LAPORAN PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK A DI TK KRISTEN NGORESAN (original) (raw)

PEMBINAAN KEROHANIAN KRISTEN DI LAPAS ANAK DAN WANITA KELAS II TANGERANG

Jurnal PkM Setiadharma, 2021

Correctional Institution is a place to carry out the construction of inmates. For those who go to prison can cause stress to their lives. The implementation of construction is one of its functions so that the target citizens can live their lives as creatures of God and good members of society. The implementation of coaching activities specifically in the spiritual field can increase one's spiritual values, even can awaken their spirit as well. The implementation method conducted in management of the jailbird using the method of lectures or preaching online through the Zoom application and also come directly to them as a form of concern and also as a solution to break the chain of pandemic Covid 19. This guidance activity, according to the participants is very close. Their enthusiasm to return to worship shows that there is a growing spirit, from that spirit to a sign that their spirituality is getting better organized. Guidance is one of the various tasks of man in nurturing and shaping the ideal human being. The behavior of the inmate, which is a criminal act is a violation of the law that needs attention.

PERAN GURU AGAMA KRISTEN DALAM MENJAGA KERUKUNAN DALAM PERBDAAN

Yayasan Pendidikan dan Sosial Indonesia Maju (YPSIM) Banten, 2020

Penulis melihat bahwa peran guru agama Kristen dalam menjaga kerukunan di sekolah sangat penting. Kehadiran guru di sekolah tidak hanya mengajar saja, tetapi guru harus bertanggung jawab untuk mengajarkan kepada peserta didik bagaimana hidup dalam perbedaan. Jika tidak ada kerukunan diantara siswa akan membuat kehidupan sosial tidak seimbang di lingkungan sekolah.

PERAN KOMUNITAS KELOMPOK DALAM MEMBENTUK KESADARAN ANTI-PERUNDUNGAN PADA ANAK JALANANA

Artikel Anti Perundungan, 2023

Street children have a higher level of vulnerability related to the harassment. Therefore there are social communities' alertness for street children, one of them is Save Street Child (SSC). This study uses a qualitative methodology with SSC Surabaya as research object. The method used is observing, depth interviews and documantation. The results of the study show that (a) communication patterns that are interwoven during the learning process are group communication patterns, (b) Submission of anti-harassing material is given by the teacher in the form of a game at the end of learning time and giving examples of problem stories or problem based learning methods, (c) Group communication has a role in increasing understanding of anti-harassment literacy, including: (1) providing teamwork training to street children, (2) as a place for discussion in solving problems , (3) as a place to mutually persuade members to become better individuals, (4) rehabilitating each member to leave old bad habits.

PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU ANAK

Edudikara: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 2018

Tujuan pendidikan Agama Kristen dalam keluarga adalah untuk mengajarkan tentang hubungan manusia dengan Tuhan serta ciptaan-Nya. Pendidikan Agama Kristen dapat dilakukan di dalam keluarga, sekolah dan tempat ibadah tanpa dibatasi ruang dan waktu. Selain itu, peran pendidikan Agama Kristen harus mengajarkan tentang kehidupan yang nyata kepada anak-anak, agar anak-anak mengerti tentang tujuan kehidupan ini. Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga sangat penting diterapkan oleh orang tua di zaman sekarang. Salah satu peran pendidikan Agama Kristen dalam keluarga saat ini adalah mengupayakan kerjasama ayah dan ibu dalam mendidik anak serta menciptakan keharmonisan dalam keluarga. Oleh karena itu, keluarga merupakan lingkungan yang paling utama dalam melakukan pembentukan sosial kepada anak-anak. Jadi, peranan orang tua dalam mengasuh anak-anak sangatlah penting, bukan hanya anak belajar dan mengalami pertumbuhan di dalam keluarga, tetapi seluruh anggota keluarga dapat saling belajar dari yang lain melalui interaksi satu sama lain. Akan tetapi, semuanya itu tidak lepas dari keteladanan orangtua dalam keluarga.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN CONGKLAK PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK MUTIARA BUNDA BANGKINANG KOTA

Counting is a mathematical part that needs to be developed in early childhood because numeracy skills are needed in everyday life, especially the concept of numbers which is also the basis for the development of math skills and readiness to follow basic education. The purpose of this study to determine the utilization of congklak media in improving the ability of early childhood counting. This type of research uses Classroom Action Research through planning, implementation, observation and reflection. The subjects of the study were children aged 4-5 years in Group A TK Mutiara Bunda, amounting to 16 people. Techniques of data collection using observation and documentation while the analysis using descriptive statistics. From the result of data analysis, the ability of the children to understand counting cycle 1 meeting 1 was obtained 56,25%, meeting 2 was obtained 68,75%. This shows that this class action research has not been successful because the target that is determined is ≥ 75%, then the study continues on cycle 2. In cycle 2 meeting 1 obtained 81.25% and meeting 2 obtained 93.75%. Based on the data analyst at cycle 2 both meeting 1 and 2 then the expected target is stated achieved. So it can be concluded that the game congklak can improve the ability of counting children aged 4-5 years in kindergarten Mutiara Bunda Bangkinang City. Abstrak: Berhitung merupakan bagian matematika yang perlu dikembangkan pada anak usia dini karena keterampilan berhitung sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemanfaatan media congklak dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak usia dini. Jenis penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian adalah anak usia 4-5 tahun di Kelompok A TK Mutiara Bunda yang berjumlah 16 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi sedangkan analisis menggunakan statistik deskriptif. Dari hasil analisis data diperoleh kemampuan anak dalam memahami berhitung siklus 1 pertemuan 1 diperoleh 56,25 %, pertemuan 2 diperoleh 68,75 %. Hal ini menunjukkan penelitian tindakan kelas ini belum berhasil karena target yang di tentukan adalah ≥ 75 %, maka penelitian berlanjut pada siklus 2. Pada siklus 2 pertemuan 1 diperoleh 81,25 % dan pertemuan 2 diperoleh 93,75 %. Berdasarkan analis data pada siklus 2 baik pertemuan 1 dan 2 maka target yang diharapkan dinyatakan tercapai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa permainan congklak dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak usia 4-5 tahun di TK Mutiara Bunda Bangkinang Kota.

PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KEKERASAN TERHADAP ANAK YANG MENYEBABKAN KEMATIAN ENGELINE PADA DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM POLDA BALI

Peristiwa kematian Engeline telah menjadi sorotan publik bagi masyarakat. Hingga pada akhirnya petugas kepolisian menemukan jenazah yang diduga adalah jenazah Engeline. Munculnya reaksi publik pada peristiwa kematian Engeline dan paradigma Scientific Investigation pada proses penyidikan oleh Polri mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini. Tujuan dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan tindak pidana kekerasan terhadap anak yang menyebabkan kematian Engeline, mengevaluasi proses penyidikan yang dilakukan oleh penyidik Ditreskrimum Polda Bali serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas penyidikan tindak pidana kekerasan terhadap anak yang menyebabkan kematian Engeline. Teori dan konsep yang digunakan adalah Teori Hukum Pidana, Teori Manajemen, Konsep Tindak Pidana, Konsep Tindak Pidana Kekerasan terhadap Anak, Konsep Gabungan Perbuatan yang dapat dihukum, Konsep Penyertaan Perbuatan Pidana, Konsep Penyidikan, Konsep Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas penyidikan, Konsep Ilmu Kepolisian. Penelitian dilaksanakan di Dit Reskrimum Polda Bali, dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus. Ada tiga kesimpulan yang diperoleh. Pertama, penerapan pasal yang dilakukan Penyidik dinilai sudah tepat, sesuai dengan Perbuatan Margriet Ch. Megawe yaitu perbuatan yang dikategorikan sebagai tindak pidana terhadap nyawa orang lain, tindak pidana penganiayaan dan tindak pidana kekerasan terhadap anak. Kedua, proses penyidikan yang dilakukan oleh penyidik Ditreskrimum Polda Bali telah memenuhi ketentuan undang-undang. Namun demikian terdapat kesalahan prosedur dalam pelaksanaan Olah TKP. Juga terdapat mekanisme penyidikan lain yang dilakukan oleh penyidik, yaitu adanya penggabungan berkas perkara antara Polresta Denpasar dan Ditreskrimum Polda Bali karena korban, saksi, terduga pelaku dan barang bukti saling terkait dan bersesuaian satu sama lain. Ketiga, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas penyidikan yaitu faktor aturan hukum, faktor penegak hukum, faktor sarana atau fasilitas, faktor masyarakat dan faktor kebudayaan. Dari kelima faktor tersebut, faktor penegak hukum, masyarakat dan kebudayaan dinilai menghambat proses penyidikan ini. Penulis menyarankan untuk melakukan evaluasi terhadap kemampuan penyidik untuk memberikan pelatihan tentang Optimalisasi Olah TKP dan Pelatihan tentang taktik dan strategi penyidikan yang profesional. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas penyidik dalam rangka melaksanakan Penegakan Hukum yang profesional, proporsional dan prosedural sesuai Etika Kelembagaan sebagaimana tercantum dalam Perkap Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Polri.

BIMBINGAN KARIR TERHADAP ANAK TUNA NETRA(Studi Kasus Di Sekolah Luar Biasa Putra ManunggalKecamatan Gombong Kabupaten Kebumen)

2014

Fokus penelitian ini membahas tentang pelaksanaan bimbingan karir terhadap anak tuna netra di Sekolah Luar Biasa Putra Manunggal. Ada dua bimbingan karir diantaranya bimbingan karir akademik dan bimbingan karir non akademik. Dimana anak tuna netra mempunyai hak yang sama dengan anak normal pada lainnya. Namun dalam pelaksanaannya tentu saja tidak mudah, karena kurangnya fasilitas yang memadai, terkadang anak malas, terkadang turunnya semangat, dan dalam waktu kegiatan biasanya ada pengganggu dari kelas lain sehingga dapat menghambat kegiatan. Penelitian ini bertujuan untuk mencapai perkembangan secara optimal dalam batas-batas potensi yang dimiliki anak tuna netra. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subyek dalam penelitian ini adalah anak tuna netra dari SD, SMP, dan SMA. Yang seluruhnya berjumlah 8 anak tuna netra, wali kelas sekaligus guru pembimbing membantu dalam bimbingan karir. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. An...