KONSTRUKSI ALAT UKUR PSIKOLOGI (original) (raw)

KONSTRUKSI ALAT UKUR ASERTIF

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pengukuran Perilaku asertif adalah perilaku yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk membangun komunikasi dengan orang lain sehingga interaksi dengan orang lain atau dengan lingkungan sosial dapat berjalan dengan lancar dan tetap saling terjaga antara hak-hak masing-masing individu. Dengan memiliki sikap atau perilaku asertif ini seseorang akan lebih jujur kepada orang lain, karena ia mampu menyampaikan apa yang difikiran, diinginkan, dirasakan serta segala hal yang menjadi unek-uneknya kepada orang lain, tanpa mengurangi atau melanggar hak-hak orang. Seseorang yang asertif biasanya lebih mampu menghadapi konflik dan kecemasan daripada orang yang tidak asertif (Massong, dkk, 1982). Orang yang asertif mampu memberikan tanggapan terhadap masalah yang mempengaruhi hidupnya, mampu membela diri ketika diperlakukan tidak adil, dan mampu menyatakan cintanya terhadap orang yang berarti dalam hidupnya. Sebaliknya, orang yang tidak asertif secara umum mengalami stres yang meningkat yang disertai munculnya kemarahan, frustrasi, perasaan terbebani secara tidak adil, dan ketidakberdayaan untuk melakukan apa yang diinginkan (Atkinson, dkk, dalam Prabana, 1997). Seseorang yang asertif

"PSIKOLOGI SALAT"

Yayasan Cendekia Pendidikan Muslim, 2023

Era revolusi industri 4.0 dengan kiprah globalisasi membuat manusia semakin cenderung memperhatikan hal- hal yang jauh dari dirinya. Selain itu, meningkatnya problematika sosial dalam kehidupan secara otomatis memunculkan gerakan sosial yang disebut oleh pakar era revolusi sosial 5.0. Padahal era revolusi industri 4.0 sedang berjalan (running). Dampaknya adalah tingginya tingkat stres dan depresi yang dianggap sebagai penyakit zaman ini. Oleh karena itu, penting bagi manusia modern memiliki kualitas spritual yang tinggi, agar dehumanisasi tidak terjadi seiring melajunya sains dan teknologi. Sains dan teknologi mesti dikendalikan, demikian pula dehumanisasi revolusi sosial 5.0 perlu disikapi dengan serius. Hanya jiwa-jiwa yang telah mencapai tingkat elit spritual lah yang mampu memberi solusi atas masalah ini. Ada orang yang sangat jeli ketika memahami Al Qur'an, sehingga menemukan apa yang disebut dengan salat khusyuk yang sebenarnya. Bagi orang yang dimaksudkan ini, salat tidak hanya ritual verbalis saja seperti yang selama ini dipahami. Tetapi, hatinya hadir kehadapan Tuhannya. Bahkan salat bukan sekedar bahan diskusi yang bersifat fisik, yaitu terkait membaca ushalli di setiap mengawali, membaca doa qunut, cara meletakkan kedua tangan, menggerakkan telunjuk jari ketika membaca tasyahud, dan semacamnya. Diskusi tentang hal ini penting. Akan tetapi, bagi orang yang memahami salat yang sebenarnya salat, ada lagi hal yang teramat fondamental, yaitu terkait hakekat salat itu sendiri, yaitu bagaimana salat bisa mengubah perilaku seseorang. Hal itu sama dengan tujuan ibadah puasa, yaitu untuk meraih derajat taqwa tetapi dinyatakan di dalam hadits. Ada sebagian orang berpuasa tidak memperoleh dari puasanya kecuali lapar dan dahaga. Begitu pun salat, banyak orang melaksanakan salat tetapi tidak memperoleh manfaat dari salatnya kecuali sekedar menggugurkan kewajibannya. Buku berjudul “Psikologi Salat” Mengelola Stres Di Era Pendidikan Abad 21 (Perspektif Pendidikan Ruhani berbasis Kecerdasan Ruhiologi)” hadir tepat di tengah kegalauan manusia, terutama para akademisi yang sedang bingung mencari solusi atas perilaku manusia modern. Melalui buku ini, penulisnya mengajak pembaca untuk memikirkan hakikat diri sebagai hamba Tuhan yang mempunyai relasi transenden secara spritual. Relasi trasenden tersebut dilakukan melalui ibadah salat yang khusyuk. Hasilnya adalah sebuah kecerdasan ruhani yang berisi nilai-nilai holistik untuk merubah perilaku dan cara pandang kita terhadap diri sendiri. Kecerdasan ruhani tersebut diistilahkan dengan kecerdasan ruhiologi atau Ruhiologi Quotient (RQ).

PENGUKURAN PSIKOLOGI

Pengukuran adalah bagian esensial kegiatan keilmuan. Psikologi sebagai cabang ilmu pengetahuan yang relative lebih muda harus banyak berbuat dalam hal pengukuran ini agar eksistensinya, baik dilihat dari segi teori maupun aplikasi makin mantap.

NASKAH BUKU PSIKOLOGI

Psikologi: Metode, Hubungan Psikologi dengan Ilmu-Ilmu Lain, Tujuan mempelajari psikologi dan Sejarah Psikologi.....

MAKALAH PSIKOLOGI

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik, dan ilhamnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas dari dosen kami Ibu Dwi Novita Indikasari M.Psi. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Tangerang, 04 Oktober 2016 Penyusun