BAHASA MENUNJUKKAN KEPRIBADIAN: BAHASA INDONESIA SEBAGAI DASAR KERANGKA BERPIKIR (original) (raw)
Abstrak: Manusia merupakan salah satu makhluk yang bisa berpikir (mengolah akal) dimana, kemunculnya, pikiran tidaklah tanpa adanya latar belakang. Tetapi ada latar belakang berdasarkan gerak alam (kehidupan) termasuk manusia didalamnya yang sedang mempertahankan hidup mencari makan (kerja kalori). Gerak mencari makan tersebutlah yang kemudian mendorong munculnya bahasa (simbolik) bertujuan untuk komunikasi antar manusia untuk membagi peran kerjasama. Kemunculan bahasa yang masih primitif hanyalah simbol-simbol atas gagasan yang ditangkap sederhana oleh otak. Lalu, kerja, bahasa (lisan simbolik) dan otak/pikiran-pikiran individu kemudian berkembang pesat karena saling terkait-mempengaruhi diantara hubungan ketiganya. Sekarang, utamanya bahasa, telah kompleks dalam hubungan sosial manusia. Bahasa semakin beragam, baku-tidak baku, universal-partikular, berdampak atau tidak, penting-tidak penting semuanya terus saja berkembang. Sesuatu yang dinamis itulah salah satunya terjadi dalam bahasa yang bisa menunjukkan kehidupan yang dijalani sekarang kini (umumnya) dan manusia (utamanya). Bahasa "ciptaan" manusia tidak akan lepas dari manusianya yang berkarakter ragam, manusia punya kepribadian berbeda-beda. Manusia dari segi bahasanya bisa menunjukkan kepribadian. Kata-kata kunci: kesadaran berbahasa, bahasa sebagai kerangka berpikir, logika, perbendaharaan kata, kemiskinan imajinasi bahasa, pemahaman bahasa, konsentrasi komunikasi, bahasa dan perilaku, lisan-tulisan. PENGANTAR Sejujurnya, secara personal, mempelajari bahasa itu tidak penting jika tidak ada tekanan kebutuhan didalamnya, apalagi jika kita telah menguasai atau bisa berbicara suatu bahasa. Contoh: bisa berbahasa Indonesia, berbicara bahasa Indonesia sebagai bentuk/alat komunikasi sosial. Kecuali kalau tidak ada kerjaan atau punya hobi/kesenangan belajar bahasa, bahkan bahasa yang bermacam-macam, itu beda cerita. Sayapun pada mulanya tidak tertarik bahkan tidak sadar/terpikirkan perihal bahasa atau kebahasaan-khususnya bahasa Indonesia-karena memang tidak berimpitan langsung dengan kebutuhan sebelumnya. Kini, kesadaran saya terbentuk dan muncul akibat kebutuhan yang jelas diperlukan, diantaranya perihal perkuliahan di jurusan antropologi. Bahwa, kemudian dan lagi-lagi, kondisi kebutuhan yang menekan untuk menggerakkan (mempelajari) bahasa. Setidak-tidaknya kebutuhan telah 1 Ditulis sebagai suplemen bacaan pada presentasi mata kuliah dasar umum, Bahasa Indonesia, Rabu 20 November 2013. 2 Mahasiswa Program Sarjana Antropologi Unpad angkatan 2012.