Analisis Retorika Rocky Gerung sebagai Politisi dalam acara CNN Indonesia: Pancasila bukan Ideologi Negara & Jokowi tidak Paham (original) (raw)

2019, Salomo Kristalino Pangestu

Abstraksi Retorika menurut saya adalah seni berbicara, dan membutuhkan waktu yang lama untuk bisa melatihnya. Retorika adalah bunga bahasa (Fadli Zon, 2019). Sedangkan menurut KBBI sendiri, retorika mempunyai makna sebagai keterampilan berbahasa secara efektif, karangan bahasa, dan seni berpidato yang bombastis. Karena retorika adalah seni, maka dapat diasumsikan retorika tidak terlalu terikat pada peraturan layaknya sebuah karya seni yang tidak terlalu terikat pada peraturan. Seni bukannya tidak mempunyai atau tidak mau menaati peraturan, tetapi didalam seni mempunyai peraturan tersendiri yang membuatnya tampak indah, menawan, kreatif, serta inovatif. Layaknya sebuah seni teater, tentu diperlukan kreativitas di dalamnya, begitu pula dengan retorika yang memerlukan kreativitas kata-kata di dalamnya. Seorang penggiat seni teater dan musik dari Institut Seni Indonesia (ISI) pernah mengatakan, "jika teater adalah sebuah rumah, maka drama adalah salah satu kamar di dalam rumah tersebut" (Zamhury, 2018). Jika kata-kata diatas saya hubungan dengan seni retorika, maka asumsinya adalah "jika retorika adalah sebuah rumah, maka kata-kata adalah salah satu kamar di dalam rumah tersebut". Mungkin begitu kiranya pandangan saya mengenai retorika. Jikalau seni umumnya adalah berupa kiasan dan tidak dapat diartikan secara mentah-mentah, begitu pula dengan retorika. Kata-kata yang ada dalam retorika bisa pula berupa kiasan sehingga tidak boleh diartikan secara mentah-mentah dan harus didalami secara lebih akurat. Rocky Gerung sebagai Politisi mengatakan dalam acara CNN Indonesia dengan retorika bahwa Pancasila bukan merupakan Ideologi Negara dan bahwa Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia tidak paham terhadap Pancasila. Pada analisis ini akan memaparkan Controversial Public Issues Triggered by Statements Advocated by Politicians