KONSEP IMUNISASI (original) (raw)
Related papers
JURNAL PSIKOLOGI ISLAM, 2018
ABSTRAK Artikel ini bertujuan untuk mengungkap fenomena mimpi dalam perspektif psikologi Islam. Fokus pembahasannya pada hakikat mimpi secara psikologis baik tinjauan psikologi umum maupun psikologi Islam serta bagaimana kedudukan mimpi serta kualitas mimpi yang sesuai dengan apa yang digambarkan dalam al-Qur`an dan hadis Nabi Saw. Artikel ini mencakup tiga simpulan. Pertama: mimpi secara psikologi Islam diyakini selain karena aspek pikiran maupun psikis, juga berhubungan dengan ilham atau wahyu yang berfungsi sebagai kabar gembira bagi seorang hamba, ujian keimanan, petikan dari sebagian kejadian di masa depan untuk mempersiapkan diri menghadapinya saat waktunya tiba dan menumbuhkan spirit dalam berjuang. Kedua: kedudukan mimpi dalam psikologi Islam sangat mempengaruhi pikiran seseorang baik fisik maupun psikis. ketiga: kualitas mimpi seseorang sangat berpengaruh terhadap mental dan perilaku seseorang. ABSTRACT This article aimed to uncover the phenomenon of dreams through Islamic psychology perspective. The discussion focused on the essence of dreams psychologically both in general psychology and Islamic psychology. The discussion in this article also talked about how the position and the quality of dreams in accordance with what is described in the Qur'an and hadiths. There are three conclusions in this article. First: dreams in Islamic psychology are believed in addition to the mental and psychological aspects, also related to inspiration or revelation that function as good news for the servant, the test of faith, pieces of some future events to prepare the individual to face when it comes and grow the spirit of struggle. Second: the position of dreams in Islamic psychology affects the individuals' physical and psychological condition. Third: the quality of dreams in Islamic psychology also affects individuals' mental and behavior.
KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang diampu oleh Dadang Sudrajat, M. Pd. Disusun oleh: Enrico Nabil Qois Budisantoso 1903123 PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2019 H a l a m a n | 1 A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan Konseling adalah proses interaksi antara konselor dengan konseling baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu konseling agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan permasalahan yang dialaminya. Bimbingan dan Konseling juga dapat didefinisikan sebagai upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor untuk memfasilitasi perkembangan konseling untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya.
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui Pembangunan Nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan dengan perencanaan terpadu yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak mengenal batas wilayah administrasi, sehingga menyulitkan pemberantasannya. Dengan tersedianya vaksin yang dapat mencegah penyakit menular tertentu, maka tindakan pencegahan untuk mencegah berpindahnya penyakit dari satu daerah atau negara ke negara lain dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat dan dengan hasil yang efektif. Dengan upaya imunisasi terbukti bahwa penyakit cacar telah terbasmi dan Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974. Mulai tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu, tuberculosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B. Walaupun PD3I sudah dapat ditekan, cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan merata. Kegagalan untuk menjaga tingkat perlindungan yang tinggi dan merata dapat menimbulkan letusan (KLB) PD3I. Untuk itu, upaya imunisasi perlu disertai dengan upaya surveilans epidemiologi agar setiap peningkatan kasus penyakit atau terjadinya KLB dapat terdeteksi dan segera diatasi. Dalam PP Nomor 25 Tahun 2000 kewenangan surveilans epidemiologi, termasuk penanggulangan KLB merupakan kewenangan bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Selama beberapa tahun terakhir ini, kekawatiran akan kembalinya beberapa penyakit menular dan timbulnya penyakit-penyakit menular baru kian meningkat.
Imunologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang sistem pertahanan tubuh. Terminologi kata " imunologi " berasal dari kata immunitas dari bahasa latin yang berarti pengecualian atau pembebasan. Istilah itu awalnya dipakai oleh senator Roma yang mempunyai hak-hak istimewa untuk bebas dari tuntutan hukum pada masa jabatannya. Immunitas (imunitas) selanjutnya dipakai untuk suatu pengertian yang mengarah pada perlindungan dan kekebalan terhadap suatu penyakit, dan lebih spesifik penyakit infeksi. Konsep imunitas yang berarti perlindungan dan kekebalan sesungguhnya telah dikenal oleh manusia sejak jaman dahulu. Pada saat ilmu imunologi belum berkembang, nenek moyang bangsa Cina membuat puder dari serpihan kulit penderita cacar untuk melindungi anakanak mereka dari penyakit tersebut. Puder tersebut selanjutnya dipaparkan pada anak-anak dengan cara dihirup. Cara yang mereka lakukan berhasil mencegah penularan infeksi cacar dan mereka kebal walaupun hidup pada lingkungan yang menjadi wabah. Saat itu belum ada ilmuwan yang dapat memberikan penjelasan, mengapa anak-anak yang menghirup puder dari serpihan kulit penderita cacar menjadi imun (kebal) terhadap penyakit itu. Imunologi tergolong ilmu yang baru berkembang. Ilmu ini sebenarnya berawal dari penemuan vaksin oleh Edward Jenner pada tahun 1796. Edward Jenner dengan ketekunannya telah menemukan vaksin penyakit cacar menular, smallpox. Pemberian vaksin terhadap individu sehat selanjutnya dikenal dengan istilah vaksinasi. Vaksin ini berupa strain yang telah dilemahkan dan tidak punya potensi menimbulkan penyakit bagi individu yang sehat. Walaupun penemuan Jenner ini tergolong penemuan yang besar dan sangat sukses, namun memerlukan waktu sekitar dua abat untuk memusnahkan penyakit cacar di seluruh dunia setelah penemuan besar itu.
Menurut UU no 4 tahun 1945 Lansia adalah seseorang yang mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000).