MEMAHAMI TERAPI DAN POLA ASUH YANG TEPAT SEBAGAI SARANA KONSELING BAGI ANAK (original) (raw)
Related papers
KONSELING ANAK & TERAPI BERMAIN: Apa dan bagaimana melakukannya?
HIS Shelter Community Indonesia, 2008
Anak-anak mengalami banyak krisis dalam kehidupan mereka. Keadaan mereka yang sakit, mengalami trauma, kelainan biologis, masalah patologis, dan sebagainya telah sampai kepada titik yang sangat mendesak untuk memperoleh pertolongan pastoral. Terapi bermain adalah salah satu metode yang sangat efektif untuk menolong anak mendapat pelayanan secara komprehensif.
POLA ASUH OTORITATIF SEBAGAI SARANA PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK DALAM SETTING KELUARGA
Perkembangan jaman menuntut manusia tidak hanya cerdas dalam intelektual namun juga berkarakter. Karakter dibentuk melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang utama dan pertama bagi anak adalah lingkungan keluarga. Dalam lingkungan keluarga, anak akan mempelajari dasar-dasar perilaku yang penting bagi kehidupannya kemudian. Karakter dipelajari anak melalui memodel para anggota keluarga yang ada di sekitar terutama orang tua. Model perilaku keluarga secara langsung maupun tidak langsung akan dipelajari dan ditiru oleh anak. Anak memodel orang tua dalam keluarga bersikap, bertutur kata, mengekspresikan harapan, tuntutan, dan kritikan satu sama lain, menanggapi dan memecahkan masalah, serta mengungkapan perasaan dan emosinya. Model perilaku yang baik akan membawa dampak baik bagi perkembangan anak demikian juga sebaiknya. Keberhasilan pembentukan karakter pada anak ini salah satunya dipengaruhi oleh model orang tua dalam melaksanakan pola asuh. Pola asuh orang tua terbagi menjadi tiga macam yaitu otoriter, permisif, dan otoritatif. Masing-masing pola asuh ini mempunyai dampak bagi perkembangan anak. Pola asuh otoritatif menjadi jalan terbaik dalam pembentukan karakter anak. Karena pola asuh otoritatif ini bercirikan orang tua bersikap demokratis, menghargai dan memahami keadaan anak dengan kelebihan kekurangannya sehingga anak dapat menjadi pribadi yang matang, supel, dan bisa menyesuaikan diri dengan baik.
MENERAPKAN POLA ASUH KONSISTEN PADA ANAK AUTIS
Istilah autis sedang marak akhir-akhir ini, ditambah lagi dengan jumlah anak autis yang kian hari kian bertambah, sehingga menuntut kita agar lebih mengenal autis lebih dekat. Disamping memberi pelatihan/ terapi yang tepat untuk perubahan perilakunya, penerapan pola asuh yang konsisten juga salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua pada anak autisnya. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberi pemahaman pada masyarakat pada umumnya dan orang tua yang memiliki anak autis pada khususnya mengenai berbagai teori yang berkaitan dengan autis, terapi yang bisa diberikan pada anak autis serta penerapan pola asuh yang tepat untuk mendampingi anak autis.
Abstrak: Indonesia negara yang sangat rentan akan bencana alam, Banjir, Longsor, Kebakaran Hutan, Tsunami dan Gempa Bumi. Bencana alam yang terjadi mengakibatkan kerugian yang luar biasa, baik kerugian materi maupun kerugian psikis. Dampak psikis akan meninggalkan trauma yang mendalam bagi korban bencana alam, terutama anak-anak yang merupakan golongan sangat rentan sekali terhadap trauma. Karena anak-anak yang masih dalam proses perkembangan awal akan menyimpan seluruh kejadian dalam memorinya dan akan mempengaruhi tingkah laku di kemudian hari. Untuk membantu penderita traumatik adalah melakukan konseling. Konseling traumatik sangat urgen sekali peranannya dalam pemberian bantuan bagi korban bencana alam khususnya bagi anak-anak. Adapun fokus masalah dalam penelitian ini adalah apa saja jenis trauma yang timbul akibat bencana alam, dan apa saja jenis trauma yang dapat disembuhkan oleh konseling traumatik dan bagaimana konsep pendekatan konseling traumatik bagi anak-anak korban bencana alam. Hasil penelitian disimpulkan bahwa jenis trauma yang dapat ditimbulkan oleh bencana alam mulai dari kecemasan biasa (Trauma Events), sampai kepada kondisi Post-Traumatic Stress Disorder (Stres yang berat). Konseling Traumatik diiperuntukan untuk kondisi trauma yang masih dalam batas kecemasan ringan dan sedang, seperti ketakutan yang berlebihan, phobia dan sebagianya, sedangkan pada kondisi Post-Traumatic Stress Disorder ini membutuhkan alih tangan kasus kepada bidang profesi lainnya. Sementara itu konsep konseling traumatik menggunakan berbagai pendekatan yang disesuaikan kepada tingkat kebutuhan korban bencana alam, dengan demikian ketika konseling traumatik digunakan untuk anak-anak maka pelaksanaannya berlandaskan tingkat perkembangan dan kebutuhan psikologis anak sehingga konseling traumatik akan tepat pada sasarannya. A. Pendahuluan Laporan World Conference on Disaster Reduction 2005 menyebutkan, dalam dua dekade terakhir, tiap tahun rata-rata terdapat 200 juta jiwa terkena bencana. Disebutkan juga, meningkatnya bencana menimbulkan konsekuensi-konsekuensi berat bagi kebertahanan hidup, martabat, dan penghidupan individu,
PElAYANAN KONSELING UNTUK ANAK USIA DINI
ABSTRAK Dewasa ini profesi bimbingan dan konseling telah semakin berkembang, hal ini dilandasi oleh niat para petugas bimbingan dan konseling untuk membantu individu atau kelompak dalam mencegah permasalahan yang akan muncul dimasa remaja serta diharapkan mengembangkan segenap potensi yang dimiliki oleh individu. Pada awal sejarah perkembangan profesi bimbingan dan konseling tahun 1909 dimana pakar bimbingan dan konseling Frank Parsons cenderung fokus pada kegiatan bimbingan karir. Ini berarti bahwa bimbingan dan konseling hanya fokus melayani orang dewasa dan remaja saja, namun sering dengan lahirnya para pakar bimbingan dan konseling. Profesi bimbingan dan konseling menjadi suatu kegiatan yang mampu melayani berbagai bidang pelayanan yang terjadi di masyarakat, tidak terlepas pada anak usia dini pun menjadi sasaran dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Anak usia dini memiliki karakteristik yag berbeda dengan orang dewasa, karena anak usia dini tumbuh dan berkembang dengan banyak cara dan berbeda. Sofia Hartati (2005: 8-9) menjelaskan bahwa anak usia dini memeiliki karakter sebagai berikut: 1) memiliki rasa ingin tahu yang besar, 2) merupakan pribadi yang unik, 3) suka berfantasi dan berimajinasi, 4) masa potensial untuk belajar, 5) memiliki sikap egosentris, 6)memiliki rentan daya konsentrasi yang pendek, 7) merupakan bagian dari mahluk sosial. Merujuk pada karakteristik anak usia dini tersebut maka, pelayanan bimbingan dan konseling untuk anak usia dini merupakan kegiatan yang sangat penting dalam mencegah munculnya permasalahan peserta didik di masa depannya.
PEMBUATAN MAJALAH PESANTREN SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI DAN PEMBELAJARAN
The mass media is a very important means of communication in society, including in boarding schools. Al Amanah Islamic Boarding School at Krian, Sidoarjo is a boarding institution that uses the media as a means of communication and learning. It's just modern Islamic boarding school-based system is less able to optimize the media as a tool that is able to communicate in an optimal. This study aimed at making the media as a means of communication and learning for community Al Amanah Islam Boarding School and public. By using qualitative research methods and analysis semiotika Barthes, the results of this study indicate that the residents of boarding schools, especially the students, need a media representative in distributing their communication, good communication between students, communication with the leadership, and communication with the public. This communication is information, knowledge, control, education, and entertainment. Based on these results, the media-shaped magazine needs to be held to be a communicative tool. Therefore, for a magazine that communicative, it is necessary to the suitability of the cultural codes boarding schools with the message conveyed in the media, both visual and verbal messages.
MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
muatiara sujana, 2022
Dalam melaksanakan program layanan pendidikan anak usia dini/ PAUD, ada persyaratan-persyaratan tertentu berkaitan dengan standar yang harus dipenuhi dalam melaksanakan layanan PAUD tersebut. Dengan standar ini diharapkan dapat terciptanya kondisi yang baik dari kegiatan PAUD yang dilaksanakan, baik pada layanan PAUD pada jalur Pendidikan Formal, maupun jalur Pendidikan Nonformal. Sarana dan prasarana merupakan salah bagian yang harus distandarisasi dalam kegiatan pelayanan PAUD. Sarana dan prasarana adalah perlengkapan untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan. Pengadaan sarana dan prasarana perlu disesuaikan dengan jumlah anak, kondisi sosial, budaya, dan jenis layanan PAUD.Sarana dan Prasana sangat penting dalam prose pembelajaran bagi anak usia dini. Ini berguna untuk menunjang keberhasial dalm proses belajar mengajar itu sendiri. Tujuan penulisan tulisan ini senidri adalah agar dapat memanjemen sarana dan prasanan yang dapat digunakan dalam proses pembelajar guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar.
ART THERAPY SEBAGAI SARANA DALAM PELEPASAN EMOSI (KATARSIS) ANAK di SEKOLAH SUNGAI SURABAYA
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR)
Tujuan dari pemberian visual art therapy pada anak di Sekolah adalah upaya untuk mengontrol emosi anak dan memberikan edukasi tentang cara meningkatkan rasa percaya diri pada anak. Seperti diketahui anak memerlukan perhatian lebih dalam pengontrolan emosinya agar emosi tetap stabil dan menghindari perilaku emosi-emosi yang tidak diinginkan. Masalah akan timbul jika anak kehilangan kontrol terhadap emosi nya, dalam pengkategorian emosi ada empat gangguan emosi seperti ketidak mampuan anak dalam menunjukan tingkah laku yang sesuai situasi yang dihadapinya, ketidakmampuan anak dalam membangun hubungan pertemanan dengan teman-temannya, merasa depresi atau cemas yang berlebihan dengan faktor yang sangat kecil, merasa sakit perut ketika disuruh maju kedepan kelas, dan lain sebagainya.Anak sebagian besar memiliki perkembangan yang baik namun tidak memiliki keterampilan secara verbal untuk menyatakan apa yang dirasakan nya secara akurat. Untuk itu anak perlu tempat penyaluran emosi nya agar...
PEMBELAJARAN SASTRA SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN DAYA NALAR SISWA
Jurnal Ilmiah Iqra', 2007
Salah satu aspek yang dinilai kurang maksimal dalam proses pendidikan di sekolah dewasa ini adalah pembelajaran sastra. Padahal sejatinya, pembelajaran sastra dapat menjadi sarana pengembangan penalaran, kreativitas, kematangan pribadi, dan keterampilan sosial siswa. Untuk mewujudkan idealisme pembelajaran sastra itu diperlukan perubahan paradigma pembelajaran sastra, baik secara teoretis-konseptual, maupun segi teknis implementasinya, seperti metode, strategi, materi, langkah-langkah penyajian, media pembelajaran, evaluasi, dan lebih penting lagi tentang perumusan tujuan pengajaran. Keseluruhan komponen teknis tersebut haruslah didesain sedemikian rupa sehingga pembelajaran sastra yang sejatinya dapat menjadi sarana peningkatan daya nalar dan kreativitas siswa dapat diwujudkan.