ANALISI FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) STUDI KASUS DI KABUPATEN BANTUL (original) (raw)

PENGARUH LOKASI USAHA TERHADAP KEUNTUNGAN (STUDI KASUS TOKO PAKAIAN DI KECAMATAN BANTAN KABUPATEN BENGKALIS

Various factors that cause success in the business carried out by entrepreneurs, one of which is the location of the business. The right business location will certainly have a positive impact on the sustainability and profits of the business. This study aims to determine the effect of business location on profits. The subjects in this study were clothing store business owners who opened a business in Bantan District with a total of 23 shops, so the researchers used total sampling. This type of research is field research with quantitative research methods. Data collection techniques used are observation, questionnaires or questionnaires, and documentation. Based on the results of data analysis, it can be concluded that the correlation coefficient can be stated that there is a positive relationship between the business location variable and the profit variable which is categorized as "Low", because the correlation coefficient obtained is 0.246 or 24.6% smaller than r table with a significance level of 5% of 0.3515.. based on the results of regression analysis and t test results with a significance level of 0.257 > 0.05 indicating that Ho is accepted and Ha is rejected with the information that the location of the business has no significant effect on the profits of the clothing store business.

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN MELALUI KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB)

Abstract : Community Empwerment Trugh Business Group (Case Study Of Business Group In Dawuhan Village, District Poncokusumo, Malang Regency). This research aims to describe the dimensions of (1) Institutional Capacity Business Groups (2) Development Productive Economic Business (PEB) in Business Groups. This research was conducted in the village of Dawuhan with research object 10 Business Group. This research using qualitative method with descriptive approach. From this research results that (1) The type of productive economic activities in business groups is a cattle farm which still in nature sideline, while for the care and breeding done separately (2) For institutional strengthening, namely by increasing the leadership, while in financial administration has been transparent and accountable. Advice can be given to an increase in productive economic activities with business groups is to improve the care system, the breeding and marketing of products, while for institutional financial manager is to make unit groups as a means of development capital that can be used to vary the type of business. Keywords : Empowerment , Business Group, Productive Economy Bussines(PEB) Abstrak : Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Kelompok Usaha Bersama (Studi Pada Kelompok Usaha Bersama Di Desa Dawuhan, Kec. Poncokusumo, Kab. Malang). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai dimensi (1) Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) (2) Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Penelitian ini dilakukan di Desa Dawuhan dengan Obyek penelitian 10 Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Jenis kegiatan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di Desa Dawuhan adalah peternakan sapi yang sifatnya adalah usaha sampingan karena pekerjaan mayoritas masyarakat adalah buruh tani, sementara untuk perawatan dan pengembangbiakkannya dilakukan secara terpisah (2) Untuk penguatan kelembagaan yaitu dengan jalan meningkatkan intensitas pertemuan dan pembinaan kepemimpinan kelompok, sedangkan dalam administrasi keuangan sudah bersifat transparan dan mempunyai akuntabilitas. Saran yang dapat diberikan untuk peningkatan usaha ekonomi produktif kelompok usaha bersama adalah memperbaiki sistem perawatan dan pengembangbiakan serta pemasaran hasil produksi, sementara untuk kelembagaannya adalah membuat unit pengelola keuangan kelompok sebagai sarana pengembangan modal usaha sehingga bisa digunakan untuk memvariasikan jenis usaha. Kata kunci : Pemberdayaan, Kelompok Usaha Bersama, Usaha Ekonomi Produktif (UEP)

OPTIMALISASI KEBIJAKAN PERBAIKAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI: STUDI KASUS DI KOTA SUKABUMI DAN IMPLIKASINYA BAGI KEBIJAKAN DAERAH

Journal of Scientech Research and Development , 2024

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kebijakan bantuan perbaikan rumah tidak layak huni di Kota Sukabumi menggunakan teori dari William Dunn pada aspek efektivitas, efisiensi, kecukupan, perataan, ketepatan dan reponsitivitas dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan ini telah memenuhi aspek efektivitas karena Kebijakan ini berhasil menurunkan jumlah rumah tidak layak huni, meskipun target rumah layak huni belum tercapai sepenuhnya akibat refocusing anggaran karena pandemi Covid-19. Pada Aspek Efisiensi bahwa Anggaran yang digunakan cukup efisien, mampu menstimulasi masyarakat membangun rumah layak huni dengan optimalisasi sumber daya manusia sesuai petunjuk teknis. Kebijakan ini efektif mengurangi jumlah rumah tidak layak huni, namun memerlukan program tambahan untuk mengatasi penyebab berkembangnya rumah tidak layak huni seperti rendahnya pengetahuan, ekonomi, dan pengawasan masyarakat dan telah memenuhi aspek kecukupan. Distribusi kuota bantuan belum merata setiap tahun, dan kebijakan ini lebih banyak menyasar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang memiliki swadaya, sehingga belum menyentuh masyarakat miskin dengan swadaya rendah. Pada aspek ketepatan kebijakan ini ideal dan tepat dalam mengatasi masalah rumah tidak layak huni, dengan verifikasi penerima bantuan yang berjenjang dan berlapis untuk memastikan penyaluran yang tepat sasaran. Terhadap responisivitas kebijakan ini mendapatkan respon positif dari masyarakat dan stakeholder, namun perlu mengatasi potensi ketergantungan masyarakat pada bantuan, yang mengakibatkan penundaan perbaikan rumah secara mandiri. Hasil evaluasi tersebut kemudian di lakukan analisis prioritas masalah menggunakan USG (urgency, seriousness, dan growth) dan analisis stategy untuk optimalisasi kebijakan melalui pendekatan SWOT (seriousness, weakness, opportunity, dan treats) yaitu dengan inovasi, fokus pada tindakan preventif, penambangan anggaran, penyusunan rencana cadangan dan optimalisasi sumber pendanaan.

ANALISIS PEMBANGUNAN GEDUNG MANGKRAK “STUDI KASUS GEDUNG KESENIAN KUBAH KUNING KOTA LHOKSEMAWE”

Shabariah, 2024

Penelitian ini membahas Analisis Pembangunan Gedung Kesenian Kubah Kuning yang terbengkalai di Kota Lhoksemawe. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah pendekatan penelitian kualitatif, dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, serta mengakses situs web, jurnal, artikel, skripsi, dan buku-buku dari penelitian sebelumnya yang relevan. Dalam Penelitian ini pembangunan Gedung Kesenian Kubah Kuning Lhoksemawe terhenti sementara karena masalah sengketa anggaran antara pihak kontraktor dan Pemerintah Kota Lhoksemawe. Pihak kontraktor menggugat pemerintah karena adanya keterlambatan pembayaran sisa pekerjaan. Kata Kunci: Pembangunan, Gedung

STUDI KASUS FAKTOR KELUARGA PADA KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI

Program Magister Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang, 2021

Mengembangkan keterampilan sosial anak sejak dini akan membantu membangun proses berfikir rasional dan dapat membuat keputusan yang baik dimasa depan, dia juga akan memahami dirinya sendiri dan orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan faktor keluarga menjadi pemicu anak kurang memiliki keterampilan sosial sangat memungkinkan untuk ditolak oleh lingkungan sekitarnya sehingga memberikan beberapa bentuk intervensi dalam mengembangkan keterampilan sosial anak. Subjek dalam penelitian faktor keluarga pada keterampilan sosial anak usia dini ialah 2 orang anak kelompok B. Berlokasi penelitian di RA Pertama Hati I Tebing-Tinggi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Anak yang kurang memiliki keterampilan sosial sangat memungkinkan untuk ditolak oleh rekan yang lain. Orang tua dan guru memainkan peran penting dalam mengarahkan anak-anak untuk bersosialisasi dengan orang lain. Maka bentuk intervensi dengan bermain soliter, bermain sebagai penonton/pengamat, bermain paralel, bermain asosiatif, bermain kooperatif, dan berbagai macam bentuk permainan tradisional.

DAKWAH DI SARANG KRIMINALITAS: STUDI KASUS DI KAMPUNG BETING KOTA PONTIANAK KALIMANTAN BARAT

Kampung Beting located in Pontianak City is an area of unique and creepy. Kampung Beting which was born with the establishment of the Sultanate of Pontianak is now known as a center of crime. Unfortunately almost no effort is structured and systematic propaganda (dakwah) to help people of Kampung Beting to get out of the condition as it is now. Based on the results of research using the structural-functional theory, it is known that many factors interplay with each other to make social change. These factors are: (1) a low level of public economics or poverty; (2) the low level of public education; (3) Loss of a figure or figures strong leader; (4) Utilization of a negative culture; (5) The interest of outside parties; and (6) environmental effects. However, on the other hand there are also some institutions that seek to maintain the structure of society that has not changed. Some of these institutions are the family, educational institutions TPA (Taman Pendidikan Al-Quran), the tutor (guru mengaji Al-Quran) and study groups (kelompok pengajian) and Majelis Taklim. To restore the village of Shelf as an area that is free from all forms of criminality, there are three attempts as a form of contextual propaganda that can be done, namely the empowering of institutions, external interventions, and cultural revitalization.

PRAKTEK AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN KOPERASI: STUDI KASUS PADA KOPERASI KARYAWAN KESEHATAN KABUPATEN JEPARA

Abstraksi Usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggota. Seperti badan usaha lain, koperasi dapat melakukan usaha-usaha sebagaimana badan usaha lain, seperti di sektor perdagangan, industri manufaktur, jasa keuangan dan pembiayaan, jasa asuransi, jasa transportasi, jasa profesi, dan jasa lainnya. Perlakuan akuntansi yang timbul dari hubungan transaksi antara koperasi dengan anggotanya dan transaksi lain yang spesifik pada badan usaha koperasi berpedoman pada PSAK No. 27, sedangkan yang bersifat umum diperlakukan dengan mengacu pada PSAK yang lain. Keadaan ini mungkin membuat manajemen koperasi menjadi kurang mengerti bagaimana membuat pembukuan secara benar sesuai dengan PSAK. Hal tersebut terutama dialami oleh koperasi menengah dan kecil yang berlokasi di desa atau di kota kecil.