Kolonisasi FIFA terhadap Dunia: Analisis dengan Pendekatan Kritis dalam Komunikasi Organisasi (original) (raw)

GLOBALIZATION AND SPORT SOVEREIGNTY ANALISA KRITIS TERHADAP KEPUTUSAN FIFA SEBAGAI ORGANISASI INTERNASIONAL DALAM MEMBERIKAN SANKSI TERHADAP SEPAK BOLA INDONESIA

In some respects critics have grounds to grouch that recent years have seen too much literature about globalization, yet this paper attempt to capture the far side of globalization in the context of global private governance that currently received an increase attention by the international milieu. This paper focus on the unrelenting dissension of Football Association of Indonesia (PSSI) and Ministry of Youth and Sports of the Republic of Indonesia (KEMENPORA) that leads into FIFA’s decision to impose a sanction for Indonesia to participate in the world football agenda is the representation of injustice decision and ignorance behavior by international organization. More than just the act of arrogance but it is the presumption of FIFA’s domination as a global governance over Nation-State in the context of football. Moreover this paper provide rigorous analysis through the case that FIFA as football’s global regulator has been able to force national governments and regulators to forsake interference in football’s matters even in case of flagrant failures of private governance. The exploration supports the claim that FIFA is providing irreplaceable governance contributions embody an institutional equilibrium able to resist challenges. Moreover, private governance by FIFA provisions that organize through regional institutions underneath FIFA’s authority can shape their political environment and legitimate their sport sovereignty over nations. By the case of KEMENPORA versus PSSI this paper reveals that FIFA’s victories to maintain the autonomy of its governance body are highly problematic since they discourage national governments to fight misconduct in sport while it can be doubted that private governance alone can deal with the regulatory problems at stake. Keywords: Global Governance, Nation-State, Private Governance, Football, FIFA, KEMENPORA, FIFA.

KONFLIK DALAM ORGANISASI

Konflik di dalam organisasi dapat menimbulkan konsekuensi positif dan negatif. Dapat mendorong inovasi organisasi. kreatifitas dan adaptasi. Organisasi tidak berkembang bisa juga karena pimpinan terlalu berpuas diri, sehingga kurang peka terhadap perubahan dari faktor lingkungan eksternal, tidak ada perbedaan pendapat maupun gagasan baru. Sekalipun beberapa konflik yang terjadi bermanfaat bagi kemajuan organisasi, akan tetapi konflik yang sering terjadi dan muncul kepermukaan adalah konflik yang bersifat disfung¬sional. Konflik seperti itu dapat menurunkan produktivitas, menim¬bulkan ketidakpuasan, meningkatkan ketegangan dan stres dalam organisasi. Kehadiran konflik biasanya diawali dengan munculnya bibit konflik, sehingga para pemimpin baik formal maupun informal bertanggung jawab untuk mengidentifikasi sumber dan tipe bibit-bibit konflik secara dini, menganalisa akibat yang harus ditanggung, serta mengidentifikasi kekuatan dan kelemahannya untuk menentukan langkah preventif secara tepat. Jika tahap pertama tidak dapat diatasi dan bibit konflik meningkat, maka anggota organisasi akan semakin jeli terhadap kehadiran bibit tersebut, dan sering menimbulkan dampak emosional.

Budaya Organisasi dan Tantangan Globalisasi

2010

An organization’s culture is formed by the founder of the organization as meaning together to enhance the progress and effectiveness of a company. Much evidence suggests that a strong culture of an organization has led the organization in a better success rate. But in this era of globalization, as now, there are challenges facing the organization, which could affect the culture of an organization. With the disappearance of borders between countries, facilitate the entry of the culture of the countries (developed countries) to other countries. This is also true for an organization. Cultural organizations have been formed would be a challenge due to organization. Cultural organization formed to improve corporate performance an corporate activities will be more effective. Organizations wherever it operates, will not be separated from the influence of globalization. If the organization does not anticipate the rapid cultural changes coused by globalization, the globalization that...

Pendahuluan mengenai Komunikasi organisasi

Komunikasi memiliki peran yang penting di semua bidang, baik itu pada individu maupun dalam organisasi. Khususnya bagi organisasi pemerintah, komunikasi bermanfaat untuk membangun hubungan antara badan-badan dan dinas-dinas yang ada dalam organisasi tersebut. Organisasi pemerintah ialah organisasi kompleks yang diciptakan oleh Undang-Undang dan bertugas mengatur dan mengadministrasikan Undang-Undang. Fungsinya bersifat otoritatif dalam pengertian yang sangat dalam dan sangat formal (Salusu, 2005:15). Adanya struktur organisasi yang memiliki banyak badan dan letak yang berbeda-beda membuat koordinasi dalam organisasi pemerintah memerlukan sistem komunikasi yang baik. Juga sistem birokrasi yang sulit karena mengacu pada hierarki membuat komunikasi menjadi perlu dioptimalkan. Komunikasi yang efektif dapat menjadi usaha yang baik dalam mengoptimalkan koordinasi dan hubungan antar badan dalam organisasi pemerintah.

FUNGSIONALISASI KONFLIK DALAM ORGANISASI DAKWAH

ABSTRAK Konflik tidak selamanya jelek. Konflik akan memberikan nilai manfaat, apabila konflik dapat dikelola secara baik. Sebaliknya, konflik memang akan menjadi musibah apabila tidak dikelola dengan baik. Semua orang, karena interaksinya dengan orang lain atau lingkungannya, pasti tidak pernah tidak mengalami konflik. Konflik yang dialami mungkin karena berhubungan dengan orang lain, atau tidak sesuai dengan manajemen, atau berlainan budaya, atau berkaitan dengan lingkungan yang tidak mendukung, baik hanya secara individual/personality, atau intra/intergroup, atau intra/antarorganisasi. Konflik antar-orang di dalam organisasi atau kelompok lebih sering terjadi karena kurangnya komunikasi yang menyebabkan minimnya informasi yang diperoleh, sehingga mengakibatkan munculnya salah persepsi atau salah pengertian. Oleh karena itu, manajer atau pemimpin suatu organisasi harus memiliki skill yang baik dalam berkomunikasi. Dengan skill tersebut manajer dapat mengelola konflik menjadi fungsional dalam organisasi. Dalam Islam diajarkan bahwa di antara orang-orang yang berkonflik harus diislahkan, tidak boleh dibiarkan larut dalam konflik yang terjadi. Sebab jika larut, hingga akhirnya konfrontasi atau putus hubungan, justru akan merugikan kedua belah pihak. Orang-orang yang memutuskan silaturrahim diancam tidak akan mendapatkan nikmatnya surga. Sangat boleh jadi sorga itu diartikan sebagai kesenangan. Nah, jika konflik dibiarkan saja, maka kesenangan akan terganggu. Penanganan konflik harus berangkat dari akar persoalan, sehingga tidak salah menemukan alternatif penyelesaiannya.

MANAJEMEN KONFLIK DALAM ORGANISASI

Nuryatus Zahroh, 2023

Konflik adalah suatu proses sosial di antara dua orang atau lebih, di mana salah satu pihak berusaha untuk menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau tidak berdaya. Menurut Gibson (1977:347), suatu hubungan tidak hanya dapat menimbulkan kerjasama tetapi juga konflik yang dapat timbul dalam suatu organisasi dikarenakan pada setiap bagian dalam organisasi mempunyai kepentingan atau tujuan sendiri-sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain. Maka dari itu manajemen konflik pada suatu organisasi merupakan aspek yang sangat penting dalam mewujudkan organisasi yang sehat, produktif, dan damai dalam menjalankan organisasi tersebut. Kemampuan dalam mengelola konflik dengan baik merupakan suatu kunci dalam menyukseskan organisasi tersebut dan dapat membantu organisasi bisa mencapai tujuan dengan lebih efektif.

Rangkuman Komunikasi dalam Organisasi

Dalam sebuah kegiatan organisasi baik manajerial maupun non manajerial, komunikasi sangat di perlukan karena komunikasi merupakan proses yang didalamnya terdapat fungsi manajemen perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan agar dapat dicapai tujuan bersama. Proses komunikasi memungkinkan manajer untuk melaksanakan tugas-tugas para pegawainya. Sedangkan komunikasi tertulis dan lisan adalah bagian esensi pengawasan, jadi manajer dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen mereka hanya melalui interaksi dan kkomunikasi dengan pihak lain.