PENGARUH TINGGI TUMPUKAN BIJI KELOR TERHADAP PENURUNAN KESADAHAN AIR (original) (raw)
2018, Prosiding Seminar Nasional Teknologi, Inovasi dan Aplikasi di Lingkungan Tropis
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh tinggi tumpukan biji kelor terhadap penurunan kesadahan air dengan cara adsorbsi menggunakan biji kelor, Bahan penelitian yang digunakan adalah biji kelor yang telah tua dan kering dipohon. Biji kelor di keringkan pada suhu 40oC dan dihaluskan pada ayakan lolos mesh no 4 dan tertahan pada ayakan mesh no 8. Biji kelor dimasukkan kedalam tabung pada ketinggian 10 cm, 15 cm dan 20 cm dan dimasukkan air sadah yang telah dibuat hingga tinggi maksimun tabung, di tentukan kesadahan awal (C A0) dan setiap interval 10 menit air sadah dikeluarkan dalam tabung 25 ml dan di tentukan nilai kesadahannya hingga menit ke 100. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase penyerapann biji kelor tertinggi terhadap kesadahaan adalah pada tinggi tumpukan biji kelor h=20 cm sebesar 89.05% dengan nilai optimasi koefisien transfer massanya sebesar 0,008 perdetik.. Kata kunci: tinggi tumpukan, biji kelor, kesadahan 1. PENDAHULUAN Air dalam keperluan sehari-hari, digunakan untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan keperluan vital lainnya. Oleh karena itu air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan, baik syarat kualitas maupun syarat kuantitas (Kusnaedi, 2002). Air sadah yang telah melebihi batas maksimum (≥ 500 mg/lt), dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan. Menurut WHO dampak yang timbul dari penggunaan air sadah tersebut terhadap kesehatan berupa penyumbatan pembuluh darah jantung (cardiovascular disease) dan batu ginjal (urolithiasis). Kesadahan dalam air dapat mengakibatkan kerugian ekonomi, yaitu pemakaian sabun yang menjadi boros karena buih yang dihasilkan sedikit, serta menyebabkan terjadinya penyumbatan pada pipa logam oleh endapan CaCO3 sereta timbulnya kerak pada peralatan yang terbuat dari logam dan. Kerak yang ditimbulkan tersebut dapat menyebabkan transfer panas yang dibutuhkan harus lebih besar sereta waktu yang diperlukan lebih lama (Park, et al., 2007). Pemanfaatan bahan-bahan koagulan alamiah seperti biji kelor dimungkinkan dapat menggantikan bahan koagulan sintetis seperti alum, sehingga permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat desa khususnya dan industri pengolahan air umumnya dapat teratasi. Disisi lain pemanfaatan biji kelor yang selama ini jarang digunakan tentunya akan meningkatnya nilai tambah dan pada akhirnya akan membantu kesejahteraan masyarakat. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah menentukan pengaruh tinggi tumpukan biji kelor terhadap persentase penurunan kesadahan air. Selain itu, ingin pula dicara nilai tetapa transfer massa pada setiap variasi ketinggian tumpukan biji kelor.