PEMBUATAN PVC (Polyvinyl Chloride) dari OLEFIN (original) (raw)
Related papers
Oleh EFEK AKUMULASI POLYCHLORINATED BIPHENYLS (PCB) PADA SEDIMEN PERAIRAN TERHADAP BIVALVIA
22 I) Pusat Penelitian Laut Dalam-LlPI Ambon Lingkungan yang kita tempati ini tidak terlepas dari pengaruh pencemaran. Meningkatnya jumlah penduduk, industrialisasi, kemajuan teknologi dan ekonomi umumnya mengbasilkan limbab yang dapatmengakibatkan dampak negatif, yakni berupa perubaban dan penurunan kualitas atau degradasi yang ada pada lingkungan, baik yang bersifat fisik, kimiawi maupun biologis. Masuknya zat pencemar PENDAHULUAN tersebut juga akan berpengaruh terhadap kondisi biota yang ada eli dalamnya, baik di darat maupun di laut. Beberapa zat pencemar yang masuk ke lingkungan perairan pada umumnya merupakan senyawa-senyawa yang dibasilkan dari aktivitas antropogenik, seperti kegiatan rumab tangga, industri, limbah pertanian maupun buangan dari aktivitas maritim lainnya. Bahan pencemar ini, kemudian akan memengaruhi kolom air dan sedimen dasar perairan tersebut (Gambar 1). Senyawa-senyawa EFFECTS OF POLYCHLORINATED BIPHENYLS (PCB) ACCUMULATION IN SEDIMENTS ON BIVALVIA. A large variety of contaminants are associated with sediment particulates, including bottom sediments. Pollutants in sediments can also accumulate in aquatic organisms through the food chain to shellfish, fish, and eventually humans. Polychlorinated biphenyls (PCB) is one of these contaminants. It is synthetic chlorinated organic chemicals compound with biphenyl as the basic unit structure. Polychlorinated biphenyls (PCB) become particular concern because of their environmental stability. bioaccumulationpotential and may affect a number ofbiological/phystologtcal processes including disruptionof the endocrinesystem function. lipid metabolism and reproduction.PCB is known to be accumulated ingonad, digestive gland, mantle, gill. muscle and affected reproduction cycle in bivalves. PCB is lipophilic contaminant that may potentially affect mobilization of lipid reserves, increasing reliance on glycogen stores, which could otherwise be utilized to supply energyfor gameto-genesis.Thus,PCB may indirectly affect glycogen stores in bivalves in a deleterious manner. PCB accumulation in bivalves is dose, time and tissue dependent. Spatial differences of the PCB concentration are strongly related to salinity. ThePCB concentration in bivalves. on the basis of dry or total weight, in general increases during summer, autumn and winter and decreases strongly during spring.
PEMBUATAN BRIKET DARI CAMPURAN LIMBAH PLASTIK LDPE, TEMPURUNG KELAPA DAN CANGKANG SAWIT
Abstrak Low Density Poly Ethylene (LDPE) merupakan jenis plastik yang sering kita jumpai berakhir sebagai limbah rumah tangga, misalnya kantong plastik dan plastik wrap. Plastik jenis ini memiliki nilai kalor yang sangat tinggi, yaitu 11.172 kalori/gram; namun akan cepat habis jika dibakar karena kadar volatile matter-nya yang mencapai 99%. Pencampuran limbah plastik LDPE dengan arang bahan biomassa seperti cangkang sawit dan tempurung kelapa yang dikenal memiliki nilai kalor tinggi dan kadar volatile matter cukup rendah dinilai sangat berpotensi untuk dijadikan sumber energi alternatif; yaitu briket; dengan kualitas yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan komposisi campuran (plastik LDPE:cangkang sawit:tempurung kelapa) dan karakteristik briket terbaik berdasarkan standar briket yang ada. Cangkang kelapa sawit yang digunakan merupakan hasil karbonisasi pada temperatur yang divariasikan mulai dari 400 0 C, 450 0 C, hingga 500 0 C. Briket dicetak dengan menggunakan perekat kanji sebanyak 2% lalu dikeringkan pada temperatur 40 0 C selama 48 jam. Briket terbaik diperoleh pada komposisi 10% massa limbah plastik LDPE, 50% massa Cangkang Sawit temperatur karbonisasi 500 0 C, dan 40 % massa Tempurung Kelapa dengan nilai kalor 7.508 kalori/gram, kadar air 4,30%, volatil matter 26,78%, dan Fixed carbon 64,97%. Briket terbaik yang dihasilkan telah memenuhi standar briket PERMEN no. 47 Th. 2006 dan standar Jepang. Abstract Low Density Poly Ethylene (LDPE) is one of the most common plastic that we can find ended as domestic waste, i.e plastic bag and plastic wrap. LDPE has a high heating value of 11.172 cal/gr, but being burnt fast by its high volatile matter which is about 99 %. The mixing of LDPE waste with biomass char such as palm shell and coconut shell that have been known have a high heating value and a low volatile matter is so potential to be used as alternative energy source; that is briquettes; with a good quality. The aim of this research is to obtain the best composition and characteristics of the briquettes based on the standard used. In this research, the briquettes made by mixing the LDPE plastic waste, palm shell, and coconut shell in various composition. Palm shell char used in this research was resulted by carbonisation in temperature ranged from 400 0 C, 450 0 C, to 500 0 C. The Briquettes molded using tapioca powder as adhesive then dried in temperatur of 40 0 C for 48 hours. Best briquette obtained in composition 10% weight of LDPE, 50% palm shell carbonized in 500 0 C, and 40% coconut shell with heating value of 7.508 cal/gr, moisture content 4,30%, volatil matter 26,78%, and Fixed carbon 64,97%. This values have been fulfilled PERMEN No. 47 Th. 2006 and Japan's standard.
PEMBUATAN FILM PLASTIK BIODEGRADABEL DARI PATI UMBI KELADI LIAR
Plastik biodegradabel merupakan salah satu produk alternatif untuk menangani limbah plastik yang semakin menumpuk di muka bumi. Pembuatan plastik biodegradabel dikembangkan karena bersifat ramah lingkungan dan terbarukan. Dalam penelitian ini, plastik biodegradabel dibuat dari pati umbi keladi liar dengan penguat kitosan dan plastisiser gliserol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi komposisi bahan, lama waktu pemasakan, dan konsentrasi asam asetat terhadap kualitas produk film plastik yang dihasilkan. Plastik biodegradabel disintesis dengan variasi konsentrasi kitosan 0% w/w; 8,3% w/w; 16,7% w/w; 25% w/w; 33,3 % w/w, waktu pemasakan 15 menit; 30 menit; 45 menit; 60 menit; 75 menit, dan konsentrasi asam asetat 1%; 5%; 10%; 15%; dan 20%. Pengujian film plastik biodegradabel dilakukan dengan uji biodegradasi, kuat tarik, dan elongasi. Hasil analisa menunjukkan kinerja optimal film plastik diperoleh dari kadar kitosan 16,7%, waktu pemasakan 45 menit dan konsentrasi asam asetat 1%. Film plastik ini dapat terdegradasi secara sempurna (degradasi 100%) dalam tempo 34 hari.
Jurnal Teknik Kimia
Limbah Polyester Staple Fiber (PSF) dan Polyester Suction Waste (PSW) merupakan produk yang tidak memenuhi spesifikasi dari industri hulu tekstil yang dijual sebagai polyester popcorn dengan harga murah. Industri mobil kelas menengah sudah menggunakan material kulit sintetis sebagai jok (seat cover). Untuk meningkatkan nilai tambah limbah PSF dan PSW, maka penelitian ini mengembangkan kulit sintetis berbasis polivinil klorida (PVC) dengan pengisi PSF dan PSW. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan PSF dan PSW serta rasio massa PVC: Dioctyl Phthalate (DOP) terhadap stabilitas termal dan kekuatan tarik pada kulit sintetis PVC. Resin yang digunakan adalah PVC dengan pemlastis DOP dan seng stearat sebagai stabilizer. Kulit sintetis tersusun atas lapisan atas dan lapisan dasar kompon PVC dengan aditif, yang kemudian dilaminasi dengan PSF atau PSW dan kain jenis woven. Rasio massa PVC: DOP divariasikan menjadi 1:2 dan 3:5; dengan variasi massa PSF dan PSW sebesar 0; 2,5 dan...
Buku ini disusun untuk memenuhi permintaan petani maupun produsen pupuk organic cair (POC). Isi buku ini saya sarikan dari beberapa artikel saya yang saya tulis di http://isroi.com. Buku ini masih banyak memiliki banyak kekurangan. Silahkan sampaikan kritik, saran, dan masukan yang membangun untuk perbaikan buku ini.
PEMBUATAN PULP DARI ALANG-ALANG
Alang-alang merupakan tanaman gulma yang jumlahnya cukup besar di Indonesia. Hingga saat ini pemanfaatan dalam jumlah yang besar terhadap alang-alang di Indonesia belum ada. Alang-alang mempunyai kandungan selulosa yang cukup tinggi. Pada penelitian pendahuluan terhadap bahan baku alang-alang mengandung kadar alfa selulosa sekitar 41,7% dan mempunyai bilangan Kappa sebesar 37,1886. Maka alangalang bisa dijadikan sebagai bahan dari pulp untuk pembuatan kertas.
Pembuatan Termoplastik Elastomer Epdm/Polietilen dengan Penambahan Pulptandan Kosong Kelapa Sawit
Talenta Conference Series: Science and Technology (ST), 2019
Telah dilakukan vulkanisasi pada campuran polietilen dan ethylene propylene diene monomer dengan penambahan variasi dikumil peroksida dan divinil benzena, dimana campuran optimum pada 1 phr DKP dan 2 phr DVB. Kemudian campuran TPE ditambahkan pengisi pulp TKKS dengan variasi 0 g, 10 g, 20 g, 30 g, dan 40 g. Pencampuran dilakukan dengan alat internal mixer pada suhu 135oC, kemudian dicetak dengan alat pres kompresor pada suhu 135oC sesuai dengan ASTM D638 sehingga diperoleh spesimen. Spesimen dikarakterisasi dengan uji kekuatan tarik dan analisa morfologi permukaan dengan SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran TPE memiliki kekuatan tarik paling tinggi didapatkan dengan penambahan 10 g serat pulp TKKS dengan nilai kekuatan tarik 19,82 MPa dan kemuluran 29,40%. Dari analisa morfologi permukaan memperlihatkan adhesi yang lemah dengan tidak meratanya penyebaran serat dalam matriks polietilen. Vulcanization of a mixture of polyethylene and ethylene propylene diene monomer had ...
Karakteristik Aspal Sebagai Bahan Pengikat Yang Ditambahkan Plastik Polyvinyl Chloride ( Pvc)
Mektrik, 2012
The objective of this research is to know characteristics of bitumen binder mixtures plastic of Polyvinyl Chloride (PVC) powder. This research was done in Highway and transportation laboratory of Civil Department, Tadulako University. Percentage of Polyvinyl Chloride powder content based on weight of bitumen. The percentage of PVC powder in bitumen are 2%, 4%, 6% and 8% respectively and comparison with properties of bitumen without additive material. The properties of bitumen include the following: the penetration value of bitumen, the Ductility value, the softening point value, density of bitumen value, loss on heating of bitumen, flash and fire point of bitumen values. The result of this research indicates that the Polyvinyl Choloride powder in bitumen between 2% to 8% still enough for spesification except on ductility properties of bitumen values. This implies that, increment the Polyvinyl Chloride in bitumen potential influence on asphalt pavement include stiffness and brittle of mixtures.