Biodiesel Dari Minyak Goreng Limbah Maroko : Optimalisasi Parameter (original) (raw)

Peluang Pemanfaatan Limbah Minyak Goreng Sebagai Bahah Baku Biodiesel di Makassar

2018

Mengkomsumsi minyak jelantah dengan bilangan peroksida 20-40 meq/kg yang setara dengan minyak jelantah rumah tangga yang diberikan secara rutin menyebabkan kerusakan oksidatif, merangsang proses peradangan hati, perlemakan hati atau steatosis dan menyebabkan kerusakan oksidatif DNA sehingga perlu disosialisaikan kepada masyarakat. Makassar sebagai kota metropolitan memiliki potensi minyak jelantah sekiditnya 17.600 liter per hari dan kebanyakan direcycle menjadi minyak goreng bodong untuk diperjual belikan pada kisaran harga Rp 5.000 sampai Rp.7.000 per liter merupakan ancaman pada kualitas kesehatan masyarakat. Transformasi minyak jelantah menjadi biodiesel oleh CV. Garuda Energy Nusantara (Gen- Oil) baru mencapai 400 liter per hari atau setara 2.000 liter per hari biodiesel B-20 dengan kualitas performansi yang lebih unggul dibanding solar produk pertamina. Bila skema harga jual B-20 Gen-Oil Rp 5.000 per liter kepada nelayan dapat memberikan keuntungan setidaknya Rp.22.000.000...

Optimasi Biodiesel dari “Blothong” (Limbah Pabrik Mie Instan) Ditinjau dari Konsentrasi Katalis (NaOH) dan Waktu Pemanasan

Program Studi Kimia FSM-UKSW, 2019

The purpose of this study was determining the optimation yield of biodiesel from oil/fats instant noodle factory wastes as revealed by catalyst concentration (NaOH) and heating time and their interactions. Data was analyzed by Factorial Design (4x3), it's used Randomized Compeletely Block Design (RCBD) and the Honestly Significant Differences (HSD) at 5% significant level with three repications which was the time heating were used as block. Catalyst concentration was consisted of four levels, those were 0,5%, 1,0%, 1,5%, and 2,0%, respectively. Time heating was consisted of three levels, those were 30, 60, 90, and 120 minutes, respectively. The result of the study showed that : 1) The highest yield of biodiesel (49,19 ± 2,19%) was optained at 2,0% NaOH addition. 2) The highest yield of biodiesel (52,68 ± 0,76%) was optained at 120 minutes time heating duration. 3) The maximum yield of biodiesel was optained in amount 56,57 ± 0,24% at 2,0% NaOH addition with 120 minutes time heating duration, but it was optimum at 2,0% NaOH addition and 120 minutes time heating duration in amount 41,

Kinetika Alkoholisis Minyak Goreng Bekas untuk Pembuatan Biodiesel

Biodiesel diproduksi dari proses esterifikasi minyak goreng bekas dengan metanol dan katalis KOH. Kondisi proses divariasikan pada konsentrasi KOH 0,1 hingga 1,0 % berat minyak, perbandingan pereaksi 1 hingga 3 kali stoikiometri, serta temperatur 303 hingga 343 K. Dari variasi kondisi proses, diperoleh persamaan hubungan k dengan masing-masing variasi yang berlaku untuk kisaran kondisi diatas yakni : variasi konsentrasi katalis : k1 = 0,0069 exp (0,8103

Pemurnian Gliserol Dari Hasil Samping Pembuatan Biodiesel Menggunakan Bahan Baku Minyak Goreng Bekas

Jurnal Kimia VALENSI, 2008

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memisahkan gliserol dari pengotornya untukmendapatkan kadar yang lebih tinggi. Pemisahan gliserol dilakukan dengan penambahan asamphospat diikuti penambahan karbón aktif untuk menarik sisa kotoran dan warna. Terakhirdigunakan rotary evaporator untuk menarik air. Gliserol yang digunakan dalam penelitian iniberasal dari hasil samping pembuatan biodiesel. Minyak goreng bekas dan katalis KOHdigunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan biodiesel. Hasilnya menunjukkan kadartertinggi gliserol sebesar 76,43 % dihasilkan pada kondisi : pH 6; karbón aktif 5 % dan waktuadsorbsi 24 jam.

Optimasi Variabel Yang Paling Berpengaruh Pada Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Biji Randu Dengan Proses Transesterifikasi

Teknik Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, 2014

Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar alternatif pengganti solar yang dibuat dari sumber yang dapat diperbaharui seperti minyak nabati dan lemak hewani. Salah satu bahan alami yang dapat digunakan sebagai material dalam pembuatan biodisel adalah biji randu. Keberadaan bahan baku yang cukup melimpah merupakan kesempatan besar untuk bisa dikembangkan menjadi pilihan energi alternatif yang dikembangkan dalam skala komersial. Biodiesel dari minyak biji randu dapat dibuat melalui reaksi transesterifikasi dua tahap yang dibantu dengan menggunakan katalis basa. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi minyak biji randu, menentukan variabel yang paling berpengaruh antara suhu, waktu, dan rasio minyak-metanol terhadap yield yang dihasilkan melalui metode factorial design, optimasi variabel yang paling berpengaruh terhadap yield yang dihasilkan, dan mengkarakterisasi biodiesel yang dihasilkan. Proses transesterifikasi dua tahap menggunakan KOH sebagai katalis dengan variabel berubah, yaitu: suhu, rasio methanol-minyak, dan waktu. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa minyak biji randu memiliki kadar FFA sebesar 17,97% dan bilangan penyabunan sebesar 172,55 mgKOH/g. Variabel yang paling berpengaruh yaitu variabel waktu. Pada optimasi variabel waktu, didapatkan secara optimal pada waktu 105 menit dengan perolehan yield sebesar 77,39%. Hasil karakterisasi produk biodiesel menunjukkan dari tujuh parameter pengujian, empat parameter sesuai dengan standar yang disyaratkan SNI.

Limbah Cair Industri Minyak Goreng Sawit sebagai Bahan Baku Pembuatan Biodiesel

EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan)

In the production process of palm cooking oil are produced the various types of waste, one of which is liquid waste. The liquid waste is estimated to still contain fatty acids which are relatively potential as raw materials for biodiesel synthesis. This study aims to determine the optimum condition of the trans-esterification stage with NaOH catalyst on the utilization of liquid waste from palm cooking oil industry as a raw material for biodiesel synthesis. The optimum conditions for the trans-esterification stage were studied based on the parameters of the mole ratio of oil to methanol (1: 5, 1: 7, 1: 9, and 1: 1) and the NaOH catalyst content (0.3, 0.5, and 0.7%-w/w). The biodiesel synthesis in this study was carried out in 5 stages, namely: raw material characterization, esterification stage with H 2 SO 4 catalyst, trans-esterification stage with NaOH catalyst, biodiesel purification, and biodiesel characterization. The results showed that the optimum condition at the trans-esterification stage were achieved in the reaction with oil to methanol mole ratio of 1: 5 and 0.5% NaOH catalyst content. In this condition biodiesel was produced with yield of 87.62% and it have the characteristics of density, viscosity, acid number, flash point, and energy content were 863.5 kg/m 3 , 4.1 mm 2 /s, 1.61 mg KOH/g of biodiesel, 140ºC, and 38.22 MJ/kg, respectively.

Perbandingan Optimasi Biodiesel dari Minyak Biji Kelor (Moringa oleifera L.) menggunakan Metode Response Surface Methodology (RSM) dan Algoritma Particle Swarm Optimization (PSO)

2021

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbadingan optimasi RSM pemodelan CCD dan Algoritma PSO. Penentuan kondisi optimum dilakukan dengan metode RSM menggunakan 3 variabel yaitu konsentrasi katalis (1,32; 2; 3; 4; 4,68 %w), rasio metanol (0,16; 0,3; 0,5; 0,7; 0,84 vol/vol) dan waktu reaksi (69,55; 90; 120; 150; 170,45 menit). Parameter yang digunakan pada metode PSO adalah jumlah partikel dengan jumlah iterasi sebanyak 500 kali. Nilai optimum RSM diperoleh nilai optimum 96,61% serta R2 sebesar 0,99288 pada konsentrasi katalis 3%, rasio metanol 0,16 v/v dan waktu reaksi 120 menit sedangkan algoritma PSO sebesar 96,34% serta R2 sebesar 0,99235 pada konsentrasi katalis 3%, rasio metanol 0,16 v/v dan waktu reaksi 120 menit

Pemanfaatan Limbah Minyak Goreng Dari Hasil Kuliner Pecel Lele Menjadi Biodiesel

Sainmatika: Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

The activity of making biodiesel from waste oil from pecel catfish is useful for reducing environmental pollution due to waste disposal, and reducing damage to the human body due to repeated consumption of oil. This study aims to analyze the quality of biodiesel from waste oil using a NaOH catalyst and with different variations of methanol content of 75%, 80%, 85% and 95%. The method used is an experiment in the laboratory. The addition of methanol with different levels of variation was measured for viscosity, density, moisture content and flash point with three repetitions. The results of these measurements indicate that the use of methanol with a level of 95% that meets the SNI standard with the results of an average viscosity of 5.1 cSt, an average density of 0.87 g/cm3, water content shows an average of 0.37% and average flash point 3500C.

Produksi Biodiesel Dari Minyak Goreng Bekas Menggunakan Katalis Abu Tandan Kosong Sawit

Jurnal teknik industri terintegrasi, 2024

Biodiesel adalah bahan bakar alternatif solar yang terbuat dari bahan yang dapat diperbaharui seperti nabati dan hewani. Minyak goreng bekas merupakan limbah minyak goreng yang banyak terdapat di rumah tangga sangat mudah diperoleh dan selalu tersedia sepanjang waktu. Minyak goreng bekas dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel karena mengandung trigliserida dengan melalui proses transesterfikasi dengan tambahan katalis basa salah satunya adalah abu tandan kosong kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan abu tandan kosong kelapa sawit pada pembuatan biodiesel dari minyak goreng bekas. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah transesterifikasi dengan tambahan katalis abu tandan kosong kelapa sawit yang divariasikan pada konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4%, 5% dengan rasio mol 1 : 6 (minyak: methanol). Adapun pengujian terhadap biodiesel yang dihasilkan terdeiri dari bilangan asam8 viskositas dan densitas.

Potensi Campuran Minyak Goreng Sisa Dan Minyak Jarak Pagar Sebagai Biodiesel Untuk Pembangkit Listrik Biosolar

SINERGI POLMED: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin

Industrialisasi dan peningkatan populasi begitu pesat telah menyebabkan permintaan energi yang besar dalam beberapa tahun terakhir. Demi mengurangi ketergantungan akan impor minyak mentah dari luar negeri maka pengembangan potensi sumber daya alam di Indonesia banyak dilakukan para peneliti untuk mengembangkan bahan bakar alternatif dari minyak non-pangan (non-edible oil). Indonesia adalah negara agro-kehutanan yang luas, bahan bakar nabati dari produk pertanian yang non-pangan merupakan sumber alternatif energi terbarukan yang ideal. Lebih dari 300 bahan baku telah diidentifikasi yang dapat digunakan untuk produksi biodiesel. Pada penelitian ini pembuatan biodiesel dilakukan dengan menggunakan limbah minyak goreng dan minyak jarak pagar, metanol dan perbandingan katalis basa kalium hidroksida (KOH) melalui reaksi transesterifikasi. Tujuan penelitian ini adalah membuat biodiesel dari campuran limbah minyak goreng dan minyak jarak pagar sehingga dapat dijadikan bahan bakar alternatif...