makalah INSEMINASI BUATAN PADA TERNAK BABI (original) (raw)

2020, Rizal., S., H., Madani, M., H., Astuti, F., Noor, R., R., dan Suyatno

Inseminasi Buatan adalah jenis pertama dari teknologi reproduksi yang telah diterapkan dalam skala besar untuk peningkatan mutu genetika. Karena pada dasarnya Inseminasi buatan merupakan metode untuk meningkatkan potensi reproduksi hewan jantan, teknologi tersebut memungkinkan penggunaan sedikit hewan jantan untuk dipilih sebagai tetua bagi generasi berikutnya. Inseminasi buatan merupakan langkah untuk meningkatkan reproduksi khususnya pada hewan ternak untuk meminimalisir kegagalan bereproduksi secara alamai yang dikarenakan berbagai faktor, inseminasi buatan mendukung penggunaan sperma satu hewan jantan untuk membuahi lebih dari satu hewan betina untuk mencoba menghasilkan lebih banyak keturunan. Inseminasi buatan ini sendiri dapat dilakukan melalui beberapa tahap yaitu manajemen pengambilan dan penampungan semen, koleksi semen, pengenceran dan pengolahan semen sebelum akhirnya nanti dimasukan kedalam organ reproduksi hewan betina agar dapat berkembang dan bunting sehingga dapat menghasilkan keturunan. Daging babi di sangat diminati oleh masyarakat luas kecuali muslim karena memang citarasanya enak disamping juga untuk keperluan upacara keagamaan. Sebagai salah satu sumber protein hewani daging babi mempunyai kualitas asam-asam amino esensial lebih lengkap dengan proporsi yang lebih seimbang dibandingkan dengan protein nabati. Sejalan dengan meningkatnya pertambahan penduduk konsumsi daging babi juga meningkat. Di sisi lain dalam meningkatkan produktivitas ternak babi sering juga peternak khususnya yang memelihara induk mengalami kendala yaitu terbatasnya pejantan yang ada. Tidak semua peternak mempunyai atau mampu memelihara pejantan lebih-lebih peternak kecil di pedesaan. Biaya memelihara seekor pejantan memang cukup tinggi. Guna menangulangi permasalahan tersebut bisa di atasi dengan penerapan teknologi tepat guna dalam hal ini melalui kawin suntik atau inseminasi buatan (IB).