Khutbah Idul Fitri 1440 H (original) (raw)
Teks Khutbah Idul Adha 1439 H ini berjudul "Belajar dari Nabi Ibrahim as: Ketika Tiba Saatnya Memberikan Pengorbanan Terbaik". Yang tidak tercantum di dalamnya adalah bagian doa di awal dan akhir khutbah.
Ma'asyiral Muslimin wal Muslimat Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah! dakwatuna.com – Gema takbir dan tahmid terus bersahutan sejak malam hingga pagi ini sebagai pekik kemenangan dan ekspresi kesyukuran orang-orang beriman di atas medan perjuangan bernama Ramadhan. Kemenangan melawan hawa nafsu yang cenderung melahirkan laku buruk manusia, seperti amarah, dendam, bakhil, tamak, iri dan dengki. Rasa syukur pula nampak menghiasi hari kemenangan ini atas nikmat yang besar yakni pakaian taqwa yang menjadi hadiah terbaik di bulan Ramadhan. Keimanan kita kini telah menemukan ketaqwaannya melalui jalan-jalan terjal dan berliku selama Ramadhan dan hanya mereka yang bersabarlah yang dapat mencapai kemenangan gemilang. Olehnya itu merekalah yang layak bergembira di hari agung ini. Sungguh kerugian yang teramat besarlah bagi mereka yang gagal menapak jalan kemenangan di bulan suci yang telah meninggalkan kita dan belum tentu akan menemui kita kembali. Bagaimana tidak dikatakan rugi, karena kegagalan itu berarti kegagalan meraih maghfirah, kegagalan meraih pahala yang besar, kegagalan meraih jannah-Nya, kegagalan memperoleh fitrah, kegagalan meraih kemuliaan seribu bulan, kegagalan meraih rahmat-Nya dan kegagalan meraih derajat taqwa. Kesempatan itu kini telah pergi dan boleh jadi usia hayat kita justru berakhir di tahun ini, wallahu a'lam bisshawab. Namun, jangan patah arang, sehari saja usia kita tersisa segeralah mendekat kepada Allah sedekat-dekatnya dengan penyesalan yang sungguh-sungguh niscaya kita akan menemukan Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Bila usia kita panjang maka persiapkanlah iman kita sejak dini hingga ketika Ramadhan itu kembali maka kegagalan hari ini akan menjadi pelajaran penting untuk meraih sukses di Ramadhan yang akan datang. أﻛﺒﺮ ﷲ , أﻛﺒﺮ ﷲ , أﻛﺒﺮ ﷲ , اﻟﺤﻤﺪ و Jamaah 'Id Rahimakumullah! Ketaqwaan adalah status kemuliaan seorang hamba di sisi Allah SWT. Ini adalah gelar dunia dan langit yang tak mampu ditandingi oleh seribu gelar dunia sekalipun. Taqwa adalah aset peradaban umat manusia yang paling haqiqi. Peradaban yang memiliki nilai tinggi tidak hanya mengandalkan simbol-simbol kemajuan fisik belaka, seperti gedung-gedung tinggi, jalan-jalan yang lebar, dan rumah-rumah super mewah. Lebih dari itu peradaban identik dengan nilai-nilai haqiqi yang membawa pada keteraturan, kedamaian dan kesejahteraan. Itulah sesungguhnya alamat adanya keberkahan dalam kehidupan. Hilangnya taqwa akan menyebabkan hilangnya keberkahan. Bila keberkahan telah diangkat dari kehidupan seseorang atau suatu negeri maka masalah-masalah yang menyempitkan akan datang silih berganti. Simaklah firman Allah SWT berikut ini:
Khutbah Idul Fitri 1440 H/2019 M
khutbah idul ftiri 2019, 2019
Ramadhan sebagai media Pendidikan untuk mempersiapkan bekal untuk kehidupan panjang pasca kehidupan sementara di dunia
Umat Muslim adalah pewaris Millah Nabi Ibrahim as yang sesungguhnya; hal itu telah terbukti sejak lama dan tidak perlu diperdebatkan lagi, karena kita mencintai Nabi Ibrahim as dengan cara yang tidak dilakukan oleh yang lain.
Dalam khutbah 'Idul Fithri kali ini, saya mengingatkan agar kita jangan menjadi hamba yang hanya pandai meminta, namun lalai bersyukur. Jika lawannya kekafiran adalah keimanan, maka kebalikannya kufur adalah syukur. Pandai-pandailah bersyukur, agar kita tak terperosok dalam kekufuran.