Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart (original) (raw)
Related papers
PTK (penelitian tindakan kelas) model kemmis dan Mc Taggrat
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik penelitian tindakan kelas (classroom action research). Dalam penelitian tindakan kelas, guru dapat meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran yang ia lakukan di kelas, melalui tindakan-tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi. Hal ini sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas yaitu adanya tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Hal ini sejalan dengan pendapat Suyanto (Basrowi, 2008: 26) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang besifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran secara lebih profesional. Sedangkan menurut Hopkins (Basrowi, 2008: 26), classroom action research merupakan salah satu jenuis penelitian tindakan yang bersifat praktis sebab penelitian ini menyangkut kegiatan yang dipraktikan guru sehari-hari. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktek pembelajaran yang ada. Stephen Corey (Yunus, 2009:105) mendefinisikan penelitian tindakan sebagai seperangkat yang bertujuan untuk memperbaiki dan mengevaluasi keputusan dan tindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan tindakan tersebut. Penelitian tindakan kelas juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis di mana keempat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statisterselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Kemiss & mcTaggart (Basrowi, 2008 : 26). Priyono (Basrowi, 2008: 48) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah strategi pengembangan profesi guru karena (a) menempatkan guru sebagai peneliti, bukan sebagai informan pasif, (b) menempatkan guru sebagai sebagai agen perubahan, dan (c) mengutamakan kerja kelompok antara guru, siswa dan staf pimpinan sekolah lainnya dalam membangun kinerja sekolah sekolah yang lebih baik. Tujuan dilakukannya penelitian tindakan kelas adalah untuk : 1) peningkatan dan perbaikan praktek pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru. 2) perbaikan dan peningkatan layanan professional guru dalam menangani proses belajar mengajar. 3) terwujudnya proses latihan dalam jabatan selama proses penelitian berlangsung. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan kegitatan langsung yang berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Dengan melakukan penelitian tindakan kelas seorang guru bisa menggambarkan manfaat penelitian bagi guru itu sendiri atau guru yang lain. Kebiasaan seorang guru untuk melaksanakan penilitian tindakan kelas dapat mencerminkan bahwa guru tersebut mampu mengadakan inovasi dan mengembangkan program pembelajaran. Adapun mengenai tujuan akhir penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan (1) kualitas praktik pembelajaran di sekolah, (2) relevansi pendidikan, (3) mutu hasil pendidikan, dan (4) efisiensi pengelolaan pendidikan. Suyanto (Basrowi, 2008: 52). B. Desain Penelitian Desain penelitian yang dipergunakan berbentuk siklus yang mengacu pada model kemmis dan Mc Taggrat. Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali hingga tercapai tujuan yang diharapkan. Rencana penelitian tindakan kelas ini, terdiri dari 3 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang diselidiki. Desain yang dipergunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk spiral atau siklus diambil dari Kemis dan MC Taggart yang terlihat pada gambar di bawah ini. Perencanaan Gambar 3.1 Model PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Menurut Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2008:16)
Anda adalah guru yang sudah banyak jam terbangnya, bukan? Pasti Anda punya banyak pengalaman, baik manis maupun pahit, dalam mengajar. Pengalaman manis dapat Anda rasakan ketika siswa-siswa Anda berhasil meraih prestasi, yang sebagian merupakan kontribusi Anda. Dan, Anda pasti menginginkan siswa-siswa Anda selalu berhasil meraih prestasi terbaik. Namun, mungkin keinginan Anda yang mulia tersebut lebih sering tidak tercapai karena berbagai alasan. Misalnya, mungkin Anda sering menemukan siswasiswa tidak bersemangat, kurang termotivasi, kurang percaya diri, kurang disiplin, kurang bertanggung jawab dsb. Pasti Anda sudah melakukan upaya untuk mengatasinya, tetapi mungkin hasilnya masih jauh dari yang Anda inginkan.
Penelitian Tindakan Kelas tentang Nilai dan Norma
Sartika R Nababan, 2020
ABSTRAK SARTIKA RICOANA NABABAN. 2020. Meningkatkan Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelas X SMA YPPK Asisi Sentani Pokok Bahasan Nilai dan Norma (Alienasi) melalui Pendekatan Konstruktivisme. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Penerapan Pendekatan Konstruktivisme pada Materi Nilai dan Norma ( Alienasi ) pada Siswa Kelas X SMA YPPK Asisi Sentani. sebelum diajar tanpa menggunakan “Pendekatan Konstruktivisme” dan sesudah diajar dengan menggunakan “Pendekatan Konstruktivisme”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi dengan pendekatan konstruktivisme siswa kelas X SMA YPPK Asisi Sentani. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom Action Reaserch) yaitu berdaur ulang/ siklus yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, dengan subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA YPPK Asisi Sentani dengan 22 orang siswa yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 9 orang perempuan pada tahun pelajaran 2020/2021 semester genap dengan mata pelajaran sosiologi. Data yang terkumpul dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil analisis kuantitatif data hasil belajar sosiologi menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar pada siklus I berada pada kategori sedang , dengan nilai rata-rata 59,09% dan pada siklus II meningkat menjadi 72,27%. Analisis kualitatif menunjukkan juga terdapat peningkatan aktivitas belajar sosiologi siswa kelas X SMA YPPK Asisi Sentani. Peningkatan tersebut diperoleh setelah terjadi perubahan tindakan pada siklus II dengan melakukan berbagai perbaikan yaitu dengan cara memberikan motivasi, memperhatikan siswa yang dianggap kurang mampu, membimbing siswa dalam menentukan tujuan pembelajaran, serta melaksanakan proses belajar sesuai keinginan siswa. Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan konstruktivisme, dapat meningkatkan hasil belajar sosiologi siswa kelas X SMA YPPK Asisi Sentani.
Melakukan Penelitian Tindakan Kelas
Ulumuddin, 2019
The paper explores the classroom action research as one of research methodologies. This kind of research methodology aims to solve learning and teaching problems and improve the quality of education. There are four models of classroom action research, namely Kurt Lewin model, Stephen Kemmis and Robyn McTaggart model, Margaret Riel model, and Robert P. Pelton model. To make the models easy to apply, the authors show an example of classroom action research framework.
8cmetode-penelitian-tindakan-kelas
Penelitian tindakan (action research) termasuk dalam ruang lingkup penelitian terapan (applied research) yang menggabungkan antara pengetahuan, penelitian dan tindakan. Action research mempunyai kesamaan dengan penelitian: participatory research, collaborative inquiry, emancipatory research, action learning, dan contextual action research. Secara sederhana, action research merupakan "learning by doing" yang di terapkan dalam konteks pekerjaan seseorang. Pada saat seseorang bekerja, dia selalu menghasilkan ide-ide baru yang diwujudkan dalam tindakan untuk memperbaiki proses maupun hasil pekerjaannya Penyelenggaraan pendidikan di lembaga pendidikan formal dilaksanakan oleh tenaga pendidik (guru) dan tenaga kependidikan (kepala sekolah dan pengawas). Dalam konteks pekerjaan tersebut, guru menerapkan action research pada kegiatan belajar mengajar di kelas sedangkan kepala sekolah menerapkan action research untuk memperbaiki manajemen sekolah. Action research yang dilakukan oleh guru dinamakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) sedangkan action research yang dilakukan kepala sekolah dinamakan penelitian tindakan sekolah (school action research)
Penelitian Tindakan Kelas PTK legiman
Guru wajib melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesional berkelanjutan (PKB). Salah satu kegiatan PKB guru adalah melaksanakan penelitian. Penelitian yang sesuai dan dapat dirasakan langsung manfaatnya adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Dengan melaksanakan PTK diharapkan permasalahan dalam pembelajaran dapat diselesaikan. PTK adalah suatu bentuk penelitian tindakan yang dilaksanakan melalui refleksi diri yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan. PTK dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. PTK dilakukan dalam beberapa siklus dan setiap siklusnya terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Kata kunci: guru, profesional, penelitian tindakan kelas.
Penelitian Tindakan Kelas/Pendidikan
Peningkatan mutu pendidikan menjadi tugas semua pihak, baik pemerintah, ilmuwan maupun praktisi pendidikan. Salah satu upaya peningkatan pendidikan dalam lingkup sekolah adalah dengan melakukan riset pendidikan. Sudah lama dalam dunia riset pendidikan, pihak sekolah atau guru tidak banyak dilibatkan karena riset sering dilakukan oleh pihak luar tanpa banyak melibatkan pihak sekolah atau guru untuk selanjutnya diadakan perbaikan yang berarti bagi sekolah dan bagi guru untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
makalah penelitian tindakan kelas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu cara yang digunakan untuk memperbaiki suatu proses pembelajaran, yaitu melakukan penelitian tindakan kelas. Menurut Sukardi (2006: 1) kelas pada prinsipnya adalah penegasan yang mencerminkan tempat penelitian berlangsung. Penelitian tindakan di bidang pendidikan dapat dilakukan dikelas, sekolah, atau tempat lain yang berkaitan dengan kegiatan sekolah. Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu jenis penelitian pendidikan yang penting untuk dipahami oleh para guru. Penelitian Tindakan Kelas secara langsung berkorelasi dengan upaya guru untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas kinerjanya, utamanya dalam proses pembelajaran dikelas. Penelitian tindakan kelas (PTK) semakin lebih dikenal oleh para guru dan para pendidik, serta para pengambil kebijakan pendidikan karena penelitian tindakan kelas memang mempunyai kelebihan nyata, yaitu mampu memberikan ide, perlakuan atau treatment nyata yang berupa tindakan perbaikan praktis yang bisa dirasakan langsung oleh para responden yaitu guru atau siswa yang diteliti. Guru sebagai pendidik diharapkan dapat menjadi lebih peka terhadap permasalahan pembelajaran, banyak sekali persoalan yang dihadapi guru dalam suasana pembelajaran yang ia hadapi, yang jika masalah tersebut tidak dapat diatasi, maka akan menghambat tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Untuk itulah dibutuhkan suatu penelitian pendidikan yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki kinerjanya. Hal-hal yang perlu dikuasai guru yaitu konsep dasar metode penelitian pendidikan yang meliputi pengenalan penelitian tindakan, prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, dan pembuatan laporan hasil Penelitian