Retrofitting Javanese Traditional Games as Indonesia Culture Identity: Providing English Vocabulary (original) (raw)
Permainan tradisional Jawa merupakan salah satu budaya yang diwariskan dari masyarakat turun temurun yang sangat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya untuk mendidik anak-anak. Sayangnya, dampak game modern di era modern dari negara lain telah meruntuhkan posisi permainan lokal. Hal itu nampaknya memberi dampak negatif bagi anak-anak saat ini. Mereka cenderung fokus pada game baru di google playstore tanpa memahami nilai edukatif dari game itu. Akibatnya anak-anak meninggalkan permainan tradisional Jawa dan meninggalkan permainan edukatif. Peneliti bertujuan untuk memodifikasi permainan tradisional Jawa dalam menyajikan kosa kata bahasa Inggris bagi anak-anak untuk memotivasi mereka dalam belajar bahasa Inggris. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti mengadaptasi model Kemp and Yalden dari rancangan program instruksional untuk perkuatan permainan Tradisional Jawa. Hasilnya menunjukkan bahwa permainan Tradisional Jawa: Pembelajaran Alfabet adalah hasil yang disempurnakan dari permainan Sobyong, Pembelajaran Hari adalah hasil yang direkonstruksi dari permainan Engklek, Pembelajaran Warna adalah hasil yang disempurnakan dari permainan "Jamuran", dan Pembelajaran bagian – bagian tubuh manusia, adalah hasil yang diperbaiki dari "Oyak-Oyakan". Modifikasi permainan ini bisa dinikmati dalam proses belajar kosa kata bahasa inggris. Abstract A traditional Javanese game was one of the cultures inherited of hereditary society which has great value to society, specifically to educate the children. Unfortunately, the impact a lot of modern games in modern era from other countries has demolished the position of local games. It seem gave negative impact for children today. They tend to focus on new game (download new game continuously) in Google play store without understanding educative value of it's game. Consequently the children abandon traditional Javanese game and leave educative game. The researcher aimed to retrofit traditional Javanese games to provide English vocabulary for children in order to motivate them in Learning English. To solve the problem the researcher adapted Kemp and Yalden model of instructional program design to retrofitting Javanese traditional game. The result showed that Javanese traditional games: Learning alphabet was the result retrofitted from Sobyong game, Learning days was the result retrofitted from Engklek game, Learning Colors was the result retrofitted from " Jamuran " game, and Learning part of body was the result retrofitted from "Oyak-Oyakan". These modification games could be enjoyed in English vocabulary learning process.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.