Pemodelan Pengembangan Material Membran Sel bakar Bercabang (Hyperbranched) (Tugas Makalah Material Anorganik (original) (raw)
Related papers
Superabsorben Polimer (SAP) adalah suatu bahan yang dapat mengabsorbsi cairan lebih besar daripada bobot awalnya. Superabsorben polimer (Na-CMC/PSO/Al) disintesis dengan mereaksikan Na-CMC dengan PSO. Pati dimodifikasi dengan metode oksidasi menggunakan Hidrogen Peroksida 2%. Selanjutnya Na-CMC/Pati diikat silang menggunakan 1%, 2%, dan 3% Al2(SO4)3.18H2O (%b/b). Terbentuknya polimer superabsorben didukung oleh adanya spektrum FT-IR yang dibuktikan dengan adanya gugus karboksil dan garam CMC pada bilangan gelombang sekitar 1600-1640 cm-1 dan 1400-1450 cm-1. Pada spectrum pencampuran Na-CMC/PSO/Al, terlihat adanya gugus –OH dan –CH pada bilangan gelombang 3265-3272 cm-1 dan 2892-2922 cm-1. Munculnya gugus karbonil dari garam karboksilat pada bilangan gelombang 1580 cm-1 dan gugus karbonil dari alcohol primer pati pada 1021-1103 cm-1. Hasil morfologi menunjukkan Na-CMC/PSO/Al memiliki permukaan yang kasar dan kerapatan yang besar. Hasil termogram pada analisa termal menggunakan DSC menghasilkan nilai Tg Na-CMC/PSO/Al berada di antara Tg PSO dan Na-CMC yaitu 99,52˚C dimana Tg PSO adalah 97,62˚C dan Tg Na-CMC berada pada 99,60˚C yang menandakan telah terjadi interaksi jaringan polimer antar kedua sampel. Ratio ikat silang terbaik terdapat pada superabsorben dengan (3%Al) yang menunjukkan nilai WAC sebesar 8330%. Kata kunci : Na-CMC, Ikat Silang, Pati Sukun, Superabsorben
Pembentukan Sel-Sel Manufaktur Dengan Menggunakan Metode Betroc DI PT Nikkatsu Electric Works
2015
PT NIKKATSU mempunyai rencana menambah mesin baru dalam upaya peningkatan kapasitas produksi transformer. PT NIKKATSU memproduksi produk transformer dengan varian dan jumlah yang cukup banyak , dan komponen transformer yang beragam memiliki kesamaan karakteristik desain, proses dan teknologi yang digunakan maka diusulkan tata letak yang sesuai adalah group technology layout. Metode pada Group Technology Layout yang digunakan adalah Better Alternative To Rank Order Clustering (BETROC). Hasil dari pengolahan data yang dilakukan dengan membuat 4 alternatif dengan berupa sel-sel manufaktur menurut Grouping Efficacy (GE) adalah alternatif 3 yang memliki 4 sel manufaktur karena memiliki nilai GE paling besar yaitu 0, 433 . Hasil perbandingan menunjukan solusi dari metode BETROC lebih baik daripada tata letak awal dengan nilai GE untuk metode BETROC 0, 433 sedangakan tata letak awal 0.387. Sehingga dapat disimpulkan bahwa GT layout lebih baik daripada process layout yang diter a pkan PT NI...
Prosiding Seminar Nasional Teknoka, 2019
Dalam penelitian kali ini, telah didemonstarsikan penggunaan Grafin Oksida (GO) sebagai material pengantar lubang pada sel surya hibrid Bulk-Heterojunction (BHJ). Sebuah metode sederhana digunakan dalam memodifikasi anoda dari sel surya hibrid dengan cara mendeposisi material karbon nano hasil proses larutan diantara kaca transparan indium timah oksida(ITO) dan lapisan fotoaktif. Perngguanan GO ini ditujukan untuk mengganti secara keseluruhan polimer konduktif poly(3,4-ethylenedioxythiophene) polystyrene sulfonate (PEDOT:PSS). Dengan penggunaan lapisan GO ini, perbaikan efisiensi konversi energi dari 0,1% menjadi 1,66 % dapat dicapai melalu mekanisme penurunan hambatan seri (RS). Dengan hasil ini GO telah berhasil menunjukkan potensial yang besar untuk digunakan sebagai material pengantar lubang yang efisien pada sel surya hibrid
Pengembangan E-Modul Biologi sebagai Bahan Ajar pada Materi Sel
Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar e-modul biologi menggunakan aplikasi 3D pageflip professional pada materi sel. Untuk melihat respon guru dan peserta didik terhadap bahan ajar e-modul dengan menggunakan aplikasi 3D pageflip professional pada materi sel. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (Research and Development) dengan mengacu pada model pengembangan 4D dari Thiagarajan, namun pada penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap 3D yang meliputi (1) Define, (2) Design, dan (3) Develop. Subjek penelitian ini meliputi 1 dosen ahli media, 1 dosen ahli materi, 1 guru mata pelajaran biologi, dan siswa kelas XI IPA SMAN 4 Pandeglang. Instrumen yang digunakan untuk menilai kelayakan e-modul ini meliputi lembar penilaian kelayakan oleh ahli media, lembar penilaian kelayakan oleh ahli materi, angket respon guru dan angket respon siswa terhadap penggunaan e-modul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) modul yang dikembangkan adalah E-modul Biologi Se...