ORMAS MILISI, ELEKTORASI LOKAL BALI DAN MASA DEPAN DEMOKRASI (original) (raw)

Peran milisi di tingkat lokal memiliki kontribusi penting dalam penguatan demokrasi atau justru sebaiknya melemahkan demokrasi. Kontestasi yang terjadi akan dilihat melalui studi perilaku elektoral yang ditampilkan dalam masa pilkada atau pasca pilkada serta peristiwa tertentu yang patut dicatat. Fenomena munculnya milisi dan bagaimana mereka berkontribusi dalam mengambil manfaat dalam berjalannya demokrasi sudah banyak dilakukan. Kajian tim peneliti memperhatikan sisi institusionalism choice theory sebagaimana milisi menggunakan kalkulasi untung rugi berdasarkan benefit yang kemudian diakomodasi menjadi struktur bagian dalam birokrasi. Kajian utama Ormas Milisi lokal Bali ini memiliki perbedaan dengan daerah lain misalnya FPI dan Forum Betawi Rembuk di Jakarta karena tulisan ini juga akan mengkaji pada sisi genealogi internal milisi dan bagaimana mereka menyikapi demokrasi. Proses premanisme yang sedang dalam posisi tiarap di Bali sejak tahun 2016 menunjukkan sudah tidak ada lagi kata 'preman narsis' yaitu foto figur orang kuat lokal yang dipajang di Baliho yang marak di kota/kabupaten di Bali sebagai sarana kampanye. Temuan riset dengan jenis kualitatif deskriptif analitis ini lebih mengutamakan strategi observasi dan wawancara mendalam yang dilakukan oleh tim penulis selama rentang tahun 2016-2017. Data penelitian menunjukkan bahwa kelompok-kelompok milisi di Bali ternyata justru memiliki performa yang cukup menarik yang belum terpotret oleh kajian-kajian sebelumnya. Hal ini adalah munculnya fenomena mimikri yaitu fenomena kemunculan ormas milisi baru yang tidak lain adalah pecahan dari induk ormas milisi yang sudah ada sebelumnya. Ormas milisi baru ini terkadang hadir mengadopsi sistem nilai yang sudah ada sebelumnya atau justru sama sekali baru termasuk dalam orientasi dukungan politiknya dalam elektorasi Pemilukada atau Pilgub. Perilaku Ormas Milisi di Bali ini berpengaruh pada masa depan demokrasi apa bila hukum positif Undang-Undang Ormas tidak mengakomodasi budaya setempat dan lokalitas yang laten.

Loading...

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.