PERAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN DALAM PERHADAP PENCEGAHAN PEYAKIT HIV.pdf (original) (raw)

PERAN PENDAMPING DALAM INTERVENSI PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) (Studi Deskriptif Pada Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Pelangi Di Klinik Vicity RSUD Balung, Kabupaten Jember)

Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial, 2018

Orang dengan HIV/AIDS (Odha) merupakan salah satu penyandang masalah sosial yang mengalami permasalahan di berbagai dimensi, terlebih pada dimensi sosial seperti terkucilkan dari lingkungan sosial, tidak memiliki dukungan sosial, kesulitan menjalin relasi dengan lingkungan sosial, sehingga menjadi introvert dan tidak percaya diri dengan status dirinya sebagai Odha. Untuk membantu Odha mengatasi masalah pada dimensi sosialnya, di Kabupaten Jember terdapat Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Pelangi yang melakukan intervensi baik dengan pendekatan individu maupun kelompok. Dalam melakukan intervensi, terdapat pendamping yang diantaranya adalah mantan Odha dan bukan mantan Odha. Peran pendamping KDS sangat mendukung dalam membantu Odha untuk mengatasi masalah sosial yang dihadapi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berbagai peran pendamping KDS dalam setiap tahapan intervensi pada Odha di Klinik Vicity RSUD Balung Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dengan tipe deskriptif, dan teknik penentuan informan dengan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat berbagai peran yang dilakukan oleh pendamping KDS pelangi dalam setiap tahapan intervensi pada Odha terutama pada dimensi sosialnya. Dengan memaksimalkan peran-peran tersebut, pendamping KDS Pelangi berhasil melakukan intervensi dengan baik pada setiap tahapannya ABSTRACT People living HIV / AIDS have social problems in various dimensions, especially in the social dimension such as being excluded from the social environment, lacking social support, difficulties in establishing relationships with the social environment, and being not confident with status as himself as a person with HIV. To help people living HIV/AIDS problems in their social dimensions, in Jember Regency there is a Peer Support Group (PSG) of Pelangi which intervenes both with individual and group approaches. In carrying out the intervention, there were social worker who included former People living HIV/AIDS and not The role of social worker of the peer support group is very supportive in helping people living HIV/AIDS to overcome the social problems they face. This study was conducted to determine the various roles of PSG of Pelangi in each stage of intervention in people living HIV at the Vicity Clinic in Balung Hospital, Jember Regency. This study uses qualitative research, with descriptive types, and informant determination techniques with purposive sampling. The results of the study indicate that there are various roles carried out by the social worker of the pelangi peer support group at each stage of intervention in people living HIV/AIDS especially in the social dimension. By maximizing these roles, the social worker of the PSG pelangi assistant managed to intervene well at each stage.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN HIV/AIDS YANG MENJALANI TERAPI DI KLINIK VCT SEHATI RSUD dr. T.C. HILLERS MAUMERE

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 2018 “ PERAN DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA KESEHATAN DALAM MENDUKUNG PROGRAM KESEHATAN NASIONAL”, 2019

HIV / AIDS is a chronic disease, can not be cured completely and the incidence rate is always there in every year, so it can have broad impact on all aspects of life especially physical, psychological, social, and spiritual. Thus can affect the quality of life of patients themselves. Support from various parties, one of them family support is needed by HIV / AIDS patients to maintain the quality of life. This study aims to explain the correlations between family supported and quality of life of HIV / AIDS patients who undergo therapy programme at VCT Clinic Sehati RSUD dr. TC, Hillers Maumere. This research use correlation analytic design with crossectional approach. Samples is HIV / AIDS patients undergoing therapy at VCT Clinic dr. TC. Hillers Maumere numbered 28 people by using accidental sampling. Data collection using questionnaires. Data analysis was done by univariate and bivariate using computerized program. Analysis of bivariate data using Chi-Square test. Result of rese...

DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP ODHA (ORANG DENGAN HIV/AIDS

This study aimed to find out about their knowledge and understanding of people living with HIV/ AIDS (ODHA) and families on HIV disease and related issues as well as the forms of support provided by the families for ODHA in maintaining continuity their life. This study used a qualitative approach with descriptive analysis. The subject of research is HIV/ AIDS infected people and their families. The study found that knowledge and understanding of ODHA and their families is very limited, this is due to lack of information obtained about HIV / AIDS and related issues. This lack has impact on the process of treatment and care done by ODHA and families. It also affects ODHA to receive treatment from their families and the surrounding environment. Whereas the family support has a very significant meaning in the process of healing people living with HIV in living of worse times when he is sentenced infected with HIV. The support could also increase the life expectancy for people living with HIV.

PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAKAN PENYEBARAN HIV/AIDS DENGAN SENGAJA

2023

Infeksi akibat HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan salah satu penyakit menular seksual yang menjadi persoalan serius di masyarakat. Virus ini dapat menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan membunuh orang yang terinfeksi virus HIV. Stigmatisasi dan diskriminasi terhadap orang yang terinfeksi HIV/AIDS (biasa disebut dengan ODHA) masih kerap terjadi di lingkungan masyarakat bahkan dilakukan oleh tenaga kesehatan. Hal ini tentu menimbulkan persoalan baru. Beberapa kasus menyebutkan ODHA dengan sengaja menyebarkan penyakitnya kepada orang yang tidak terinfeksi HIV. Tentu tindakan tersebut perlu ditindaklanjuti secara hukum, untuk menimbulkan efek jera sekaligus mencegah terjadinya wabah endemi. Dalam jurnal ini akan dibahas bagaimana tindakan ini dianalisis dengan pendekatan dalam Pasal 351 KUHP.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN HUMAN IMMUNODEFICIANCY VIRUS (HIV) DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGOBATAN DI PUSKESMAS DUPAK

The Indonesian Journal of Public Health, 2018

Dupak primary health care is one of health care which have complete HIV and Acquired Immuno Deficiency Syndrom (AIDS) prevention program. The number of HIV-AIDS sufferers increasing every year, but the number of new HIV positive cases taking Anti Retroviral Virus(ARV) treatment at Dupak primary health care are low. The purpose of this research was analyzed the HIV treatment decision making process of patients at Dupak primary health care. The method in this research was descriptive quantitive research through questionnaires. Variables of this study are individual characteristics include age, level of education, knowledges, status of severity with decision making process of treatment. The results of this study indicate that most respondents (50%) have a high knowledge of HIV treatment. Decision-making process of HIV positive patient treatment have 2 stages that most respondents didn't do. There are stage of the information search (75%) and stage of alternative evaluation (56.25%). The conclusion of this research are most respondents didn't do information searching and alternative evaluation in decision making process at Dupak primary health care. According suggested from this study are to improve HIV related socialization programs through promotional activities and discussions related to HIV treatment services to improve knowledge and activeness of seeking information through print and electronic media. ABSTRAK Puskesmas Dupak adalah salah satu puskesmas yang memiliki program penanggulangan HIV dan AIDS secara lengkap. Jumlah penderita HIV-AIDS mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun jumlah kasus baru HIV positif yang melakukan pengobatan ARV di Puskesmas Dupak tergolong rendah. Penelitian ini digunakan untuk menganalisis proses pengambilan keputusan pasien untuk melakukan pengobatan HIV di Puskesmas Dupak. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif melalui hasil kuesioner. Variabel penelitian ini adalah hubungan karakteristik individu yang meliputi umur, tingkat pendidikan, pengetahuan, status keparahan dengan proses pengambilan keputusan pengobatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan pengobatan HIV yang tinggi sebesar 50%. Proses pengambilan keputusan pengobatan terdapat 2 tahap yang sebagian besar tidak dilakukan oleh responden yaitu pada tahap information search sebesar 75% dan tahap evaluation alternative sebesar 56,25%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar responden tidak melakukan tahap information search dan evaluation alternative pada proses pengambilan keputusan pengobatan di Puskesmas Dupak. Saran dari penelitian ini adalah meningkatkan program sosialisasi terkait HIV melalui kegiatan promosi dan diskusi terkait pelayanan pengobatan HIV untuk meningkatkan pengetahuan dan keaktifan mencari informasi melalui media cetak maupun media elektronik. Kata kunci : proses pengambilan keputusan, pasien HIV positif, pengetahuan, puskesmas, status keparahan PENDAHULUAN Indonesia memiliki komitmen untuk mengendalikan epidemi kasus HIV yang cenderung selalu meningkat setiap tahunnya, sehingga Indonesia mencantumkan target sebesar kurang dari 0,50% terhadap pengendalian HIV pada tahun 2019 melalui pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Virus HIV menyerang bagian sistem kekebalan tubuh terutama sel CD4

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT HIV/AIDS KELOMPOK 4

HIV adalah singkatan dari human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi Yang menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus). (Aziz Alimul Hidayat, 2006