SENI PREEET: SUNGUH-SUNGGUH PREEET (original) (raw)
So go On Person sudah sangat jelas bagaimana seniman membangun percaya dirinya, pengetahuan, pengalaman, pendalaman ilmunya dan harapannya. Selain itu bagaimana pengusaan teknik, konsep berpikirnya serta cara dan gaya hidupnya. Keberanian menunjukan diri di tengah hiruk pikuk persaingan seni yang sering kali kemunculannya di luar dugaan nalar. So Go On Person menjadi harapan dari kegiatan Project Pameran Preeet #1 Seniman yang disertakan adalah seniman Topreeet. Seniman yang mendapat kesempatan kali pertama: Andi Ramdani Bamboo, Boi, Dadah Subagja, Dadang Imawan, Deden FG, Nurify, Paul Lepo, Riki Antoni, Suhanda Zainal, dan Budi Dharma. Sepuluh seniman yang siap menampilkan karya Preeetnya. Seperti kata Bung Karno, “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncang dunia!” Tugas Kurapreeetor mulai dari mendampingi seniman dalam proses berkarya supaya sejalan dengan konsepnya. Melakukan diskusi dengan senimannya dalam mengembangkan konsep, memperjelas dan mempertegas konsepnya sekaligus berkunjung ke studionya masing-masing. Selain itu ketika proses berkarya berlangsung menyediakan waktu menyaksikannya dan mengawasinya. Kurapreeet tidak hanya memilih karya, namun juga membuat konsep display yang menyesuaikan dengan konsep pameran serta konsep seniman yang terlibat di Pameran Preeet, termasuk mengajak Aa Nurjaman dan Setctia Rizka Alissawarno sebagai penulis dalam pameran ini berkunjung ke setiap seniman. Selain itu Preeet So Go On Person menampilkan karya seniman dengan menghadirkan sebagian barang atau benda yang terdapat di ruang kerjanya yang khas, sekaligus mendengarkan musik favorit seniman ketika dalam proses pembuatan karya. Cara mendisplaynya mengikuti karakter karyanya dan kurapreeetornya. Bagaimana menampilkan harapan seni Preeet, bukan menampilkan seni yang facis, diktator atau racis dan bukan memfasilitasi tuntutan pasar; Juga bukan mewujudkan kehendak dari kurapreeet. Bukan juga merujuk pada keagungan keinginan orang banyak, seperti sistem demokrasi. Namun bagaimana menjunjung tinggi seni seperti kehendak seni itu sendiri yang merujuk pada keagungan yang menciptanya. Meskipun bukan menjadi betul-betul inti dari kehendak seni itu sendiri, paling tidak seperti apa yang diinginkan Preeet.