Model Proposal aku (original) (raw)

Proposalku

4. Dampak Positif-Bisa juga untuk saingan dalam pelajaran-Untuk motivasi dalam pelajaran karena mendapat dukungan dari pacar Dampak Negatif-Membuang-buang waktu karena hanya dipergunakan untuk berpacaran-Menjadi malas belajar karena terus-menerus berpacaran Al-Ghifari (2004) bahwa pacaran secara bahasa berarti saling mengasihi atau saling mengenal. Dalam pengertian luas pacaran berarti upaya mengenal karakter seorang yang dicintai dengan cara mengadakan tatap muka. Menurut Guerney dan Arthur (Dacey & Kenney, 1997) pacaran adalah aktifitas sosial yang membolehkan dua orang yang berbeda jenis kelaminnya untuk terikat dalam interaksi sosial dengan pasangannya yang tidak ada hubungan keluarga. Menurut Erickson (dalam Santrock, 2003) pengalaman romantis pada masa remaja dipercaya memainkan peran yang penting dalam perkembangan identitas dan keakraban. Pacaran pada masa remaja membantu individu dalam membentuk hubungan romantis selanjutnya dan bahkan pernikahan pada masa dewasa. Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan pacaran adalah upaya mengenal karakter seorang yang dicintai, dilakukan dua orang yang berbeda jenis kelamin yang belum menikah dan tidak memiliki hubungan keluarga. 4.3 Pengaruh Positif dan Negatif Pacaran Pacaran sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Pengaruh positif pacaran terhadap prestasi belajar siswa antara lain: 1. Bisa untuk saling menginggatkan dalam hal-hal positif; 2. Sebagai penyemangat dalam belajar; 3. Bisa menjadi teman curhat; 4. Bisa menjadi orang yang selalu ada dimanampun kita berada. Sedangkan pengaruh negative pacaran terhadap prestasi belajar siswa antara lain: 1. Bisa membuat amalas belajar; 2. Bisa membuat nilai menjadi turun;

Skripsi Proposal Bab

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern akan selalu dibarengi dengan berbagai transisi dan perubahan, salah satunya perubahan lingkungan strategis. Transisi epidimiologi, transisi lingkungan, transisi demografis, perubahan social budaya, perubahan keadaan politik, ekonomi, dan keamanan merupakan komponen perubahan lingkungan strategis yang juga berdampak terhadap masalah kesehatan. Dalam hal ini terutama menyangkut perubahan derajat kesehatan, dan perubahan pola menyakit. Di berbagai daerah, terjadi sebuah transisi yang sebelumnya pola penyakit didominasi oleh penyakit menular, saat ini sudah beralih kepada peningkatan penyakit tidak menular. Bahkan dari beberapa tahun belakangan ini, prevalensi penyakit tidak menular terus meningkat. Menurut data riskeskedas 2018, prevalensi penyakit tidak menular meningkat jika dibanding data riskesdas pada tahun 2013. Hal ini terutama pada penyakit kanker, stroke, ginjal kronis, diabetes mellitus, dan hipertensi. (https://extranet.who.int/ncdccs/Data/IDN\_D1\_KMK%20No.% 20854%20ttg%20Cardiovasular%20Diseases%20Guideline.pdf dan riskesdas kemenkes). Penyakit tidak menular sendiri, merupakan suatu penyakit yang muncul sebagai akibat dari kombinasi faktor genetic, fisiological,lingkungan, dan faktor perilaku. Dalam hal ini, salah satu dari empat penyakit tidak menular yang selalu menjadi perhatian dan fokus utama pemerintah adalah penyakit diabetes mellitus (penyakit gula). (https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/ noncommunicable-diseases). (WHO diabetes global report) Diabetes melitus sendiri merupakan suatu penyakit metabolic yang ditandai dengan adanya peningkatan gula darah sebagai akibat dari kegagalan

Proposalku terbaru

Kebutuhan manusia terhadap peralatan yang cerdas dan dapat bekerja secara otomatis saat ini semakin meningkat, disamping cara kerjanya yang teliti juga peralatan ini tidak perlu dipantau setiap saat. Dengan mengaktifkan peralatan tersebut dan kemudian mengaturnya sesuai keinginan, maka peralatan tersebut akan mengerjakan tugasnya sesuai dengan program yang telah diberikan.