PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS BUKU CERITA TERHADAP MINAT BACA DAN HASIL BELAJAR MEMBACA BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS V SD GUGUS III KECAMATAN ABANG (original) (raw)
Related papers
The goals of this research are to study students' difficulty of light topic and increases learning achievements of Junior High School students of that topic through guided inquiry learning. This experiment study used two classes of sample: experiment and control. The data of cognitive learning achievement improvement was gathered by using pre test and post test, while those of learning difficulty were found through problem tested analysis. The results of the study show that the students encounter learning difficulties in the form of understanding the material, relating between concepts, understanding the formula, and operating formula for solving the problem. In general, percentages of learning difficulties of experiment group are less than those of control group. It is concluded that guided inquiry learning can solve the learning difficulties of student of light topic which in turn can increase students' learning achievement. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP pada pokok bahasan cahaya melalui pembelajaran inkuiri terbimbing. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksperimen yang dilaksanakan dengan mengambil sampel dua kelas dari enam kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kendali. Data peningkatan hasil belajar kognitif diperoleh dari pre test dan post test, sedangkan data mengenai kesulitan belajar diperoleh dari analisis soal yang diujikan. Hasil penelitian menunjukkan siswa mengalami kesulitan belajar fisika pada pokok bahasan cahaya yang meliputi kesulitan memahami materi, kesulitan mengaitkan hubungan antar konsep, kesulitan mengerti rumus, kesulitan mengoperasikan rumus untuk menyelesaikan soal. Secara umum persentase kesulitan belajar pada kelas eksperimen lebih kecil daripada kelas kendali. Hal itu diikuiti dengan meningkatnya hasil belajar kelas eksperimen secara signifikan dibandingkan kelas kontrol. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing dapat mengatasi kesulitan belajar siswa pada pokok bahasan cahaya yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. ABSTRAK ABSTRACT © 2010 Jurusan Fisika FMIPA UNNES Semarang PENDAHULUAN Hasil pengalaman lapangan di SMP N 7 Semarang ditemukan beberapa permasalahan di antaranya pelaksanaan pembelajaran sains yang masih didominansi guru dengan metode ceramah yang cenderung terbatas pada aspek hafalan sehingga kurang melibatkan aktivitas siswa melakukan kerja ilmiah, akibatnya siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep fisika dan berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah. Untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut, guru perlu mengubah metode mengajar lama dengan metode mengajar baru yang memungkinkan siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran, dan lebih membantu siswa dalam memahami konsep fisika sehingga mencapai hasil belajar yang baik. Salah satu metode yang memungkinkan untuk diterapkan adalah metode pembelajaran inkuiri terbimbing. Metode pembelajaran inkuiri terbimbing adalah metode mengajar yang memberikan pengalaman belajar langsung, melibatkan aktivitas, dan mengajak siswa untuk melakukan kegiatan percobaan berupa penemuan yang dapat membantu siswa memahami konsep fisika (Panasan & Nuangchalerm, 2010). Dengan pembelajaran inkuiri terbimbing diharapkan dapat mengatasi kesulitan belajar siswa (Nuangchalerm & Thammasena, 2009). Menurut Hamalik (1990) kesulitan belajar adalah halhal yang bisa mengakibatkan kegagalan atau setidak-tidaknya menjadi gangguan yang bisa menghambat kemajuan belajar. Faktor yang menimbulkan kesulitan belajar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor intern (faktor yang berasal dari diri sendiri) dan faktor ekstern (faktor yang berasal dari lingkungan). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa dan meningkatkan hasil belajarnya melalui pembelajaran inkuiri terbimbing pada pokok bahasan cahaya. Dalam penelitian ini faktor intern yang ditinjau adalah kemampuan pemahaman siswa terhadap suatu konsep fisika yang diberikan. Sedangkan faktor ekstern
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
Keterampilan berpikir kritis adalah bagian penting dari kompetensi abad ke-21 dan harus melekat pada peserta didik saat ini untuk berkemampuan bersaing di era berteknologi dan globalisasi. Dengan menguasai keterampilan berpikir kritis diharapkan peserta didik mampu menyelesaikan problematika kehidupan yang terjadi. Pembelajaran IPS abad ke-21 harus mendorong peserta didik berpikir kritis seperti yang termuat dalam tujuan pembelajaranya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan kegiatan pembelajaran yang tepat sehingga tercapainya hasil pembelajaran yang dimaksud. Pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran yang dikembangkan dengan aliran konstruktivisme, menurut berbagai penelitian mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Kemajuan teknologi juga membuat informasi menjadi mudah diakses oleh siswa, guru dan masyarakat, hal ini menberikan kemudahan kepada peserta didik mengakses sumber belajar sebagai bahan bacaan mereka. Kemudahan mengakses bahan bacaan tidak dibarengi oleh kemauan dan kemampuan membaca peserta didik. Keadaan ini mengakibatkan pengetahuan awal (prior knowledge) peserta didik sangat rendah, jadi Penerapan membaca pada salah satu langkah inkuiri akan menumbuhkan pengetahuan awal yang diperlukan sehingga mendukung tercapainya tujuan dari pembelajaran inkuiri yaitu mengembangkan ketererampilan berpikir kritis.
This study aims to determine : (1) the influence of guided inquiry approach combined with a flow diagram of the level of student understanding; (2) the influence of guided inquiry approach combined with a flow diagram of the student learning outcomes; and (3) improving student learning outcomes after learning use of guided inquiry approach combined with a flow chart. This study design was used descriptive and quasi-experimental research with this type of pre-test and post-test. The sample in this study were students of class XI IPA 2 SMA Muhammadiyah Jayapura on odd semester school year 2015/2016. Research note is the note level of understanding and student learning outcomes. The level of understanding were collected using an objective test which is equipped with a level of confidence about the answer to number 17. While the test results to learn as much as 7 questions in each lesson plan. The results showed that : (1) a significant difference between guided inquiry approach combined with a flow diagram of the level of understanding of students with count of sig. 0,000 < 5 %, as well as the influence of 98.6%. (2) a significant difference between guided inquiry approach combined with a flowchart of the learning outcomes 1, 2, and 3 with sig. of count 0.000 < 5 % with the average percentage of the influence is 67.8 %.
RIZAL HERMAWAN, 2019
Instrumen penelitian yang digunakan adalah pre test dan post test. Pre test post test berisi soal yang berkaitan materi bahasa indonesia tentang Bermacam-macam Pekerjaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, uji homogenitas dan uji t. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh literasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD Inpres 12 Kabupaten Sorong. Hal ini ditunjukan oleh nilai t hitung sebesar 13.220 dengan dk=n-2 (40-2=38) diperoleh t tabel 2.024. Berdasarkan hasil analisis data nilai yaitu t hitung > t tabel (13.220 > 2.024) maka hipotesis diterima.
Indonesian Journal of Elementary Education (IJOEE), 2020
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan membaca intensif. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Jurumudi 3 Kecamatan Benda Kota Tangerang, kelas IV semester II tahun ajaran 2018-2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Adapun sampel penelitian ini meliputi 27 siswa kelas eksperimen dan 27 siswa kelas kontrol. Kelas IV-A sebagai kelas eksperimen dan kelas IV-B sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes sebanyak 10 soal. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu dengan uji-t, pada taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 54. Uji normalitas hasil tes menggunakan chi kuadrat. Pada kelompok eksperimen 𝑥²hitung = 1.332 pada α = 0.05 dan 𝑥²𝑡abel = 11.070. Pada kelompok kontrol 𝑥²hitung = 9.838 pada α = 0.05 dan 𝑥²𝑡abel = 11.070. Pada kedua kelompok berdistribusi normal. Uji homogenitas menggunakan uji Fisher. Diperole...
MENUMBUHKAN SIKAP ILMIAH SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI
Abstrak: Sikap ilmiah merupakan salah satu karakter yang dimiliki oleh ilmuwan, karakter ini harus dimiliki ketika siswa belajar IPA. Inkuiri merupakan kegiatan yang dianjurkan dalam pembelajaran IPA, karena dalam langkah kegiatan inkuiri itu sendiri tersedia ruang bagi guru untuk mengembangkan sikap ilmiah. Kegiatan pembelajaran inkuiri meliputi, kegiatan merumuskan masalah, perencanaan penelitian, eksperimen, penjelasan data dan mengkomunikasikan. Pada kegiatan merumuskan masalah dapat dikembangkan sikap curiositas, kegiatan perencanaan penelitian dapat dikembangkan sikap hati-hati, kegiatan eksperimen dapat dikembangkan sikap obyektif dan sikap hati hati (skeptis). Kemudian pada kegiatan membuat penjelasan berdasarkan data hasil observasi dapat ditanamkan sikap terbuka, sikap tidak mencampuradukan fakta dengan pendapat, dan pada kegiatan mengkomunikasikan dapat dikembangkan sikap terbuka. Kata kunci: inkuiri, sikap ilmiah Abstrac: The scientific attitude is one of the characters are owned by scientists, these characters must-have when students learn science. Inquiry is a recommended learning activities in science, because in step activity inkuiri available space for teachers to develop a scientific attitude. The activity of learning inquiry covering, formulate problems, planning research, experiment , explanation and communicate on an formulate problems may be developed an curiosity, planning research may be developed an sceptic, experiments may be developed an objectively and sceptic, make explanation can be developed open-mindedness and rationality, and on an communicate may be developed open-mindedness.
PENGARUH BUKU CERITA DALAM PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA PADA ANAK USIA 3 TAHUN
Matapena: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 2020
Abstrak Bahasa adalah alat yang digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pemerolehan bahasa dapat dibagi menjadi dua: (a) Pemerolehan bahasa pertama atau biasa disebut dengan bahasa ibu, dan (b) Pemerolehan bahasa kedua. Pemerolehan bahasa ini masuk dalam kajian psikolinguistik. Maka untuk bisa mendalami masalah pemerolehan bahasa, kita diharuskan untuk mendalami psikolinguistik. Jurnal ini akan membahas tentang pemerolehan bahasa kedua yang didapat melalui buku cerita. Buku cerita yang biasa dibacakan oleh ibunya setiap malam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalam metode deskriptif kualitatif. Abstract Language is a tool that humans use in everyday life. Language acquisition can be divided into two: (a) First language acquisition or commonly referred to as native language, and (b) Second language acquisition. This language acquisition is in Psychocholinistic studies. So to be able to deepen the problem of language acquisition, we are required to deepen psykolinguistic. This journal will discuss the acquisition of a second language acquired through the story book. The story book is commonly read by her mother every night. The method used in this research is dialiog qualitative descriptive method. PENDAHULUAN Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat, bahasa digunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama (Darwojdowodjojo, 2008: 16). Bahasa juga dapat disebut alat yang digunakan untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. manusia tidak dapat meninggalkan bahasa karena manusia merupakan makhluk sosial, jadi untuk berkomunikasi dengan sesama dibutuhkan bahasa. Bahasa dapat berupa tulisan, lisan atau juga bisa berupat simbol yang digunakan. Bahasa dapat disebut dengan bahasa jika dapat digunakan untuk berkomunikasi atau berinteraksi satu sama lain. Sebuah pepatah menyatakan "Tiada hari tanpa bahasa dan tiada kehidupan tanpa bahasa" ArsantiDari pepatah itu dapat kita ketahui bahwa bahasa memang