ANALISIS PENENTUAN LOKASI AGROINDUSTRI PADI DI KABUPATEN LAMONGAN (original) (raw)
Related papers
DAMPAK LAHAN MARJINAL TERHADAP PRODUKSI PERTANIAN PADI DI KOTA BANDAR LAMPUNG
Abstrak Dalam ekonomi dan pertanian, lahan mencakup semua sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan di bawah, pada, maupun diatas permukaan suatu bidang geografis. Salah satu manfaat lahan adalah dapat digunakan sebagai perkebunan, untuk menghasilkan komoditas-komoditas tertentu. Lahan yang dimanfaatkan untuk aktivitas tersebut, disebut sebagai lahan perkebunan atau pertanian. Salah satu komoditas pertanian, yang dihasilkan oleh kota Bandar Lampung adalah padi. Lahan marjinal adalah lahan yang kehilangan kemampuan untuk mendukung kegiatan fisiologis tumbuhan yang disebabkan oleh kondisi fisik maupun kegiatan manusia. Krantz (1958) mengemukakan bahwa penilaian produktivitas suatu lahan bukan hanya berdasarkan kesuburan alami, tetapi juga respons tanah dan tanaman terhadap aplikasi teknologi pengelolaan lahan yang diterapkan. Menurut Karda (2005), lahan marjinal merupakan lahan yang miskin unsur hara, ketersediaan air dan curah hujan terbatas, solum tanahnya tipis dan topografinya berbukit-bukit sehingga produktivitas rendah. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan suatu tanah itu menjadi marjinal, diantaranya adalah kekeringan lahan, curah hujan, topografi, jenis tanah, dan aktivitas manusia. Kesuburan tanah dipengaruhi oleh cadangan hara, sehingga cadangan hara yang rendah menyebabkan tanah menjadi tidak produktif. Cadangan hara yang rendah ditemukan pada jenis tanah yang terbentuk oleh batuan sedimen masam. Selain itu, pengairan yang tidak cukup (kekeringan) juga membuat tanah menjadi tidak produktif. Aktivitas manusia, seperti pembangunan tempat tinggal atau pembukaan hutan juga memiliki peran dalam terbentuknya lahan marjinal. Lahan-lahan marjinal yang memiliki tanah tentu akan mempengaruhi tingkat produktivitas komoditas pertanian seperti padi. Pertumbuhan padi yang terhambat oleh lahan marjinal tentu akan berdampak pada produktivitas padi masyarakat kota Bandar Lampung tersebut. Penelitian ini menggunakan metode pembuatan peta dengan overlay curah hujan dan jenis tanah untuk memperoleh wilayah-wilayah
ANALISIS STRUKTUR PASAR BENIH PADI DI KABUPATEN MADIUN
Yudha Kusuma Wardhana, 2019
The objective of this research is to identify the system of rice seed marketing using market structur approach. Market structure measurement uses market share analysis, CR4 (Concentration Ratio for Biggest Four), Herfindahl Hirschman Index (IHH), Rosenbluth Index (IR), and Entropy Index (IE) and descriptive analysis methods. The results of the study indicate that the structure of the seed market in Madiun Regency leads to oligopoly. Of the 5 analysis tools 3 of them produced the oligopoly market structure. In product differentiation there are differences in varieties and types of packaging. On barriers to market entry there are obstacles to technical capital, government regulations and potential competitors. Market information is categorized as high, which means market information is easily obtained by rice seed producers and marketing institutions.
DESKRIPSI PENGEMBANGAN PADI LOKAL (Studi Kasus Padi Pandanwangi Cianjur)
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad, 2018
ABSTRAKMenghadapi era kompetitif saat ini, hanya mereka yang dinamis, responsif, inovatif dan kompetitif yang akan bertahan. Karena itu, idealnya daya saing harus didorong oleh inovasi dan kreativitas. Upaya paling mendasar untuk dapat bersaing adalah mengupayakan realisasi penggunaan sumber daya yang efisien. Ini berarti bahwa penggunaan sumber daya harus difokuskan untuk menghasilkan produk yang memberikan hasil terbaik, dalam arti menghasilkan jumlah produk yang optimal dan kualitas terbaik, dengan biaya serendah mungkin. Salah satu langkah yang dapat diambil untuk mendapatkan produk yang kompetitif adalah menghasilkan produk yang unik dan berbeda dari produk lainnya. Dalam keragaman kekayaan alam Indonesia, hal ini dapat dilakukan dengan memproduksi produk-produk lokal dengan keunggulan spesifik yang dimiliki. Kajian ini bertujuan untuk membentuk model pengembangan padi lokal (padi pandanwangi) yang adaptif terhadap berbagai perubahan, baik perubahan sosial, ekonomi maupun lingk...
2021
The success of upland rice farming in increasing farmers' income requires high participation in farming management in order to provide optimal results. The purposes of this study were to determine the socio-economic characteristics of farmers, to analyze farming, to determine farmer participation, and to analyze the factors that determine the participation of Dayak Kenyah farmers in upland rice farming. This research was conducted in Long Anai and Sungai Bawang Villages, Kutai Kartanegara District. The characteristics of upland rice farming of the Dayak Kenyah tribe in terms of gender, age, education level, number of family dependents, land area, and income. Upland rice farmers of Dayak Kenyah tribe still apply cultural customs in most stages of upland rice farming. The level of community participation was high and is at the partnership stage. The factors that determine the participation of Dayak Kenyah tribe farmers in upland rice farming are culture, ideas, labor, working time...
Prosiding Seminar Nasional dan Forum Ilmiah Tahunan Ikatan Surveyor Indonesia, Yogyakarta, 31 Okt 2013, 2013
""Soil survey for the assessment of land capability and land suitability was done in Lombok Island in 2013 by the Center for Integration and Thematic Mapping, Geospatial Information Agency. In the survey, resulting Land Capability Map and Land Suitability Map for a variety of uses (agricultural crops, plantations, tourism, mining, fisheries and livestock), were given at scale of 1:25.000. This paper presents part of the interpretation of the survey, with East Lombok regency and rice crops as a case study. Land suitability analysis for rice field was done using the Automated Land Evaluation System (ALES). Land use and land cover of existing rice field was delineated using high-resolution data from IKONOS imagery, resulted from the work of Ministry of Agriculture in 2012. Land use and land cover outside the rice field were interpreted using SPOT-5 imagery of 2012. The results of the analysis are interpreted in terms of the potential of rice field intensification and the potential of extensification of land potentially used for rice field. The result of analysis showed that in East Lombok regency, there are still possible to do the intensification and extensification of rice field to increase rice production in order to improve regional food security. Keywords: land suitability, intensification, extensification, automated land evaluation system ""
Impac Analysis of Farmer Groups Performance towards Farmers' Income of Rice Farming System in South Manokwari District, West Papua Province. The existence of farmers' groups has a strategic role to improve the productivity and income of farmers in West Papua; therefore, it is required to enhance their performances through several approaches including monitoring. This study aims to analyze the performance of farmer groups and to assess the income of rice farmers. The research was conducted in Oransbari District, South Manokwari Regency, West Papua Province, around June 2014. Data collection was done through interviews with a semi-structured questionnaire involving 40 farmers, which were selected using simple random sampling method. Data collected was analyzed with a quantitative descriptive analysis and a non-parametric statistical analysis. The study illustrated that the performance of farmers' respondents are in the category of good. They are also close to the ideal organizational nature and supportive of local government. The result also showed that farmer organizations have a strong legality. Farmer cooperators provide a greater absolute income than non-cooperators where the difference is very significant according to statistical tests. However, the relationship between organizational performance farmers group and revenue is still weak. The reason could occur due to weakness of the implementation of technical and institutional innovations as well as the lack of monitoring system. It is suggested that the assistance program can be improved both in term of intensity and quality including the synergy of technical innovation and institutional. ABSTRAK Keberadaan kelompok tani (poktan) memiliki peran strategis dalam upaya peningkatan produktivitas dan pendapatan petani di Papua Barat. Oleh karena itu perlu ditingkatkan kinerjanya melalui berbagai cara termasuk pendampingan. Pengkajian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja kelompok tani dan menganalisis pendapatan usahatani padi petani yang dilakukan di Distrik Oransbari, Kabupaten Manokwari Selatan, Provinsi Papua Barat, pada Juni 2014. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan bantuan kuesioner semi terstruktur terhadap 40 orang petani yang terpilih secara acak sederhana. Data yang terkumpul di analisis secara deskriptif kuantitatif dan dipertajam dengan analisis statistik non parametrik. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa kinerja poktan binaan termasuk dalam kategori baik, memiliki karakteristik yang mendekati sifat organisasi ideal, mendapat dukungan dari pemerintah setempat, serta memiliki legalitas yang kuat. Secara statistik usahatani padi petani kooperator berbeda nyata dengan usahatani petani padi non kooperator. Pendapatan absolut usahatani petani kooperator lebih tinggi dari non kooperator, sehingga layak untuk dikembangkan. Namun demikian, hubungan antara kinerja organisasi kelompoktani dengan pendapatan masih lemah, kontribusinya relatif rendah. Hal ini dapat disebabkan karena kurang sinergisnya sistem pendampingan pada saat implementasi inovasi teknis dan kelembagaan. Untuk itu disarankan agar program pendampingan perlu terus ditingkatkan, baik intensitas maupun kualitasnya, termasuk sinergitas implementasi inovasi teknis dan kelembagaan. Kata kunci: kelompok tani, kinerja organisasi, usahatani padi, pendapatan
EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DI WILAYAH SUB DAS PRONGGO DAN SUB DAS TERMAS PONGGOK KABUPATEN PACITAN
Penelitian ini bertujuan mengkaji kesesuaian penggunaan lahan dan melakukan penilaian kemampuan lahan. Metode penelitian menggunakan survei lapangan dengan pendekatan satuan lahan. Pengambilan sampel melalui cara acak dengan mempertimbangkan jenis tanah dan penggunaan lahan serta aksesibilitas jalan pada lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kemampuan lahan II memiliki potensi lahan yang tinggi, sehingga dapat diusahakan untuk pertanian dan permukiman. Kelas kemampuan lahan IV dengan pengelolaan terbatas, sehingga di perlukan tindakan konservasi, seperti pembuatan teras bangku. Kelas kemampuan lahan VI dan VII merupakan lahan dengan potensi rendah atau sulit diusahakan untuk pertanian, kelas kemampuan lahan ini diperuntukan untuk tanaman kehutanan dan padang pengembalaan. Kata Kunci : Daerah Aliran Sungai, Penggunaan Lahan, Kemampuan Lahan
This study aimed to determine the suitability classes of land and improvement efforts in order to develop lowland and upland rice in the Bila Tabang village of Tabang Sub District. Survey fieldwork was conducted with making mini profile (1.2 x 1.2 x 1 m) for morphological properties of the samples that were carried out at a depth of 0-30 cm and 30-60 cm, while drilling carried around a mini profile with composite method (8 points) for the analysis of the nature of soil physic/chemical. The data obtained were analyzed using standard criteria of the Soil Research Institute, Centre for Research and Development of Land and Agro-climate, Agricultural Research Agency, the Department of Agriculture in 2003 that use of land quality criteria which include temperature, availability of water, availability of oxygen, rooting media, nutrient retention, sodisitas, erosion and land preparation. Each area was divided into several quality characteristics of land used as a reference to assess the characteristics of the land so that this land can be determined several factors limiting the growth of rice crops to be developed. The survey showed that the actual land suitability classes are marginally suitable (S3) for lowland paddy as well as upland rice, but compliance can be improved through efforts to improve by adding the organic matter, fertilizing, liming, drainage, terracing and guludan so that potential land suitability class to be quite suitable (S2).
DINAMIKA KONVERSI LAHAN SAWAH TERHADAP DAMPAK PRODUKSI PADI DI KALIMANTAN UTARA
DINAMIKA KONVERSI LAHAN SAWAH TERHADAP DAMPAK PRODUKSI PADI DI KALIMANTAN UTARA, 2024
Bertambahnya penduduk yang terus meningkat diwilayah Kalimantan Utara sangat berpengaruh pada penyediaan lahan dan menjadi konversi lahan pertanian yang tidak bisa dihindari, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika laju konversi lahan di Kalimantan Utara,faktor yang mempengaruhi konversi lahan, serta dampak ekologis yang ditimbulkan. Selain itu, penelitian ini juga berupaya mengidentifikasi strategi pengelolaan lahan yang berkelanjutan untuk meminimalisir dampak negatif. Hal ini dipicu oleh pertumbuhan populasi, urbanisasi, dan kebutuhan ekonomi yang meningkat. konversi lahan memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan ekonomi, hal ini juga dapat membawa dampak negatif terhadap lahan pertanian. Model analisis menggunakan pendekatan dengan analisis data sekunder dari berbagai sumber, dari BPS, laporan pemerintah, dan jurnal ilmiah. Data dianalisis menggunakan metode statistik untuk mengidentifikasi tren dan pola konversi lahan dalam kurun waktu tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju konversi lahan cenderung meningkat secara signifikan , terutama di daerah perkotaan dan kawasan industri. Faktor utama yang mendorong konversi lahan meliputi pertumbuhan populasi, urbanisasi, dan pembangunan infrastruktur.