Geliat Aksara dan Bahasa Ganda dalam Papan Nama Jalan di Indonesia (original) (raw)
2018, Prosiding Seminar dan Lokakarya Pengutamaan Bahasa Negara. Lanskap Bahasa di Ruang Publik: Dimensi Bahasa, Sejarah, dan Hukum
Pada mulanya, studi bahasa lebih banyak berfokus pada objek lisan semata. Namun, perkembangan mutakhir memperlihatkan bahwa bahasa dengan wujud tulis telah menjadi objek yang menarik dan dilegitimasi dengan kajian lanskap linguistik atau populer dengan istilah LL (Lilis dan McKinney, 2013). Makalah ini mendokumentasikan perkembangan LL dalam konteks Indonesia, khususnya dalam ranah odonimi atau nama jalan, baik dalam aspek praktis ataupun akademis. Penulis mengeksplorasi fenomena pemakaian nama ganda yang meliputi aksara dan bahasa ganda. Meskipun Yogyakarta telah menjadi pionir dalam ikhtiar ini, sejumlah kota di Jawa. Sumatera, dan Sulawesi, Bandung, Yogyakarta, dan Pekanbaru. Melalui pendekatan LL, penulis menganalisis fakta linguistik di ruang publik yang diimplementasikan oleh pemerintah kota masing-masing. Selaras dengan penjelasan Landry dan Bourhis (1997), penggunaan aksara-bahasa ganda tersebut tidak hanya diartikan sebagai fungsi informasional semata tetapi juga sebagai simbol politik, kuasa, dan identitas budaya. Kata kunci: lanskap linguistik, nama jalan, budaya, toponimi urban