ETHICAL DECISION MAKING IN BUSINESS (original) (raw)
Related papers
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul "Pengambilan Keputusan Etis" ini tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi yang disajikan didalamnya. Selama pencarian referensi dan penyusunan makalah ini, tidak sedikit kendala yang penulis hadapi. Namun, berkat arahan dan bimbingan dari pihak-pihak terkait, maka kendala tersebut dapat diatasi. Untuk itu, secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Etia Kristen yang telah memberikan pengarahan dengan baik.
DECISION MAKING: Sebuah Telaah Awal
Idaarah: Jurnal Manajemen Pendidikan, 2019
In general, decision making is a process of choosing alternatives conducted by a certain people in an organization. An accurate decision that solves or answers the problem, needs and creativity from the decision makers. The decision makers have to follow any steps of decision making itself. Generally, there many steps in decision making, starting from the clearness of problem it self, develop alternatives, assess the alternatives by determine certain criteria, choose the best alternatives to be a decision, implement it, and control the implementation especially to the decision that is not routine, rarely happens, and special. Judgement, intuition, and creativity is the key to a success and effective decision making.
BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE
ETIKA BISNIS, 2019
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Decision Making Legal Etic.docx
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu atau organisasi tidak akan terlepas dari masalah. Masalah pada dasarnya adalah penyimpangan atau ketidaksesuaian dari apa yang semestinya terjadi atau tercapai. Kesalahan dalam melakukan identifikasi masalah akan menyebabkan kesalahan dalam penyelesaiannya. Kesalahan identifikasi tersebut bisa disebabkan kita salah dalam menafsirkan gejala yang merupakan akibat dari masalah yang terjadi. Untuk dapat menyelesaikan masalah, maka perlu dilakukan proses penyelesaian masalah dari mulai mengumpulkan informasi yang terkait dengan gejala dan masalah yang dihadapi, hingga kepada penyelesaian masalah yang mungkin dapat dilakukan. Proses tersebut sering kali dinamakan sebagai proses penyelesaian masalah (problem solving). Penyelesaian masalah sering kali tidak mudah karena berbagai faktor yang terkait dengan masalah sering kali tidak berpola tunggal, baik yang terkait dengan faktor penyebab maupun alternatif penyelesaiannya. Alternatif yang mana yang akan kita
Pengambilan Keputusan Dalam Perilaku Organisasi
2017
Efforts to establish the effectiveness of a leader lies solely on technical skills and debriefing dimensional conceptual skills. The personal skills become marginalized. Though the true effectiveness of managerial activities and their effects on organizational performance, highly dependent on the sensitivity of the leadership to use their personal skills. Personal skills include the ability to understand the behavior of individual and group behavior in the contribution to shaping the dynamics of the organization, the ability to modify behavior, the ability to understand and provide motivation, ability to understand the process of perception and creation of effective communication, the ability to understand the relation between the concept of power-political leadership in organization, the ability to understand the genealogy of conflict and negotiation, and the ability to construct an ideal organizational culture. Keyword : Decision, Organizational Behavior
Keputusan dapat dilihat dalam beberapa prespektif. Jenkins (1985) mendefinisikan pembuat keputusan dalam proses yang dimulai dari suatu masalah atau situasi yang berhubungan dengan ketidak konsistenan yang membutuhkan suatu pemecahan masalah. Lund and robinson (1993) membuat suatu perbedaan diantara pembuat keputusan(decision making) dan pengambilan keputusan(decision taking). • PROBLEM SOLVING (Pemecahan masalah) Pembuat keputusan adalah suatu proses yang melibatkan pengumpulan informasi, analisa, dan evaluasi sementara pengambilan keputusan adalah langkah terakhir dalam proses ini. Bila istilah masalah termasuk dalam definisi keputusan, tidak mengherankan bahwa pengambilan keputusan dan pemecahan masalah terkadang dipandang sama. Pemecahan masalah, menurut Cooke dan Slack (1991) dan Danerek dan Dykes (2001), adalah proses yang luas yang mencakup identifikasi dan pemahaman akan suatu masalah, menetapkan tujuan, identifikasi dan evaluasi opsi, memilih opsi, dan menerapkannya dalam tindakan. Pengambilan keputusan terutama berkaitan dengan pemilihan opsi yang tersedia. Ini mendukung View of Barwell dan Spurgeon (1993), bahwa sambil membuat keputusan merupakan kegiatan penting dalam manajemen, inilah masalah dalam aktivitas yang mendukung pengambilan keputusan. Anehnya, ketika fokus bergeser untuk memecahkan masalah, penekanannya adalah pada hasilnya dan bukan pada proses penalaran • The role of knowledge in midwifery decision making (Peran dari ilmu/pengetahuan didalam pengambilan keputusan kebidanan) SUMMARY AND CONCLUSION (RINGKASAN DAN KESIMPULAN) Untuk memahami apa yang mempengaruhi pengambilan keputusan kebidanan, perlu untuk mengeksplorasi sumber pengetahuan kebidanan sehingga ada gagasan dan gagasan yang disepakati dan dibagikan tentang realitas sosial tentang kebidanan apa adanya. Berbagai cara untuk mengetahui pengaruh kebidanan, dan penting untuk mengakui pengetahuan intuitif atau diam-diam dan peran yang dimainkannya dalam membuat keputusan klinis di samping pengetahuan teoritis, ilmiah dan sejarah. Pada saat yang sama, bidan harus menyadari bahwa sains tidak dapat secara eksklusif menggambarkan realitas sosial dan jika semua sumber pengetahuan tidak diwakili sama dan dihargai dalam filosofi kebidanan, maka pada akhirnya, pengambilan keputusan akan menjadi biasa terhadap satu atau yang lain dan pengalaman untuk Wanita dan profesional akan kurang optimal.