Relevansi Dakwah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam Periode Makkah Dengan Tantangan Dakwah di Masa Kini (original) (raw)

Membumikan Dakwah DI Era Kini

2018

Di zaman kini, ilmu pengetahuan mendominasi kehidupan umat manusia. Seiring berjalannya waktu ia semakin berkembang pesat, tidak terkecuali dalam bidang teknologi komunikasi dan informasi yaitu dengan munculnya internet. Dengan kemajuan tersebut telah memudah masyarakat dalam mengakses setiap hal, terlebih dengan munculnya internet yang membuat dunia seakan berada di genggaman tangan. Dalam pengertian yang luas, dakwah adalah upaya untuk mengajak seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) agar memeluk dan mengamalkan ajaran Islam atau untuk mewujudkan ajaran Islam kedalam kehidupan yang nyata. Dakwah dalam konteks ini dapat bermakna pembangunan kualitas sumber daya manusia, pengentasan kemiskinan,memerangi kebodohan dan keterbelakangan serta pembebasan melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan. Ada beberapa hal yang mesti menjadi perhatian bersama dalam upaya membumikan dakwah di era kini, yaitu dengan cara menyeimbangkan antara peluang dan tantangan dakwah melalui media internet. Pelu...

Dakwah Islamiyah Dan Tantangannya DI Era Digital

Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman, 2020

INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG) CILACAP LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Al-Muqkidz : Jurnal Kajian Keislaman Jl. Kemerdekaan Barat No.17 Kesugihan-Cilacap || https://ejournal.iaiig.ac.id/index.php/amk Issn SK no. : 0005.235/JI.3.2/SK.

Sejarah Dan Problematika Dakwah Rasulullah Saw

2020

Rasulullah SAW was known as a preacher, leader and teacher who became a role model for Muslims. During the preaching of the Prophet Muhammad passed through two periods, namely the Mecca period and the Medina period. Both of these periods have characteristics from the side of mad'u, if the Mecca period had one type of mad'u, only the Quraysh disbelievers would deny Allah. Whereas in the Medina period the characteristics of mad'u were more religious which consisted of hypocrites, Jews and believers (Ansar and Muhajirin). The propaganda of Madinah Rasulullah peace be upon him can be applied in Indonesia, namely by dominating national markets and national politics (becoming head of the State). Because if a preacher can master this, then he will be able to apply the method of hasanah mauidzah, wisdom and reciprocity in overlap.

Transformasi Dakwah di Masa Pandemi Covid-19

Artikel, 2020

ABSTRAK Saat ini dunia dilanda krisis akibat muncunya covid-19 dan berdampak pada kehidupan sosial di masyarakat. Dakwah pada dasarnya adalah suatu kebutuhan bagi umat Islam. Dakwah merupakan salah satu cara untuk menyapaikan pesan-pesan kebaikan kepada masyarakat. Terjadi transformasi dalam kegiatan dakwah sejak masa pandemi. Perubahan tersebut yang biasanya dilakukan secara klasik atau tatap muka antara dai dan mad'u sekarang bertransformasi berubah melalui platform media sosial daring yang tersedia. Jika dikaitkan dengan perubahan era informasi yang semakin kompleks, maka banyak masalah yang harus dihadapi dan perlu penyelesain melalui pesan-pesan dakwah. Oleh karena itu, sebagai dai penting untuk mengetahui dan mengoperasikan platform media daring berbasis virtual untuk menyampaikan pesa-pesan dakwah kepada masyarakat khalayak. Materi-materi yang disampaikan berkaitan dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi. Kata Kunci: Transformasi. Dakwah. Pandemi Covid-19

TANTANGAN DAKWAH (Haruskah Dakwah Dipersulit Atau Dipermudah?)

RETORIKA : Jurnal Kajian Komunikasi dan Penyiaran Islam

Dalam berdakwah menghadapi hambatan adalah suatu keniscayaan. Hambatan banyak variannya bisa datang dari seorang da’i atau dari objek dakwah itu sendiri. Kewajiban seorang da’i harus mampu mengatasi berbagai macam problematika dakwah. Ada model hambatan dakwah yang bersifat alamiah, kemampuan intelektual atau kurang bijak dalam mengaplikasikan etika dan estetika. Tulisan ini adalah model kualitatif, studi kepustakaan dengan basis sumber utama buku klasik ilmu dakwah yang berliteratur bahasa Arab, didukung pula dengan khasanah buku Tsaqofah Islamiyah. Adapun data sekundernya adalah wawasan yang bersumber dari website baik berupa artikel jurnal, surat kabar atau sumber lainya. Sebagai kesimpulan, seorang da’i dituntut untuk berlaku bijak dalam menjalankan misi dakwahnya. Mempermudah adalah solusinya, pahami orang lain itu punya latar belakang dan pengalaman hidup yang berbeda-beda. Permudahlah dengan memperhatikan tahapan dalam menyampaikan misi, tidak terlalu banyak membebani t...

Bab 3 Dakwah Rasulullah Pada Periode Madinah

Banyak orang yang berpendapat bahwa Rasulullah Saw. hijrah ke Yatsrib karena alasan untuk menyelamatkan dan melindungi diri dari hinaan, siksaan dan kekerasan kafir Quraisy Makkah. Itu adalah pendapat yang kurang benar. Karena sebenarnya setiap langkah dan tindakan yang dilakukan beliau itu telah melalui pemikiran cerdas dan cermat. Rasulullah Saw. tidak pernah takut, sembunyi, menghindar, apalagi lari dari kafir Quraisy dan para penghalang dakwah Islam. Karena itu kegiatan hijrah Rasulullah Saw. beserta para sahabat harus dimaknai untuk memperluas dan mengembangkan wilayah dakwah Islam. Sementara kehadiran Rasulullah Saw. sudah dinanti-nantikan masyarakat Yatsrib (Madinah) yang telah mendengar berita adanya seorang pemimpin yang sangat cerdas, amanah, bijak, ramah dan santun, tegas dan jujur. Mereka berharap bisa melindungi dan memecehkan berbagai masalah dan membangun masyarakat yang beradab. Masih ingin mendapat informasi dari sejarah perjuangan sang idola kita ini? Ikuti terus jalannya pembelajaran saat ini

Pendekatan Dakwah Nabi Muhammad SAW

Pendekatan Dakwah Nabi Muhammad SAW, 2018

Agama Islam adalah agama dakwah baik secara teoritis maupun praktis. Agama dakwah adalah agama yang megharuskan pemeluknya untuk menyampaikan ajaran agama terebut kepada orang lain, bahkan kepada seluruh umat manusia. Pembagian agama dakwah dan non dakwah pertama kali dikemukakan oleh prof. Max Muller. Agama Islam, Kristen dan Budha digolongkan sebagai agama dakwah, sementara Yahudi, Brahma dan Zoroaster termasuk agama non dakwah. Sebagai agama dakwah, kedudukan Islam melebihi agama –agama dakwah yang lain hal ini merupakan klaim Islam sendiri sebagai agama wahyu terakhir dan agama penyempurna ( reformasi definitive ) dari agama-agama sebelumnya terutama agama Yahudi dan Nasrani. Dakwah berarti seruan Islam bukan hanya ceramah dan publikasi tetapi meliputi seluruh aktifitas kehidupan masyarakat, dengan kata lain dakwah berarti islamisasi menyeluruh terhadap masyarakat. Berdasarkan ayat al-Qur’an ( Q.S. al-Syura : 15; Q.S an-Nahl :125; Q.S. Fushilat: 33 ), bahwa dakwah bukan hanya keharusan melainkan tugas terbesar kaum muslimin yang mesti ditunaikan. Oleh sebab itu dapat difahamai jika semangat untuk mendakwahkan ajaran Islam terus tertanam pada jiwa setiap muslim sejati. Bahkan cita-cita muslim adalah menjadikan manusia dalam kehidupan Islam dalam semua aspeknya baik teologi, hukum, maupun akhlak dapat diterima menjadi system hidup seluruh umat manusia. Kenyataan tersebut menjadikan dakwah sebagai inti dari ajaran Islam karena eksistensi Islam di muka bumi berbanding lurus dengan kegiatan dakwah yang dilakukan oleh penganutnya. Penyebaran Islam ke seluruh dunia tidak terlepas dari aktifitas dakwah sejak zaman Rasulullah SAW hingga saat ini. Nabi Muhammad SAW sendiri telah melaksanakan dakwah sebaik-baiknya sejak beliau menerima risalah Islam hingga akhir hayatnya. Dengan demikian beliau adalah da’i pertama dalam Islam. Selanjutnya para sahabat beliau melanjutkan dakwahnya sepenuh hati berkat pemahaman yang mendalam serta petunjuk dari sunah Rasul itu sendiri. Keberhasilan dakwah sendiri tidak terlaepas dari keberhasilan da’i pertama yaitu Rasulullah dalam menyampaikan risalahnya. Dalam berdakwah beliau menggunakan teknik, cara, metode serta pendekatan-pendekatan yang efektif dan efesien. Hal ini sejalan dengan ungkapan ‘at-tariqotu ahammu min maddah’ teknik, cara, metode atau pendekatan lebih penting dari materi itu sendiri. Dalam dakwah meskipun yang disampaikan hanya satu ayat tetapi melalui pendekatan pendekatan yang sesuai dengan kondisi mad’u maka dakwah akan berjalan mangkus dan sangkil sebagaimana yang dipraktekan oleh Rasulullah. Hal ini mengisyaratkan materi dakwah bukanlah segala-galanya bagi seorang da’i. Sejatinya persyaratan utama dan pertama bagi seorang da’i adalah kesediaan untuk berjuang, ketulusan berbakti dan ketepatan metode serta pendekatan dalam menjabarkan pesan-pesan Ilahi dalam realitas sosial. Pendekatan dakwah ( Preaching Approach ) yang dilakukan Nabi muhammad SAW diantaranya pendekatan personal( Manhaj al-Sirri ), pendidikan ( Manhaj al-Ta’lim ), penawaran ( Manhaj al-Ardh ), misi ( Manhaj al-Bi’tsah ), korespondensi ( Manhaj al-Mukatabah ) serta pendekatan diskusi ( Manhaj al-Mujadalah).

Tantangan Dakwah Dalam Arus Perkembangan Media Sosial

2020

The development of social media today seems like mushrooms that blossom in the rainy season. Where the presence of social media has removed the veil that is in the midst of social life. Likewise in the world of da’wah, social media gives a new color in its development, so that in practice the dak’wah has shifted, currently preaching is not only from the pulpit pulpit but by sitting sweetly in front of a television screen or computer mad’u has been able to enjoy propaganda. In its development, social media currently generally supports and becomes an unparalled propanganda media. This can be seen from the number of da’wah interpreters who use social media for da’wah, such as; youtube, instagram, facebook and the like. The advancement and up-to-date social media not only gives positive inpact and response to the world of da’wah, like two sides of a coin, there is a positive side that is felt by the da’wah world. The other side also presents a new challenge for the world of dak’wah. ...

Ushul Fiqh dan Tantangan Era Modern

An important role in responding to various contemporary issues, including the challenges that arise in the digital era. The digital era is characterized by rapid advances in information technology, massive use of social media, and the development of the digital economy such as ecommerce and fintech. The main challenge facing ushul fiqh in this context is how to apply the principles of Islamic law to new phenomena that have no precedent in classical literature. The development of an ushul fiqh methodology that is adaptive and responsive to changing times is crucial. This includes renewal in ijtihad, understanding of maqasid al-shariah, as well as integration with the science of Ushul fiqh, as a methodological basis for adopting Islamic law, which has modernity. This abstract explores the importance of ushul fiqh in facing the digital era and how contemporary ulama can respond to technological developments to remain relevant and applicable in the lives of Muslims.