PENGETAHUAN UMUM STRUKTUR BETON BERTULANG (original) (raw)

KAJIAN KERUNTUHAN BANGUNAN BETON BERTULANG

Tulisan ini akan menjelaskan mengenai cara pemeriksaan suatu bangunan struktur beton bertulang yang mengalami kegagalan konstruksi, sehingga dapat menjadi dasar untuk melakukan perbaikan. Penelitian ini mengambil kasus keruntuhan bangunan Tribun stuktur beton bertulang pada proyek renovasi kolam renang dan fasilitas pendukungnya tahun 2015 kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut. Pemeriksaan awal dilakukan dengan pengamatan visual (kualitatif) sebelum dilanjutkan dengan pengukuran kuantitatif (Hammer Test) dan pemodelan komputer yang menggunakan Software Staad Pro v8i. Berdasarkan hasil pengamatan visual dapat diketahui bahwa keseluruhan balok dan pelat lantai mengalami keruntuhan, sehingga harus dilakukan pembongkaran, kolom masih dalam kondisi baik hanya dilakukan perbaikan minor saja, perancah kayu galam yang digunakan terlalu kecil, pelepasan perancah terlalu cepat sebelum umur beton mencapai 28 hari. Sedangkan hasil pengujian kuantitatif terhadap kolom beton dengan Hammer Test menunjukkan bahwa nilai pantul (Rebound) sebesar 33,355 dan mutu beton berkisar antara 116,640 kg/cm2 sd. 229,780 kg/cm2, hal ini berarti kualitas keseragaman mutu beton pada kolom dapat diperkirakan cukup baik sesuai rencana K-225 (225 kg/cm2). Dari hasil permodelan komputer dengan menggunakan Staad Pro v8i dapat diketahui bahwa tegangan kritis yang terjadi pada balok dan pelat lokasinya sesuai dengan lokasi keruntuhan yang terjadi. Dan hasil desain penulangan software menunjukkan bahwa penulangan tarik balok (3D12 dan 3D16) lebih besar daripada tulangan tarik yang digunakan (2D12). Sehingga dapat disimpulkan bahwa keruntuhan struktur beton Tribun lebih dikarenakan 3 faktor yaitu: faktor desain penulangan balok yang tidak mampu memikul beban, faktor pengerasan balok dan pelat beton yang masih belum cukup umur, faktor kekuatan perancah yang tidak mampu menahan beban balok dan pelat lantai selama proses pengerasan beton. This paper studied about analizing the building construction failure of reinforced concrete structure, for the next steps of repairing. This study examined the building collapse case of reinforced concrete tribune structure on the year 2015 swimming pool renovation and supporting facility project in Pelaihari Tanah Laut district. The preliminary investigation conducted with qualitative visual observation before and the continuing with the quantitative measurement by Hammer Test and computational modeling using Staad Pro v8i aid. Based on the results of visual observations show that the collapse occurred on overall beams and floor, so it should be demolised, the columns are still in good condition by minor repairing only required, Galam wooden scaffolding used is seemed too small and also the scaffolding was released too quickly before the concrete reaches 28 days age. The quantitative test results against concrete column with hammer test showed that the rebound values of concrete reach the value of 33.355 and the quality of concrete ranging between 116.640 kg/cm2 up to 229.780 kg/cm2, the uniformity quality of concrete on the column can be estimated quite well according to design strength of K-225 (225 kg/cm2). From the results of computational modeling using Staad Pro v8i showed that the critical stress occurs at the beam and plate at the same location as that of the occurred collapse. Result from reinforcement software design showed that the tensile reinforcement in beam failure (3D12 and 3D16) is greater than that of 2D12 reinforcement. It can be concluded that the collapse of tribune concrete structures is due to three factors: reinforcement beam design too small, hardening beams and concrete slab still not yet hardened concrete, scaffolding strength below the allowable beam and slab supporting load during the hardening process of concrete.

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG SESUAI SNI 2847:2019

SKRIPSI, 2022

STRUCTURAL PLANNING OF REINFORCED CONCRETE BUILDING GEDUNG K UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO Yosapat Nashulah 1 , M. Agus Salim Al-Fathoni 2 , Besty Afriandini 3 ABSTRACT This research will plan a reinforced concrete lecture building at Muhammadiyah University Purwokerto. In order to meet the needs of students for learning infrastructure, it is necessary to add lecture buildings. The purpose of this study was to plan the dimensions of the structure, reinforcement, and deviation between floors of Building K, University of Muhammadiyah Purwokerto. Planning aspects include the structure and drawings of a fivestory college building with a building area of 6980 m with U layout . This study also analyzes the deviation between floors and the effect of P-Delta stability that occurs to determine whether the designed structure is safe and in accordance with SNI regulations. The existing structure analysis was carried out with the help of SAP 2000 V22 software. The results of the plan will use a reinforced concrete structure with f'c 26.4 MPa (K 300) with the quality of threaded reinforcing steel fy 420 MPa and the quality of plain reinforcing steel fy 280 MPa. The dimensions of the concrete structure are as follows, the roof slab is 100 mm thick, the floor slab is 120 mm thick, the stairs and landing plates are 120 mm thick, the shear wall is 300 mm thick, and the beam dimensions are divided into 5 types, B1 400 mm x 600mm, B2 350 mm x 500 mm , B3 300 mm x 400 mm, B4 200 mm x 300 mm, B5 200 mm x 250mm. Column dimensions are divided into 3 types, K1 500 mm x 500 mm, K2 400 mm x 400 mm,and K3 300 mm x 300 mm. The structure is safe against drift between floors and the effect of P-Delta stability. 2 Keywords: Building Structure, Interfloor Deviation, P-Delta Stability Effect, Reinforcement of Beams, Columns, and Slabs, Sap 2000 V22.

PEMBEBANAN-DAN-DIMENSI-STRUKTUR-BETON-TULANG

Kecuali harus dapat memikul beban gravitasi/beban vertikal struktur banguanan tinggi harus dapat memikul beban gempa. Meskipun para insinyur arsitek akan mengerjakan dan mempertanggung jawabkan perhitungan struktur bangunan tinggi. Hal ini diperlukan agar supaya dalam merancang bangunan tinggi tidak berbuat liar dan menyimpang dari prinsip-prinsip perancangan bangunan tinggi, meskipun diinginkan gedung yang sculptural, monumental berbventuk patung. Jadi dalam memehami kelakukan struktural bangunan tinggi pada waktu mengalami beban gempa, digunkan pemahaman beban statis ekivalen, dan analisi statis, dan bukan analisa dinamis seperti harus dilakukan oleh para spesialist ilmu struktur bangunan tinggi: para insinyur sipil struktur. Pada koleksi dokumentas kegagalan gedung bertingkat akibat gempa,dapat dilihat kegagalan struktur gedung tinggi akibat gaya horizontal maupun momen tumbang akibat gempa berat di daerah California dan sebagainya. Dari kerusakana gedung akibat gempa Meksiko dapat dipelajari bahwa gedung bertingkat telah mengalami pullout, gedung tercabut dari fundasinya, karena beban mati gedung terlalu kecil, sehingga momen tumbanng terlalu kecil, sedanggkan bangunan yang terlalu tinggi tidak mengalami pullout. Pada kerusakan atau kegagalan kolom akibat beban gempa vertikal gempa, kita lihat kolom-kolom yanmg mengalami kegagalan tekuk atau buckling failure, sehingga gedung runtuh total, lantai-lantai berimpit atau mengalami pancaking. Di daerah gempa berat, penggunaan inti struktural memperkecil resiko keruntuhan total akibat kegagalan tekuk kolom. Pusat Pengembangan Bahan Ajar -UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT TEKNOLOGI BANGUNAN 6 MODUL 4

EVALUASI DAKTALITAS STRUKTUR BETON BERTULANG AKIBAT PENGARUH DINDING PENGISI BATA MERAH

Dinding pengisi bata merah sangat jarang diperhitungkan keberadaannya dalam perencanaan suatu struktur beton bertulang. Hal ini mengakibatkan pengaruh kekuatan dan kekakuan dinding pengisi tidak diperhitungkan dalam perencanaan suatu bangunan. Sering sekali dalam perencanaan bangunan diasumsikan sebagai struktur open frame dengan dinding bata non struktural hanya sebagai beban gravitasi yang bekerja pada balok. Padahal pada berbagai kasus gedung dengan pengaruh gempa, ternyata dinding bata ikut memikul beban lateral. Hal ini dapat dilihat dengan terjadinya pola retakan pada dinding bata yang menunjukkan terjadi transfer beban dari portal ke dinding bata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar perubahan daktilitas struktur akibat pengaruh dinding bata merah ABSTRACT The clay brick infill panels are seldom included in design analysis of reinforced concrete structural systems. So that it influences the strength and stiffness of the infill panels not considered in planning building construction. Usually, in designing, the structural system is assumed as an open frame structure with non structural clay brick panels considered as gravity loads on the beam. In facts, in many earthquake cases, the panels participates in carry on the lateral load. The crack pattern on panels show that the load transfering from frame to panels. The aim of this study was to find out the influence of the clay brick panels on structure ductility.

ANALISA PERHITUNGAN KONSTRUKSI BETON BERTULANG BERDASARKAN METODE KEKUATAN BATAS

Peraturan dan standar persyaratan struktur bangunan pada hakekatnya ditujukan untuk kesejahteraan umat manusia, untuk mencegah korban manusia. Oleh karena itu, peraturan struktur bangunan harus menetapkan syarat minimum yang berhubungan dengan segi keamanan. Dengan demikian perlu disadari bahwa suatu peraturan bangunan bukanlah hanya diperlukan sebagai petunjuk praktis yang disarankan untuk dilaksanakan, bukan hanya merupakan buku pegangan pelaksanaan, bukan pula dimaksudkan untuk menggantikan pengetahuan, pertimbangan teknik, serta pengalaman-pengalaman di masa lalu. Suatu peraturan bangunan tidak membebaskan tanggung jawab pihak perencana untuk menghasilkan struktur bangunan yang ekonomis dan yang lebih penting, adalah keamanan. Di Indonesia, peraturan atau pedoman standar yang mengatur perencanaan dan pelaksanaan bangunan beton bertulang telah beberapa kali mengalami perubahan dan pembaharuan, sejak Peraturan Beton Indonesia 1995 (PBI 1955) kemudian PBI 1971, kemudian Standar Tata Cara Penghitungan Struktur Beton SK SNI T-15-1991-03, dan diperbaharui dengan Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SK-SNI-03-2487-2002. Pembaharuan tersebut tiada lain ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dalam upaya mengimbangi pesatnya laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang berhubungan dengan beton ataupun beton bertulang. PBI 1955 merupakan terjemahan dari GBVI (Gewapend Beton Voorschriften in Indonesia) 1935, yang merupakan suatu peraturan produk pemerintah penjajah Belanda di Universitas Sumatera Utara

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG KANTOR SEWA DELAPAN LANTAI DI PONTIANAK

ABSTRAK Pada penulisan tugas akhir ini penulis merencanakan gedung kantor sewa 8 lantai di Jalan Sisingamangaraja Kota Pontianak berdasarkan lokasi data tanah yang digunakan. Perencanaan gedung kantor sewa ini menggunakan spesifikasi perencanaan seperti mutu beton sebesar 25 MPa dan mutu baja sebesar 400 MPa. Standar perencanaan yang digunakan meliputi SNI 2847-2013 " Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung " dan SNI 1726-2012 " Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung dan non gedung " dan juga PPPURG 1987 untuk pembebanan struktur. Dalam analisis, sistem pembebanan yang akan dibebankan pada gedung adalah sistem pembebanan vertikal berupa beban mati dan beban hidup serta beban horizontal berupa beban gempa dan analisis struktur dibantu dengan bantuan program komputer. Dari hasil analisis struktur diperoleh kesimpulan meliputi pelat, balok, kolom dan pondasi, untuk pelat lantai 1 hingga lantai atap setebal 110 mm dan untuk pelat lantai atap penthouse setebal 100 mm, sedangkan untuk balok induk berukuran 35/70, balok anak 1 berukuran 30/60, balok anak 2 berukuran 25/50 dan balok anak 3 berukuran 20/40, untuk kolom lantai 1-3 berukuran 70/70, dan kolom lantai 4-6 berukuran 65/65, kolom 7-8 berukuran 55/55, serta untuk pondasi menggunakan pondasi tiang pancang (pile) yang tiap titiknya berkisar dari 6 s/d 52 tiang pancang. Kata kunci : Perhitungan struktur, beton bertulang, kantor sewa 8 lantai