MODEL COMMUNITY COUNSELING ISLAMI DI PESANTREN DAARUT TAUHIID BANDUNG (original) (raw)

KONSTRUKSI MASYARAKAT BERPERADABAN DALAM ISLAM M. APUD KUSAERI

2019

Tulisan ini berusaha untuk menelusuri kembali seperti apa sejarah penurunan Al-Qur’an pada peradaban masyarakat ketika itu dan bagaimana pesan-pesan Al-Qur’an tersebut mampu membangun/reformasi peradaban baru berdasarkan petunjuk Al-Qur’an. Tulisan ini diharapkan dapat mengembalikan kita pada pemahaman menyeluruh tentang makna dasar kehadiran Islam dan mampu secara lebih bijak memahami peradaban masyarakat modern dengan berkaca pada tujuan diturunkannya Al-Qur’an bagi kehidupan umat manusia. Kalau kita telusuri sejarah turunnya Al-Qur’an, maka kita akan melihat bahwa teks Al-Qur’an terbentuk dalam rentang waktu sekitar dari dua puluh tiga tahun sebagai respon terhadap persoalan-persoalan sosial yang dihadapi masyarakat Arab pada masanya. Sebab itulah, maka dalam memahami Al-Qur’an tidak bisa dilepaskan begitu saja dengan sejarah dan peradaban saat Al-Qur’an diturunkan, untuk mengetahui pesan dasar dari maksud tersebut. Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur kepada masyarakat Arab pada waktu itu, mengomentari keadaan dan peristiwa-peristiwa yang mereka alami bahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan dan permasalahan yang mereka hadapi. Isi Al-Qur’an bukan hanya mereformasi peradaban masyarakat yang ada tetapi bahkan merevolusi konsep-konsep peradaban yang sudah baku di tengah masyarakat dan menggantinya dengan konsep baru yang meluruskan dan mencerahkan. Kata kunci: Peradaban Masyarakat, Kehadiran Al-Qur’an, Reformasi Peradaban.

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS MASJID DALAM PERSPEKTIF DAKWAH NABI SAW

Da'wah of social empowerment is the real action in order to make the improvements. Historically, da'wah in the form of social empowerment based on mosque has been portrayed by the Prophet in the Nabawi Mosque Madinah. Muhammad saw. has successfully repaired and changed the conditions of the Medina people into a new powerfull society. Forms of empowerment included empowering spiritual aspect, social (of unity and equality), education, economics, politics and defense. The steps in empowerment, was to grow and to build the spiritual potential of Tawheed communities, providing access to (social institutions) building a mosque, made peace agreement with the various parties, established markets around the mosque, formed and trained defense forces, and togetherness. Abstrak Dakwah pemberdayaan masyarakar merupakan gerakan dakwah yang bersifat tindakan nyata, guna mewujudkan perubahan. Secara historis, dakwah dalam bentuk pemberdayaan masyarakat berbasis masjid telah diperankan oleh Rasulullah saw. di Masjid Nabawi Madinah. Nabi telah mampu memperbaiki dan mengubah kondisi masyarakat Madinah dan sekitarnya menjadi sebuah masyarakat baru yang maju dari semua sisi. Bentuk pemberdayaan yang dilakukan meliputi pemberdayaan dalam aspek spiritual, aspek sosial (persatuan dan kesetaraan), pendidikan, ekonomi, politik dan pertahanan. Adapun langkah yang ditempuh dalam melakukan pemberdayaan, adalah menumbuhkan dan membangun potensi spiritual Tauhid masyarakat, menyediakan akses (pranata sosial) dengan: membangun masjid, membuat perjanjian damai dengan berbagai pihak, mendirikan pasar di sekitar masjid, membentuk dan melatih pasukan pertahanan, dan kebersamaan. Kata kunci: pemberdayaan, masjid dan dakwah

DINAMIKA KOMUNITAS PANJALU DI BANDUNG YANG

Abstrak 'Urang' Panjalu di Bandung memang bukan satu-satunya kelompok urbanisan yang membentuk komunitas bisnis di sentra-sentra industri di wilayah Bandung. Nilai-nilai kekerabatan yang erat serta keterkaitan emosional dengan kampung halamannya telah menjadikan kelompok ini solid dan relatif bertahan di tengah-tengah situasi krisis ekonomi yang menimpa negeri ini. Kondisi ini disebabkan karena komunitas Panjalu di Bandung selalu berupaya untuk melakukan adaptasi dengan situasi baru yang dikenal dengan istilah equilibrium sosial dalam kelompok masyarakat yang menurut Ferdinand Tonnies berbentuk gemeinschaft. Di samping itu, kelompok ini menjadi sebuah entitas bisnis yang menjadi supply chain (rantai pemasok) terhadap industri-industri besar. Pasar Jatayu Bandung, sebagai sentra bisnis komunitas uban asal Panjalu, diakui sebagai Pasar Besi berskala nasional. Tidak kalah pentingnya, bisnis yang dianggap barang 'loakan' ini juga telah menghidupkan skala industri mikro (pemulung), juga UKM (Usaha Kecil Menengah), di samping dengan industri besar. Kata kunci : urbanisan, krisis ekonomi, equilibrium sosial, gemeinsschaft, supply chain. A. Latar Belakang Selain menjadi ibu kota Jawa Barat, Bandung merupakan salah satu 'tanah harapan' bagi para kaum pendatang. Oleh karena itu, sepanjang sejarahnya, kota Bandung banyak didatangi oleh para urbanisan (pendatang yang berasal dari satu propinsi) ataupun para migran (dari luar propinsi). Hal ini dimungkinkan mengingat unsur kota yang dimiliki Bandung, kerap dipandang sebagai sebuah kemajuan dan modernisasi seluruh aspek kehidupan. Di negara maju, pola migrasi biasanya sangat rumit (kompleks), dengan indikator adanya kesempatan ekonomi yang lebih seimbang

PERAN FILANTROPI ISLAM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN BANYUMAS

Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pola lembaga filantropi Islam dalam mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Banyumas dan untuk mengetahui realisasi program pemberdayaan masyarakat yang sudah dilaksanakan lembaga filantropi Islam di Kabupaten Banyumas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, observasi dan wawancara. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dan disajikan secara diskriptif dimulai dengan memaparkan telah diungkapkan oleh responden baik secara langsung, lewat tulisan maupun pengamatan secara langsung. Proses analisis data ini dilakukan dengan cara memulai menelaah semua data yang terkumpul dari berbagai sumber yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil penelitian ini menunjukkan peran lembaga filantropi Islam dalam mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Banyumas dilakukan secara variatif. Pemberdayaan yang dilakukan meliputi dua bentuk yakni pemberdayaan terhadap pihak donatur (muzakki) dengan memberikan pelayanan optimal. Hal tersebut terlihat pada pengelolaan filantropi Islam pada BAZNAS dan LAZISMU Kabupaten dalam bentuk layanan jemput zakat, website, media jejaring sosial dan lainnya. Sedangkan penyaluran dana filantropi Islam salurkan dalam beragam bentuk program pemberdayaan masyarakat yang memungkinkan para mustahik untuk bisa mengakses dengan cara proses dan prosedur yang harus dipenuhi. Realisasi program lembaga filantropi Islam dalam melakukan pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Banyumas sebagaimana telah dipraktikkan oleh BAZNAS dan LAZISMU Kabupaten Banyumas direaliasasikan dalam bentuk pelatihan dan bantuan modal baik berupa hibah maupun dana bergulir. Selain itu, adapula kegiatan penyaluran dalam bentuk charity seperti, bantuan pendidikan, bantuan pelayanan kesehatan, bantuan sarana dan prasana ibadah dan lainnya. Bentuk program dalam pemberdayaan masyarakat secara porsi total penghimpunan dana filantropi Islam cenderung lebih kecil ketimbang dana yang salurkan dalam bentuk charity. Namun, meski demikian pelaksanaan program dapat berjalan dengan lancar meskipun ada kendala sumber daya manusia dalam beberapa proses pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh lembaga filantropi Islam dalam hal ini BAZNAS dan LAZISMU Kabupaten Banyumas.

“MODEL PENGEMBANGAN KAWASAN MAKAM SYEKH BURHANUDDIN SEBAGAI KAWASAN RELIGI”

Perkembangan suatu kota secara umum dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor utama, yaitu faktor perkembangan penduduk dan perkembangan aktifitas masyarakat kota. Faktor perkembangan penduduk timbul karena adanya pertambahan penduduk secara alami (kelahiran) ataupun pertambahan penduduk akibat adanya arus migrasi. Peningkatan jumlah penduduk kota akan mempengaruhi pola perilaku sosial, budaya dan ekonomi dari masyarakat perkotaan. Pertumbuhan dan perkembangan suatu kota/daerah selalu diiringi dengan dinamika perkembangan masyarakatnya yang dapat dilihat dari perkembangan kegiatan masyarakatnya. Konsekuensi dari perkembangan tersebut akan memberikan dampak terhadap perkembangan dibidang lainnya antara lain perkembangan dibidang ekonomi, transportasi dan perkembangan fisik dari kota/daerah itu sendiri. Lingkungan Kawasan Situs Cagar Budaya Makam Syekh Burhanuddin merupakan bagian wilayah Kecamatan Ulakan Tapakis yang merupakan salah satu dari 17 (tujuh belas) kecamatan yang ada di Kabupaten Padang Pariaman dengan luas wilayah 38,85 km². Kecamatan ini terletak di pantai barat Pulau Sumatera dengan panjang garis pantai 7,5 km dan ketinggian dari permukaan laut 2,0 m DpL. Secara administrasi Kecamatan Ulakan Tapakis terdiri dari 2 (dua) nagari yaitu Nagari Ulakan dan Nagari Tapakis. Situs Cagar Budaya Makam Syekh Burhanuddin yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang sangat tinggi sendiri terletak pada Nagari Ulakan, yang kemudian menjadi pusat perhatian setelah Syekh Burhanuddin mengembangkan agama Islam serta mendirikan Surau sebagai pusat pendidikan Islam di Minangkabau pada masanya ini perlu dilestarikan eksistensinya. Penelitian ini bertujuan mencarikan solusi yaitu membuat suatu Model Pengembangan Kawasan Wisata Religi pada Makam Syekh Burhanuddin dengan pemberdayaan masyarakat setempat sebagai salah satu alternatif mata pencaharian. Dengan melibatkan partisipasi masyarakat dikawasan penelitian diharapkan juga dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat. Kata Kunci: Situs Cagar Budaya, Makam Syekh Burhanuddin, Ulakan, Pariaman, wisata Religi, model pengembangan