Nuraini.pdf (original) (raw)

ABSTRAK International Labour Organization (ILO) tahun 2005 mencatat lebih dari 30% PAK merupakan penyakit paru. Hasil survei pendahuluan diketahui dari 61 terdapat 32 orang pekerja mengalami keluhan kesehatan selama bekerja meliputi sesak nafas, batuk-batuk dan bersin akibat paparan debu dalam ruangan bekerja yang merupakan gejala penurunan kapasitas fungsi paru. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan faktor usia, masa kerja dan faktor lain dengan kapasitas fungsi paru pada pekerja dalam duckdown room di PT. X tahun 2017. Penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. dilakukan di PT.X, pada bulan November 2017-Juli 2018 dengan jumlah populasi 61 orang pekerja dan sampel adalah total populasi. Instrumen penelitian menggunakan spirometri untuk mengukur kapasitas fungsi paru dan kuesioner . analisa menggunakan chi-square. Hasil penelitian didapatkan bahwa 36 responden dari 61 pekerja(59,0%) memiliki kapasitas fungsi paru tidak normal. Hasil analisis bivariat yang diperoleh dengan cara pengukuran, wawancara dan observasi menunjukan adanya perbedaan antara variabel usia dengan kapasitas fungsi paru tidak normal (p value 0,002), status gizi (p value 0,001), riwayat penyakit paru (p value 0,003), masa kerja (p value 0,002) dan pemakaian APD (p value 0,001). Kesimpulan penelitian adanya perbedaan antara usia, status gizi, riwayat penyakit paru, masa kerja, dan pemakaian APD dengan kapasitas fungsi paru. Saran peneliti kepada perusahaan adalah melakukan penyuluhan kesehatan mengenai cara dan pentingnya menjaga kesehatan kapasitas fungsi paru, pemakaian APD, Medical Check Up berkala untuk pekerja dan dilakukan pengukuran debu lingkungan kerja. Kata Kunci : Kapasitas Fungsi Paru, APD, Spirometri.