PKM-KC BANTAL SANTAI (original) (raw)

2018

Peningkatan jumlah penduduk serta peningkatan industri di Indonesia telah menyebabkan peningkatan kebutuhan energi. Sudah jelas bahwa sumber energi yang paling dominan dipakai di tengah masyarakat adalah energi listrik karena kemudahannya untuk dikonversi lagi ke bentuk energi lain. Permasalahannya di Indonesia, pemenuhan kebutuhan energy listrik masih belum merata kepada segenap masyarakat. Kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke membuat tidak meratanya penyebaran beban-beban listrik di setiap daerah. Sementara ketergantungan pemakaian bahan bakar fosil masih sangat tinggi untuk digunakan sebagai pembangkit energi listrik. Ketergantungan akan energi bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi dan gas akan semakin meningkat. Pada beberapa dasawarsa mendatang, kita harus mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil tersebut, karena bahan bakar fosil adalah sumber daya yang terbatas dan suatu saat pasti akan habis (Vienna 1981). Perbandingan yang tidak seimbang antara permintaan kebutuhan energi listrik dengan ketersediaan energi listrik telah menimbulkan masalah krisis energi. Masalah krisis energi ini akan semakin meningkat sehingga harus segera dicarikan solusinya. Energi angin merupakan sumber daya alam yang dapat diperoleh secara cuma-cuma yang jumlahnya melimpah dan tersedia terus-menerus sepanjang tahun. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar 17.500 pulau dengan panjang garis pantai lebih dari 81.290 km. Indonesia memiliki potensi energi angin yang sangat besar yaitu sekitar 9,3 GW dan total kapasitas yang baru terpasang saat ini sekitar 0,5 MW (Daryanto, 2007). Kawasan yang berpotensial memiliki angin yang banyak antara lain daerah pegunungan dan daerah pantai. Sumatera Barat memiliki banyak pantai. Berdasarkan data BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) tahun 2010, Kota Pariaman adalah daerah dengan kecepatan angin yang termasuk dalam kategori kecepatan rendah (≤ 7 m/s). Untuk mengekstrak energi angin menjadi energi listrik digunakan suatu sistem konversi energi angin (SKEA) dengan menggunakan turbin angin (Latif, 2013). Kota Pariaman termasuk daerah yang populer dalam segi wisatanya, terutama pada kawasan pantai kota Pariaman. Daerah pantai ini memiliki potensi angin yang cukup bagus untuk di manfaatkan sebagai pembangkit listrik dalam mendukung program hemat energi. Maka pada kegiatan PKM ini, penulis berinisiatif untuk membuat alat “Turbin Angin Type Horizontal yang diterapkan dikawasan pantai” diharapkan dapat membantu masyarakat dalam menghemat energy listrik.