Sunyi Dalam Sinema (Analisis Retorika Surya Sahetapy Dalam Melakukan Kampanye Penyediaan Medium Aksesibilitas Tuli Pada Film (original) (raw)
Panji Surya Sahetapy lahir di dunia yang hening. Ingar-bingar serta segala keriuhan di dunia ini menjadi sesuatu yang sulit ditangkap oleh indra pendengarannya. Ketika menginjak usia dua tahun, ia divonis menderita tuli berat oleh dokter. Kendati demikian, keterbatasannya dalam menangkap suara tak lantas membuat Surya termenung dalam bungkam. Pendengarannya boleh direnggut, namun semangatnya untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang ramah disabilitas akan selalu membara. Pesannya memang tak terucap, namun Surya memiliki caranya tersendiri untuk menyampaikan semangat serta pesannya. Surya aktif dalam memperjuangkan kesetaraan kaum disabilitas, salah satunya adalah kampanye mengenai medium aksesibilitas audiovisual bagi penyandang tuli atau Hard of Hearing (HoH) yang gencar ia lakukan. Hal ini dilakukan karena menurutnya semua orang berhak untuk mendapatkan hak serta akses yang sama, termasuk dalam hal menikmati sebuah karya audiovisual, salah satunya adalah karya film. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana komunikasi yang digunakan Surya Sahetapy, sebagai salah satu aktivis tuli, dalam melakukan kampanye penyediaan medium aksesibilitas tuli pada film dilihat dari jenis komunikasi serta aspek logos, pathos, dan ethos.