KESEHATAN DAN KESELAMATAN PADA ORGANISASI KERJA (original) (raw)

KEPUASAN KERJA DAN PERILAKU KEWARGAAN ORGANISASIONAL PADA KARYAWAN

Jurnal SPIRITS Vol.4, No.2, Mei 2014, 2014

When employees work, there must be expected by employees. That expectation is the fulfillment of job satisfaction. By the fulfilled of job satisfaction, employees will emerge organizational citizenship behavior. The companies in the beginning need to fulfill employees job satisfaction. But if the job satisfaction of employees is fulfilled, then the companies also feel its benefit, because employees will show organizational citizenship behavior. Therefore, this study will test the relationship between job satisfaction and organizational citizenship behavior on employees. Data collection was conducted at PT. Bali Tourism Development, PO Box 3, 80363 Nusa Dua, Bali in June 2011. The subjects of this study are 50 employees. The reliability score of Job Satisfaction Scale is 0,906 and the reliability score of Organizational Citizenship Behavior scale is 0,965. The normality score of job satisfaction variable is 0.867 and the normality score of Organizational Citizenship Behavior is 0.245. Job satisfaction and organizational citizenship behavioral is linear because its probability score is 0.052. From correlation score is 0,287 and probability score is 0.043, it indicates that there is a relationship between job satisfaction and organizational citizenship behavior. The coefficient of determination is 0.08. From the result of this study is expected to contribute to the sciences such as Industrial Organizational Psychology, Organizational Behavior, Human Resource Management and Industrial Relation and also practically to the sustainability of the company as an employer and employee as workers.

TUGAS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Di era golbalisasi menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk di sektor kesehatan. Untuk itu kita perlu mengem-bangkan dan meningkatkan K3 disektor kesehatan dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efesiensi. Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan/pekerja di sektor kesehatan tidak terkecuali di Rumah Sakit maupun perkantoran, akan terpajan dengan resiko bahaya di tempat kerjanya. Resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat tergantung jenis pekerjaannya. Dari hasil penelitian di sarana kesehatan Rumah Sakit, sekitar 1.505 tenaga kerja wanita di Rumah Sakit Paris mengalami gangguan muskuloskeletal (16%) di mana 47% dari gangguan tersebut berupa nyeri di daerah tulang punggung dan pinggang. Dan dilaporkan juga pada 5.057 perawat wanita di 18 Rumah Sakit didapatkan 566 perawat wanita adanya hubungan kausal antara pemajanan gas anestesi dengan gejala neoropsikologi antara lain berupa mual, kelelahan, kesemutan, keram pada lengan dan tangan. Di perkantoran, sebuah studi mengenai bangunan kantor modern di Singapura dilaporkan bahwa 312 responden ditemukan 33% mengalami gejala Sick Building Syndrome (SBS). Keluhan mereka umumnya cepat lelah 45%, hidung mampat 40%, sakit kepala 46%, kulit kemerahan 16%, tenggorokan kering 43%, iritasi mata 37%, lemah 31%. Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23 mengenai kesehatan kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja wajib diseleng-garakan pada setiap tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan yang besar bagi pekerja agar dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, untuk memperoleh produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja.

MANAJEMEN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA DALAM OPERASI KEMANUSIAAN

2021

ABSTRAKSI Bekerja di daerah bencana atau paska bencana (termasuk konflik bersenjata) bagi sukarelawan dan pekerja kemanusiaan merupakan kondisi yang penuh dengan ketidakamanan. Oleh karenanya perlu dipastikan oleh Lembaga Kemanusiaan tempat mereka berkhidmat dapat memastikan terjaminnya keamanan, keselamatan dan kesehatan para sukarelawan dan pekerja kemanusiaannya. Membuat kondisi kerja yang aman, selamat dan sehat memerlukan sebuah manajemen pengelolaan risiko, manajemen pengelolaan risiko dapat menggunakan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Manajemen ini dapat berjalan dengan baik dan membuahkan hasil zero accident bila seluruh komponen terlibat, mulai dari manjemen sampai sukarelawan dan pekerja kemanusiaan dan juga penyuplai, kontraktor dan donatur. Dalam penerapan sistem manajemen K3 dalam operasi kemanusiaan diperlukan sebuah panduan yang kebetulan masih tergolong langka. Oleh karenanyalah buku ini hadir untuk membantu pengelola, sukarelawan dan pekerja kemanusiaan dalam menerapkan K3. ABSTRACT Working in disaster or post-disaster areas (including armed conflict) for volunteers and humanitarian workers is a condition full of insecurity. Therefore, it is necessary to ensure that the Humanitarian Institution where they serve can ensure the security, safety and health of the volunteers and humanitarian workers. Creating safe, secure and healthy working conditions requires a risk management; risk management can use an occupational health and safety management system (K3/OSH). This management can run well and produce zero accident results if all components are involved, from management to volunteers and humanitarian workers as well as suppliers, contractors and donors. In implementing the OHS management system in humanitarian operations, a guide is needed which incidentally is still relatively rare. Therefore, this book is here to assist managers, volunteers and humanitarian workers in implementing OSH.

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA KEGIATAN PERTAMBANGAN

Sophie Ayuning Rahma, 2022

Mining is an industry that processes natural resources by processing mining products to produce final products that humans need. So, mining materials are one of the important symbols in the world today where natural resources are number one in Indonesia and even in the world along with developments. One of the characteristics of the mining industry is that it is capital intensive, technology intensive and has a high risk. One of the main risks of mining is neglecting OHS implementation. If K3 is not implemented properly it will be very detrimental to the community, not only causing financial losses but also losing everything if employees experience work accidents that lead to death. For this reason, it is necessary to implement mining OHS to ensure trouble-free operations and prevent occupational accidents, hazardous events and occupational diseases.

LAPORAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Oleh: KELOMPOK 8 Septina Rizky [217 01 061] Wahyu Lestari [217 01 081] Muh. Fahri Asmin [215 01 052] PROGRAM SARJANA PROGRAM STUDI S1 TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI KENDARI 2018 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wahrahmatullahi wabarukatuh Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berjudul "Penerapan K3 di Bandara Halu Oleo Kendari" dengan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya bimbingan dan sumbangan pemikiran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dosen matakuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yang telah memberi ilmu serta pengarahan dalam pembuatan makalah ini. 2. Bapak dan Ibu yang telah memberikan doa sehingga makalah ini dapat terselesaikan diwaktu yang telah ditentukan.