Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI X) 2016 Riset Multidisiplin untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional ANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY (original) (raw)
Abstrak Ketika proses pemesinan dilaksanakan untuk meningkatkan laju produksi, maka dapat dilakukan dengan peningkatan kecepatan potong, namun hal tersebut akan menyebabkan mata pahat mengalami keausan yang lebih cepat, apabila proses berlangsung terus menerus, maka pada suatu saat mata pahat akan rusak dan efeknya kondisi permukaan objek yang dihasilkan menjadi lebih kasar. Kajian ini dilakukan untuk menganalisis topografi permukaan logam pada proses pemesinan milling sebagai efek dari penggunaan variasi parameter pemotongan, agar diketahui penggunaan parameter pemotongan yang optimal untuk menghasilkan kondisi topografi permukaan logam yang baik. Penelitian ini dilakukan menggunakan mesin milling CNC Mazak. Logam yang digunakan adalah Aluminium Alloy 6061 dengan dimensi panjang: 50 mm, lebar: 50 mm, tinggi: 50 mm. Lima variasi tingkat kecepatan pemotongan digunakan antara lain 52, 56, 60, 64, dan 68 m / min, kedalaman potong 0,2 mm. Benda kerja yang dihasilkan dari proses milling dilakukan pengukuran kekasaran permukaan menggunakan alat ukur surface test Mitutoyo.Pengamatan topografi permukaan benda kerja dilakukan menggunakan mikroskop digital. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa kecepatan potong memberi efek perubahan terhadap nilai kekasaran permukaan benda kerja, semakin tinggi kecepatan potong yang digunakan maka nilai kekasaran permukaan yang dihasikan menjadi lebih kecil. Pada kecepatan pemotongan dibawah 60 m/min, mata pahat HSS menghasilkan nilai kekasaran permukaan yang halus, sedangkan pada kecepatan potong diatas 60 m/min tanpa menggunakan pendingin, mata pahat potong karbida menghasilkan kekasaran permukaan yang kecil. Nilai kekasaran permukaan yang terkecil diperoleh sebesar 1,92 mikron pada kecepatan potong dari 68 m/min menggunakan mata pahat karbida. Dari analisis topografi permukaan benda kerja diketahui bahwa semakin besar nilai kekasaran permukaan benda kerja, maka jarak sayatan yang terjadi pada topografi permukaan logam menunjukkan semakin lebar. Kata kunci: Topografi, kekasaran permukaan, kecepatan potong, proses milling. PENDAHULUAN Pemesinan logam merupakan salah satu proses pembentukan logam yang umum digunakan dalam industry manufaktur. Proses pemotongan logam merupakan suatu proses yang digunakan untuk merubah bentuk logam sehingga menjadi bentuk yang diinginkan menggantikan bahan-bahan lain seperti kayu karena sifatnya yang lunak,mudah dibentuk,serta tahan terhadap korosi sehingga membuat aplikasi aluminium membutuhkan proses penanganan yang khusus dalam melakukan proses pemesinan. Penggunaan kecepatan pemotongan yang tinggi akan mengakibatkan umur pahat yang pendek, namun waktu produksi akan menjadi singkat dan kekasaran permukaan menjadi lebih halus. Sedangkan peningkatan hantaran pemotongan akan mengakibatkan kekasaran permukaan meningkat, begitu juga dengan peningkatan kedalaman potong akan memberi efek terhadap meningkatnya gaya dan daya pemotongan. Oleh karena itu perlu ditentukan suatu kombinasi parameter pemotongan yang sesuai untuk menghasilkan kondisi permukaan benda kerja yang baik. Untuk setiap jenis benda kerja dan mata pahat yang digunakan memiliki nilai parameter tersendiri, perubahan parameter pemotongan akan memberi efek terhadap proses pemesinan dan hasil produk. Untuk itu perlu diketahui