Resume Artikel tentang "Menag Yaqut harus buktikan ucapan lindungi kelompok Syiah dan Ahmadiyah" (original) (raw)

Jurnal Fiqih Munakahat Anti Damayanti

Anti Damayanti, 2020

The most important foundation in house keeping is love and affection, the result of the relationship between the two is a family full of blessings that are useful as a means to prosper the world with remembrance and worship to God. Allah and His Apostle encourage Humans to carry out marriage or marriage Because by marriage it can maintain the eye sight of the opposite sex and with marriage it can protect themselves from lust. And with the marriage of Allah requires that they be able to build the ark of household life well in accordance with Islamic teachings. Abstrak Landasan terpenting dalam Berumah tanga yaitu berupa cinta dan kasih sayang, Hasil dari relasi keduanya adalah keluarga yang penuh dengan keberkahan yang bermanfaat sebagai wadah untuk memakmurkan dunia ini dengan dzikir dan ibadah kepada Allah. Allah dan Rasul-Nya menganjurkan Manusia untuk melaksanakan nikah atau perkawinan Karena dengan menikah itu dapat menjaga pandangan mata terhadap lawan jenis dan dengan pernikahan itu dapat melindungi diri dari syahwat. Dan denggan pernikahan Allah menghendaki agar mereka dapat membangun bahtera kehidupan Rumah Tangga dengan baik sesuai dengan ajaran Islam.

Jurnal Analisis Wacana Pada Koran SUMUT

Natasyasinaa, 2018

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan kesalahan berbahasa dari segi ejaan, morfologi, sintaksis, dan semantik yang terdapat di dalam surat kabar SUMUT 24 ; (2) untuk memberikan perbaikan kesalahan berbahasa dari segi ejaan, morfologi, sintaksis, dan semantik yang terdapat di dalam berita SUMUT 24. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik menyimak dan melihat kesalahan pada kata atau kalimat, dengan begitu hasil yang diperoleh lebih benar.

SASI MASJID DAN ADAT: PRAKTIK KONSERVASI LINGKUNGAN MASYARAKAT MINORITAS MUSLIM RAJA AMPAT

This research is to explore the relationship between the mosque and communities in Raja Ampat. Based on the research objectives mentioned, the problems raised in this research is how the community cares in protecting the environment originating from religious expression. Furthermore, this study will describe the condition of the village in running its tradition. The results showed that the villagers have made the Islamic tradition as their references and regulations in keeping the surrounding environment including the sea and the forest. The regulations enforced to community were to guide the community or residents to improve and maintain the production of the environment. Some ideas which were applied in this community were to serve as guidelines for everyone for all the time. Regulations based on the political policies also became a part of the support for this practice with the enactment of local regulations. The regulation was adopted on the basis of the practices and customs of the people that have taken place since long time ago. This research showed that Islam was used as a spirit to support the sustainability of people's habits. The power of religion became the basis in setting the needs and at the same time it could accelerate new ideas to be accepted in the community. This study was to construct the idea that there were some local conditions especially to form an understanding of society in the process of protecting the environment. Finally, this research concludes that religion becomes a rule that arises natural synergy at the needs of the community. In addition, this research becomes the basis for further research on religious expressions and environmental safeguards.

CJR Al-Qur’an Hadist pada MA "SYAHWAT DALAM AL-QUR’AN"

2021

Syahwat merupakan fitrah manusia yang mempunyai peran besar dalam menggerakkan tingkah laku manusia. Bila seorang sedang lapar atau haus maka tingkah lakunya selalu mengarah kepada tempat di mana dapat diperoleh makanan dan minuman. Jika yang sedang dominan syahwat seksual maka perilakunya juga selalu mengarah kepada hal-hal yang memberi kepuasan seksual. Syahwat itu wataknya seperti anak-anak, jika dilepas maka ia akan melakukan apa saja tanpa kendali. Syahwat yang dimanjakan akan mendorong orang pada pola hidup hedonis. Dalam Islam, syahwat harus „dijinakkan‟ dan dikendalikan. Adapun tujuan dari penulisan makalah critical journal review ini tidak lain bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap jurnal ini. Penulis sangat berharap makalah critical journal review ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang mengkritik sebuah jurnal. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan makalah critical journal review ini terdapat banyak kekurangan - kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan.Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah critical journal review yang sederhana ini dapat dijangkau oleh siapapun yang terinspirasi. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun para pembaca sekalian.

Jurnal Komunika Aksi Bela Islam

Abstraksi Kajian ini mengeksplorasi pada aksi demonstrasi besar-besaran yang terjadi di Jakarta dengan dinamai " Aksi Bela Islam " oleh kelompok penggeraknya yaitu GNPF-MUI (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia). Hasil kajian ini menunjukkan bahwa " Aksi Bela Islam " telah menunjukkan adanya gerakaan sosial yang dilatarbelakangi oleh berbagai faktor baik agama, politik maupun ekonomi yang telah berhasil membentuk watak dan situasi demonstrasi yang terjadi di tengah perhelatan politik Pilkada DKI Jakarta. Selain itu, kajian ini pun menunjukkan bahwa proses demokrasi yang tengah berjalan pasca orde baru telah memungkinkan munculnya identitas sosial baru terlebih dalam spektrum agama yang lebih kuat.

HERMENEUTIKA NEGOSIATIF KHALED ABOU EL-FADL; MENJUNJUNG OTORITAS TEKS SEKALIGUS MEMBATASI OTORITARIANISME

ABSTRAK Maraknya otoritarianisme tafsir keagamaan dewasa ini yang dilakukan oleh organisasi atau institusi keagamaan telah berani mengatasnamakan sebagai pemegang tunggal penafsiran dan sekaligus pelaksana perintah Tuhan merupakan kegelisahan akademis yang dialami oleh Khaled Abou El-Fadl. Dengan menggunakan metode hermeneutika, Abou El-Fadl mencoba melakukan pembongkaran terhadap otoritarianisme dan despotisme dalam tafsir keagamaan kontemporer. Fokus utama gagasan Abou El-Fadl adalah pada " pemegang otoritas " dalam hukum Islam yang dibedakan dengan otoritarianisme. Agar tidak terjadi tirani tafsir yang otoriter, Abou El-Fadl menawarkan hermeneutika negosiatif, dimana makna merupakan hasil interaksi yang kompleks antara pengarang (author), teks (text), dan pembaca (reader) yang selalu diperdebatkan, dinegosiasikan, dan terus mengalami perubahan. Hermeneutika negosiatif ala Abou El-Fadl menjembatani antara membuka teks tanpa batasan (the limitless opening of the text) yang merupakan bentuk pelacuran hermeneutika (hermeneutical promiscuity) dan menutup teks secara sewenang-wenang (the arbitrary closing of the text) yang merupakan despotisme intelektual (intellectual despotism). Karenanya, untuk menghindari pemberangusan teks oleh para penafsir otoriter tersebut, Abou El-Fadl merasa perlu untuk menjunjung otoritas teks (the authoritativeness of the text) dan pada sisi lain, sekaligus membatasi otoritarianisme pembaca (authoritarianism of the reader) sehingga melahirkan penafsiran yang bertanggung jawab dengan memenuhi lima prasyarat, diantaranya kejujuran (honesty), kesungguhan (diligence), kemenyeluruhan (comprehensiveness), rasionalitas (reasonableness), dan pengendalian diri (self-restraint). Kata Kunci: Pemegang otoritas; menjunjung otoritas teks dan membatasi otoritarianisme pembaca.

ANALISIS WACANA PEMBERITAAN PENGUSIRAN DJAROT SAIFUL HIDAYAT DARI MASJID PADA MEDIA DARING BERITA SATU DAN REPUBLIKA

Penelitian ini pada dasarnya lebih menekankan titik perhatiannya pada aktor-aktor yang terlibat dalam pemberitaan pengusiran Djarot Saiful Hidayat dari masjid yang menjadi pusat perhatian pada pemberitaan-pemberitaan di beberapa media cetak dan daring. Kajian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis isi. Kajian ini juga terbatas hanya pada masing-masing satu teks berita yang dimuat pada media daring Berita Satu dan Republika. Model analisis wacana yang digunakan adalah model Theo Van Leeuwen dengan tujuan untuk meneliti dan menggambarkan bagaimana para pelaku atau aktor yang terlibat pada pemberitaan pengusiran Djarot Saiful Hidayat dari masjid dimarjinalkan posisinya dalam suatu wacana. Hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat dua jenis eksklusi yang dilakukan, yakni pasivasi dan nominalisasi. Sementara itu, terdapat lima jenis inklusi, yakni diferensiasi-indiferensiasi, objektivasi-abstraksi, nominasi-kategorisasi, determinasi-indeterminasi, dan asimilasi-individualisasi. Kata Kunci: Analisis Wacana Kritis, Eksklusi dan Inklusi, Theo Van Leeuwen.