertama harus dilakukan oleh penolong adalah… A. Memasang infuse B. Memberikan oksigen C. Mengevaluasi perdarahan D. Membersihkan jalan nafas E. Mengobservasi tanda vital 4) Cara mencegah terjadinya kegawatdaruratan… A. Bidan tidak boleh panik B. Bidan segera berteriak minta tolong C. Bidan segera melakukan pengkajian D. Bidan mengetahui cara menolong kegawatdaruratan E. Bidan melakukan pemantauan secara terus menerus 5) Yang dimaksud dengan respon time petugas adalah... A. Lama waktu sampai di tempat rujukan B.
Jangan lupa berdoa dulu ya.... Ngomong ngomong masalah kegawatdaruratan obstetrik pasti akan berhubungan dengan persalinan dan Angka Kematian Ibu (AKI) akibat beberapa keadaan saat melahirkan. Beikut angka kematian ibu di indonesia: targetkan angka kematian ibu pada tahun 2015 sesuai MDG sebesar 102, namun menurut dr. Nurhadi data terakhir menyebutkan bahwa angka kematian ibu meningkat hingga 280-300/100000 kelahiran. Penyebab kematian ibu di Indonesia dengan urutan dari yang paling besar yaitu 1. Perdarahan. Bila terjadi perdarahan yang parah diperkirakan ibu akan meninggal dalam hitungn detik/menit. 2. Hipertensi. Terjadinya preeklamsi dan eklamsi berhubungan dengan tingginya tekanan darah ibu hamil. Diperkirakan ibu akan menignggal dalam hitungan jam. 3. Infeksi. Berkaitan erat dengan penanganan post partum. 4. Abortus. Kematian biasanya karena penangannya yang tidak dilakukan oleh tenaga medis yang memadai. 5. Partus lama. Hal ini berbeda dengan keadaan diluar negeri yang mana penyebab kematian ibu terbanyak adalah HT, infeksi dan trombosis. Itu beberapa penyebab langsung kematian ibu di indonesia tinggi. Tapi ada beberapa penyebab tidak langsung dari kematian ibu yaitu 3 terlambat dan 4 terlalu.
Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi Balita dan Apras Komprehensif
Mungkin dalam hati Saudara timbul pertanyaan-pertanyaan seperti ini, "Mengapa sebagai calon bidan saya diharuskan mempelajari adaptasi bayi baru lahir?" "Bukankah pekerjaan bidan adalah memberikan asuhan kepada bayi dan balita?" "Kenapa bidan harus repot-repot mempelajari adaptasi bayi baru lahir?" "Apakah ini penting artinya bagi bidan?" Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, coba tengoklah kembali kompetensikompetensi apa saja yang harus dikuasai oleh bidan. Adakah kompetensi-kompetensi yang harus didasari oleh kemampuan KDPK I , KDPK II , Konsep Kebidanan , Komunikasi dalam Praktik Kebidanan dan Ilmu Sosial Budaya Dasar dan konsep adaptasi bayi baru lahir ? Tentu ada, salah satu contohnya adalah kompetensi dalam lingkup kebidanan yakni melaksanakan asuhan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah. Tentu diperlukan pemahaman tentang konsep dasar neonatus dan adaptasi bayi baru lahir, periode transisi, perubahan sistem pernapasan, perubahan sistem sirkulasi, sistem pengaturan suhu, metabolisme glukosa, sistem gastro intestinal dan perubahan sistem kekebalan tubuh. Nah, coba sekarang Saudara renungkan sejenak. Pentingkah bagi calon bidan seperti Saudara mempelajari adaptasi bayi baru lahir ? Jika masih merasa tidak penting, sia-sia Saudara mempelajari asuhan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah. Yang saudara peroleh mungkin hanya kebosanan dan kelelahan semata. Jika Saudara masih merasa enggan mendekati asuhan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah, baik karena tidak suka atau karena merasa terlalu sulit, berusahalah untuk meyakini bahwa untuk menjadi bidan yang profesional, Saudara harus menguasai seluruh kompetensi bidan dengan baik. Padahal, beberapa diantara kompetensi-kompetensi tersebut hanya dapat dikuasai dengan baik jika Saudara menguasai asuhan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah. Maka, asuhan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah harus Saudara sayangi, jika Saudara menyayangi profesi bidan. Dengan cara berpikir seperti ini, mudah-mudahan timbul rasa sayang kepada asuhan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah. Jika sudah timbul rasa sayang kepada asuhan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah, Saudara akan dapat mempelajari asuhan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah dengan nyaman dan penuh semangat. asuhan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah yang kata orang "SUSAH" akan dapat Saudara pelajari dengan "MUDAH". Nah, jika Saudara sudah yakin bahwa mempelajari asuhan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah itu penting, mari kita bangun semangat untuk mengenal kembali asuhan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah. Secara etimologis, Adaptasi bayi baru lahir adalah pemahaman dasar mengenai adaptasi dan fisiologi bayi baru lahir sangat penting sebagai landasan perawatan bayi selanjutnya pemahaman menyeluruh mengenai fungsi normal tubuh bayi sangat membantu bidan dalam merawat bayi baru lahir sehingga tetap sehat.
Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif Kemenkes
Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisis tiap kunjungan/pemeriksaan ibu hamil. b. Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap. c. Melakukan penilaian pelvik, ukuran dan struktur panggul. d. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung janin dengan fetoskop/pinard dan gerakan janin dengan palpasi. e. Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL). f. Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin. g. Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi. h. Memberi penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana menghubungi bidan. i. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan, hiperemesis gravidarum tingkat I, abortus iminen dan preeklampsia ringan. j. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan kehamilan. k. Memberi Imunisasi TT bagi ibu hamil l. Mengidentifikasi atau mendeteksi penyimpangan kehamilan normal dan penanganannya termasuk rujukan tepat pada: kurang gizi, pertumbuhan janin tidak adekuat, PEB dan hipertensi, perdarahan pervaginam, kehamilan ganda aterm, kematian janin, oedema yang signifikan, sakit kepala berat, gangguan pandangan, nyeri epigastrium karena hipertensi, KPSW, Persangkaan Polihidramnion, DM, kelainan kongenital, hasil laboratorium abnormal, kelainan letak janin, infeksi ibu hamil seperti infeksi menular seksual,vaginitis, infeksi saluran kencing. m. Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan, kelahiran dan menjadi orang tua. n. Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama hamil seperti nutrisi, latihan, keamanan, kebiasaan merokok. o. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional yang tersedia. 3. Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan Bagaimana dengan prinsip-prinsipnya? Coba sekarang Anda tuliskan beberapa prinsip yang Anda ketahui tentang asuhan kehamilan?Prinsip merupakan dasar atau azas atau kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak dan sebagainya. Sebagai seorang bidan dalam melakukan asuhan kebidanan harus berdasarkan prinsip sesuai tugas pokok dan fungsinya agar apa yang dilakukan tidak melanggar kewenangan. Selain harus memiliki kompetensi, bidan dalam melaksanakan asuhan harus berpegang pada Undang-Undang Kesehatan Nomor 30 Tahun 2009; Permenkes 1464 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Praktik Bidan, pelayanan dilaksanakan sesuai standar pelayanan kebidanan dan standar profesi bidan.
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat serta hidayah-Nya kami sebagai tim penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah yang kami telah kami buat adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah serta menjalankan amanat dari dosen pembimbing mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah yang berada di lingkungan Program Studi D4 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta 3.
Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi Balita dan Apras Komprehensif Kemenkes
Mungkin dalam hati Saudara timbul pertanyaan-pertanyaan seperti ini, "Mengapa sebagai calon bidan saya diharuskan mempelajari adaptasi bayi baru lahir?" "Bukankah pekerjaan bidan adalah memberikan asuhan kepada bayi dan balita?" "Kenapa bidan harus repot-repot mempelajari adaptasi bayi baru lahir?" "Apakah ini penting artinya bagi bidan?" Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, coba tengoklah kembali kompetensikompetensi apa saja yang harus dikuasai oleh bidan. Adakah kompetensi-kompetensi yang harus didasari oleh kemampuan KDPK I , KDPK II , Konsep Kebidanan , Komunikasi dalam Praktik Kebidanan dan Ilmu Sosial Budaya Dasar dan konsep adaptasi bayi baru lahir ? Tentu ada, salah satu contohnya adalah kompetensi dalam lingkup kebidanan yakni melaksanakan asuhan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah. Tentu diperlukan pemahaman tentang konsep dasar neonatus dan adaptasi bayi baru lahir, periode transisi, perubahan sistem pernapasan, perubahan sistem sirkulasi, sistem pengaturan suhu, metabolisme glukosa, sistem gastro intestinal dan perubahan sistem kekebalan tubuh. Nah, coba sekarang Saudara renungkan sejenak. Pentingkah bagi calon bidan seperti Saudara mempelajari adaptasi bayi baru lahir ? Jika masih merasa tidak penting, sia-sia Saudara mempelajari asuhan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah. Yang saudara peroleh mungkin hanya kebosanan dan kelelahan semata. Jika Saudara masih merasa enggan mendekati asuhan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah, baik karena tidak suka atau karena merasa terlalu sulit, berusahalah untuk meyakini bahwa untuk menjadi bidan yang profesional, Saudara harus menguasai seluruh kompetensi bidan dengan baik. Padahal, beberapa diantara kompetensi-kompetensi tersebut hanya dapat dikuasai dengan baik jika Saudara menguasai asuhan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah. Maka, asuhan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah harus Saudara sayangi, jika Saudara menyayangi profesi bidan. Dengan cara berpikir seperti ini, mudah-mudahan timbul rasa sayang kepada asuhan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah. Jika sudah timbul rasa sayang kepada asuhan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah, Saudara akan dapat mempelajari asuhan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah dengan nyaman dan penuh semangat. asuhan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah yang kata orang "SUSAH" akan dapat Saudara pelajari dengan "MUDAH". Nah, jika Saudara sudah yakin bahwa mempelajari asuhan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah itu penting, mari kita bangun semangat untuk mengenal kembali asuhan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah. Secara etimologis, Adaptasi bayi baru lahir adalah pemahaman dasar mengenai adaptasi dan fisiologi bayi baru lahir sangat penting sebagai landasan perawatan bayi selanjutnya pemahaman menyeluruh mengenai fungsi normal tubuh bayi sangat membantu bidan dalam merawat bayi baru lahir sehingga tetap sehat.
Kematian maternal merupakan suatu fenomena puncak gunung es karena kasusnya cukup banyak namun yang nampak di permukaan hanya sebagian kecil. World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa ada 500.000 kematian ibu melahirkan di seluruh dunia setiap tahunnya, 99 persen diantaranya terjadi di negara berkembang. Dari angka tersebut diperkirakan bahwa hampir satu orang ibu setiap menit meninggal akibat kehamilan dan persalinan. Angka kematian maternal di negara berkembang diperkirakan mencapai 100 sampai 1000 lebih per 100.000 kelahiran hidup, sedang di negara maju berkisar antara tujuh sampai 15 per 100.000 kelahiran hidup. Ini berarti bahwa di negara berkembang risiko kematian maternal satu diantara 29 persalinan sedangkan di negara maju satu diantara 29.000 persalinan. 1 Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba-tiba seringkali merupakan kejadian yang berbahaya. 1,2 Kegawatdaruratan obstetri merupakan kondisi kesehatan yang mengancam jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau selama dan sesudah persalinan dan kelahiran. Terdapat sekian banyak penyakit dan gangguan dalam kehamilan yang mengancam keselamatan ibu dan bayinya. 1,2 Secara umum terdapat 3 penyebab utama kematian ibu, yaitu (1) perdarahan (2) infeksi sepsis (3) hipertensi, preeklampsia, eklampsia. Mengenal kasus kegawatdaruratan obstetri secara dini sangat penting agar pertolongan yang cepat dan tepat dapat dilakukan. Mengingat klinis kasus kegawatdaruratan obstetri yang berbeda-beda dalam rentang yang cukup luas, mengenal kasus tersebut tidak selalu mudah dilakukan, bergantung pada pengetahuan, kemampuan daya pikir dan daya analisis, serta pengalaman tenaga penolong. Kesalahan ataupun kelambatan dalam menentukan kasus dapat berakibat fatal. Dalam prinsisp, pada saat menerima setiap kasus yang dihadapi harus dianggap gawat darurat atau setidaknya dianggap gawatdarurat, sampai setelah pemeriksaan selesai kasus itu ternyata bukan kasus gawatdarurat. Dalam menangani kasus kegawatdaruratan, penentuan permasalahan utama (diagnosis) dan tindakan pertolongan harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan tenang tidak panik. Semuanya dilakukan dengan cepat, cermat, dan terarah. 1,2,3
Jambura Health and Sport Journal
Tujuan penulisan artikel ini adalah memberikan asuhan komprehensif dari masa kehamilan hingga nifas pada Ny. J.P umur 22 tahun G3P1A1 di Puskesmas Sipatana. Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dan jenis penelitian studi kasus. Pedoman observasi, wawancara dan studi dokumentasi dalam bentuk format Asuhan Kebidanan mulai dari masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas sesuai dengan KEPMENKES Nomor 938/MenKes/SK/VII/2007. Hasil asuhan yang diberikan pada Ny. J.P umur 22 tahun G3P1A1 mulai dari kehamilan, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir berjalan dengan lancar serta ibu dan bayi dalam keadaan normal. Berdasarkan hasil asuhan kebidanan continuity of care yang telah dilakukan pada Ny. J.P diharapkan klien dapat menerapkan konseling yang telah diberikan selama dilakukan asuhan kebidanan sehingga kondisi ibu dan bayi tetap baik dan dapat mencegah terjadinya komplikasi hingga kematian.
Tinjauan Kasus Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal
SEAJOM: The Southeast Asia Journal of Midwifery
The maternal mortality (AKI) and the neonatal mortality (AKN) in Kabupaten Sumedang is caused by the maternal urgency and neonatal. The maternal urgency is a dangerous phenomena that can be a life-threatening caused by the problems of pregnancy, labor, and postpartum. It is the phenomena that threatens the life of newborn babies in the range of 0-28 days old. This study aimed to investigate the maternal and neonatal urgency in Puskesmas PONED Tanjungsari in 2015. Descriptive method with cross sectional approachment was used in this study. The data was retrospectively gained from the medical record of the patients that experienced maternal and neonatal urgency in Puskesmas PONED Tanjungsari Kabupaten Sumedang in 2015. The cases of maternal urgency that frequently happened in Puskesmas Tanjungsari was premature rupture of membranes that reached 28 cases or 37,8%. Meanwhile, in 2015, there was no neonatal urgency happened and recorded in Puskesmas PONED Tanjungsari. The characteristic...