PEMEROLEHAN BAHASA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (original) (raw)

PEMEROLEHAN BAHASA MENURUT AL QUR'AN

Wildanum Mukhalladun, 2021

Abstrak:Pemerolehan bahasa merupakan proses yang dialami manusia dalam perkembangan bahasa yang bersifat alami. Tujuan penulisan ini adalah 1) mendeskripsikan teori pemerolehan bahasa berdasarkan hipotesis-hipotesis dan Alquran, 2) mendeskripsikan kandungan ayat al-qur'an tentang pemerolehan bahasa. Tiga hipotesis membahas secara cermat terhadap pemerolehan bahasa ini, yakni hipotesis nurani, tabularasa dan kesemestaan kognitif. Hipotesis nurani melahirkan pemahaman bahwa pemerolehan bahasa jika diamati, bahasa itu dipeoleh karena adanya alat yang membantu untuk diperolehnya bahasa tersebut.Hipotesis tabularasa mengatakan bahwa pemerolehan bahasa pada anak itu adalah sesuatu yang dimunculkan dan dipengaruhi oleh peristiwa-perstiwa yang dialami dan diamati oleh seorang manusia itu sendiri. Hipotesis kesemestaan kognitif mengatakan bahwa bahasa diperoleh secara bertahap sesuai perkembangan da pertumbuhan seorang manusia. Dalam Alquran, proses pemerolehan bahasa melalui ujaran dan stimulus dari luar kemudian disambut oleh potensi yang dimiliki dan dibantu dengan piranti yang ada. Manusia mencerna pesan yang sampai dan mengolahnya dengan proses berpikir dan memori yang dimiliki lalu diteruskan dengan memahaminya dan pada akhirnya tercipta bahasa baru. A. Pendahuluan Bahasa adalah kunci membuka jendela dunia", slogan tersebut menunjukkan bahwa bahasa adalah hal yang penting dalam kehidupan. Melalui bahasa manusia mampu menujukkan eksistensinya sebagai makhluk yang sempurna. Bahasa juga sebagai alat komunikasi antar manusia yang satu dengan yang lainnya. Pada dasarnya bahasa merupakan sistem kode suara yang digunakan manusia untuk berhubungan dengan yang lain. Pandangan lain bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana integrasi dan adaptasi. Integrasi antara manusia dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar.Bahasa dalam konteks

AQSĀM AL-QUR`AN: GAYA BAHASA AL-QUR'AN DALAM PENYAMPAIAN PESAN

Qasam is one of the Arabs' habit since pre-Islamic in communicating to convince the interlocutor (mukhathab). This habit continues until Islam comes with the Qur'an as a guide to human life. The Qur'an descended on their environment and adapted to their habits in delivering divine messages. Human psychological conditions on receiving the message of Allah  are different. Some receive the message without the slightest doubt in their minds, so there is no need to swear to convince him and those who feel doubtful about the divine message so it is necessary to the amplifier and ironically, there is no confidence in the divine kalam, so that it must be accompanied by more than one amplifier. In the swearing, several elements must be fulfilled, namely fi`il qasam, muqsam bih, and muqsam alaihi. There are two models of qasam in the Qur'an, qasam zhāhir; which is clearly visible fi`il qasam and muqsam bih, while qasam mudhmar; the fi`il qasam and muqsam bih are not mentioned. The existence of qasam in the Koran to eliminate doubts and misunderstanding mukhāthab of the al-Qur'an itself, which is why they increase their confidence in it and the truth is established that the Koran is truly a revelation of Allah  and revealed to the Prophet Muhammad  to be transmitted to the humankind. Abstrak Qasam merupakan salah satu kebiasaan orang Arab sejak pra Islam dalam berkomunikasi untuk meyakinkan lawan bicara (mukhāthab). Kebiasaan ini terus berlanjut hingga Islam datang dengan al-Qur`an sebagai pedoman hidup manusia. Al-Qur'an turun di lingkungan mereka dan menyesuaikan dengan kebiasaan mereka dalam penyampain pesan ilahi. Kondisi psikologis manusia dalam menerima pesan Allah  tersebut berbeda-beda. Ada yang menerima pesan tersebut tanpa ada keraguan sedikitpun dalam pikirannya sehingga tidak perlu bersumpah untuk

AKUISI BAHASA MENURUT SPERPEKTIF AL-QURAN

FAUZI KURNIA ADAM, 2021

Abstrac : language is a system of sound symbols used by humans as means of communication, and for interacting with fellow humans to show what they think and feel, which is conveyed through the speech tools that have been bestowed by allah swt to humans. language is a gift by the creator so that it can be used by humans to develop their intellectual abilities, because allah commands humans to learn and use their minds to explore and expand intellectual horizons and develop the widest possible potential. in the koran, it is said that the prophet adam as the first human being received direct language lessons from allah swt as a provision to carry out the duties of the caliphate on earth and was given the potential to develop this language. god gave language skills and facilitated with the five senses to facilitate humans in the language process. this language process can occur through language acquisition or acquisition, and it can also occur through the language learning process. language acquisition is the process of humans acquiring the ability to capture, produce, and use words for understanding and communication. and the acquisition of this language contains elements of language components such as phonology, syntax, and semantics. Abstrak : Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh manusia untuk alat berkomunikasi , dan untuk berinteraksi dengan sesama manusia untuk menunjukan apa yang dia fikirkan dan rasakan, yang disampaikan melalui alat ucap yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT kepada manusia. Bahasa merupakan dianugerah oleh sang pencipta agar bisa digunakan oleh manusia untuk mengembangkan kemampuan intelektualnya, karna Allah memerintahkan manusia untuk belajar dan menggunggunakan akalnya untuk menggali dan memperluas wawasan intelektual serta mengembangkan potensi yang seluas-luasnya. Didalam al-quran dikatakan bahawa nabi Adam sebagai manusia pertama mendapat pelajaran bahasa langsung dari Allah SWT sebagai bekal untuk mengemban tugas kekhalifahan di bumi dan diberikan potensi untuk mengembangkan bahasa tersebut. Kemampuan bahasa diberikan oleh allah dan difasilitasi dengan panca indra untuk mempermudah manusia dalam proses berbahasa. Proses berbahasa ini dapat terjadi melalui akuisi atau pemerolehan bahasa , dan dapat juga terjadi melalui proses pembelajaran bahasa.

ASAL USUL BAHASA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN DAN SAINS MODERN

Maa, 2022

Asal usul bahasa telah menjadi perbincangan para pakar bahasa sejak lama. Para pakar bahasa kebanyakan bukan membahas pokok kaijan tentang asal-usul bahasa melainkan membahas cabang-cabang bahasa, sehingga kajian asal-usul bahasa menjadi kabur. Penelitian ini berusaha untuk menggali asal-usul bahasa dalam perspektif al-Qur"an dan sains modern. Penelitian ini adalah penelitian literatur dengan menggali sebanyak mungkin informasi dari al-Qur"an dan pendapat para pakar linguistik dalam mengkaji asal-usul bahasa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa al-Qur"an telah menjelaskan asal-usul bahasa manusia berasal dari Allah sang pencipta dengan mengajarkan kepada Adam a.s dan menciptakan perangkat bahasa yang ada pada manusia. Dalam bahasa Noam Chomsky, perangkat tersebut adalah Language Acquisition Device (LAD). Perangkat bahasa yang telah diciptakan oleh Allah tersebut tinggal dipergunakan oleh manusia melalui proses belajar. Tanpa melalui proses belajar perangkat bahasa tersebut tidak dapat berfungsi secara maksimal.

PEMEROLEHAN BAHASA DALAM PERSPEKTIF PSIKOLINGUISTIK DAN ALQURAN

Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan , 2018

Language acquisition is a process experienced by humans in the development of natural languages. The purpose of this paper is 1) to describe the theory of language acquisition in the perspective of psycholinguistics and the Qur'an, 2) to describe the process of acquiring language in a psycholinguistic and Qur'anic perspective. Three theories carefully discuss the acquisition of this language, namely behavioristic, nativis and functional theory. The behavioristic theory said that the acquisition of language through verbal behavior, that is by responding to stimuli and finally giving rise to language. The nativis theory said that the acquisition of language with genetic capacity influences the ability to understand the language around us, and produces a construct of a language system that is embedded in itself. Functional theory says that language acquisition depends on cognitive development. So, someone based on output language, then process it by giving meaning and finally giving birth to language as input. In the Qur'an, the process of acquiring language through speech and stimulus from outside is then welcomed by the potential that is owned and assisted by existing tools. Humans digest messages that arrive and process them with the thought processes and memories they have and then continue to understand them and ultimately create a 'new' language. Kata Kunci: language acquisition; language input; response; language output ABSTRAK Pemerolehan bahasa merupakan proses yang dialami manusia dalam perkembangan bahasa yang bersifat alami. Tujuan penulisan ini adalah 1) mendeskripsikan teori pemerolehan bahasa dalam perspektif psikolinguistik dan Alquran, 2) mendeskripsikan proses pemerolehan bahasa dalam perspektif psikolinguistik dan Alquran. Tiga teori membahas secara cermat terhadap pemerolehan bahasa ini, yakni teori behavioristik, nativis dan fungsional. Teori behavioristik mengatakan bahwa pemerolehan bahasa melalui perilaku verbal, yaitu dengan merespon stimulus dan akhirnya menimbulkan bahasa. Teori nativis mengatakan bahwa pemerolehan bahasa dengan kapasitas genetik yang mempengaruhi kemampuan dalam memahami bahasa di sekitar kita, dan menghasilkan sebuah konstruksi sistem bahasa yang tertanam dalam diri. Teori fungsional mengatakan bahwa pemerolehan bahasa bergantung pada perkembangan kognitif. Jadi, seseorang berdasar output bahasa, lalu memprosesnya dengan memberi makna dan akhirnya melahirkan bahasa sebagai input. Dalam Alquran, proses pemerolehan bahasa melalui ujaran dan stimulus dari luar kemudian disambut oleh potensi yang dimiliki dan dibantu dengan piranti yang ada. Manusia mencerna pesan yang sampai dan mengolahnya dengan proses berpikir dan memori yang dimiliki lalu diteruskan dengan memahaminya dan pada akhirnya tercipta bahasa " baru ". Kata Kunci: pemerolehan bahasa; input bahasa; respon; output bahasa

LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN

nurul izzah azzahra

Abstrak Manusia adalah makhluk bidimensional (dua dimensi.) ia diciptakan tuhan dari debu tanah dan ruh ilahi, debu tanah membentuk jasmaninya sedangkan ruh ilahi yang diembuskan-Nya melahirkan daya nalar, daya qolbu, dan daya hidup. Dengan membina jasmani, lahirlah keterampilan; Dengan mengasah daya nalar, lahirlah kemampuan ilmiah; Dengan mengasuh daya qolbu, lahirlah antara lain iman dan moral yang terpuji; Dan dengan menempa daya hidup tercipta semangat menanggulangi setiap tantangan yang dihadapi. Jati diri manusia sebagai makhluk sempurna terletak pada pembentukan karakternya berdasar keseimbangan unsur-unsur kejadiannya, yang tercapai melalui pengembangan daya-daya yang dianugrahkan tuhan itu. Jati diri yang kuat serta sesuai dengan kemanusiaan, manusia terbentuk melalui jiwa yang kuat dan konsisiten, serta memiliki integritas, dedikasi, dan loyalitas terhadap tuhan dan sesama makhluk. perlu dicatat bahwa keberhasilan mengasah daya qolbu akan melahirkan kenikmatan jauh lebih dari kenikmatan yang lainnya.

PENGARUH STRUKTUR BAHASA ARAB TERHADAP BAHASA INDONESIA DALAM TERJEMAHAN AL-QURʼAN

The process of translation in fact gave birth to a sociolinguistic phenomenon like bilingualism when the structure of a language that translated inFluence on the translation. This paper examines the translation of the Koran, which follows the pattern of the structure of the Arabic language in terms of word order (sequence pattern) element of Arabic and Indonesian. Based on the analysis of the function, the result of translation is not necessarily a literal translation has the same syntactic pattern with the source text. Indonesian function often different in sentence patterns with sentence patterns of Arabic, although it is the literal translation of the Arabic sentence. It happened because of the workings of the Arabic grammarians differ from Indonesian linguist in analyzing its function.

EKSISTENSI KATA SERAPAN DALAM AL-QUR'AN

Jurnal Imu Budaya, 2016

This paper focuses on a loan word (al-mu'arrab), the absorption method of vocabulary, its characteristics and its existence in the Qur'an which is always a debate among scholars. In general, the absorption of the vocabulary of a foreign language into Arabic is caused by the mixing between Arabs to neighbouring countries due to trade relations, migration, war and expansion of the Islam. The absorption process is done by changing the font, changing the line, adding another letter in the word, reducing the letters and others. As a result of these changes, people often do not realize that actually it is not native Arabic but the absorption of other languages. Therefore, this paper also presents the characteristics of a loan word in order to facilitate people in identification. Their absorption method and characteristics are possessed by the vocabulary uptake Arabic signifies that its existence is recognized by the public, but its existence in the Qur'an is still a debate among scholars from the first until now. There are at least three scholars"opinions in this regard. Most of them have stated that none of the Arabic loan word in the Qur'an and have also stated that in fact there are words that are not native Arabic but the absorption of other languages. Last categories are the ones who try to reconcile the two previous groups.

USAHA PENTERJEMAHAN AL-QUR'AN DI KEPULAUAN MELAYU

PEMIKIR, Bil. 26, Oktober-Disember 2001. Kuala Lumpur: Utusan Melayu (Malaysia) Berhad dengan kerjasama Institut Kajian Strategik dan Antarabangsa (ISIS) dan Jurnal Foreign Affairs, hlm. 173-197. , 2001

Usaha menterjemah al-Qur’an telah dilakukan dalam pelbagai bahasa bukan Arab termasuklah bahasa Melayu. Terjemahan al-Qur’an dalam bahasa Melayu merupakan khazanah umat Melayu Islam yang amat penting dan bernilai. Tambahan pula ia merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan kecemerlangan kehidupan masyarakat Melayu Islam melalui peningkatan pemahaman makna ayat-ayat al-Qur’an. Keadaan ini juga secara tidak langsung mempamerkan sikap umat Melayu Islam yang begitu komited terhadap kitab suci al-Qur’an yang dijadikan panduan dan pedoman hidup. Persoalannya, bagaimanakah untuk membuktikan perkara ini? Makalah ini akan cuba menjawab persoalan ini dengan menganalisis sejarah menterjemah al-Qur’an di Kepulauan Melayu. Analisis dibuat berdasarkan tiga aspek. Pertama, meninjau bentuk-bentuk terjemahan al-Qur’an sedia ada. Kedua, membuat tinjauan terhadap sejarah kemunculan idea penterjemahan al-Qur’an di Kepulauan Melayu. Ketiga, membuat analisis perkembangan usaha menterjemah al-Qur’an di Kepulauan Melayu seperti di Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura dan Selatan Thai. Akhirnya kertas kerja ini diharapkan dapat merumuskan bahawa terdapat banyak terjemahan al-Qur’an dihasilkan di Kepulauan Melayu. Ini membuktikan umat Melayu Islam di Kepulauan Melayu memerlukan kepada terjemahan al-Qur’an untuk memahami makna-makna ayat al-Qur’an.