OPTIMALISASI PARIWISATA KABUPATEN KEBUMEN BERBASIS DESA WISATA (original) (raw)
Related papers
POTENSI BAHARI PULAU DERAWAN MENUJU DESTINASI WISATA KOMPETITIF
Universitas Jenderal Ahmad Yani, 2018
As a nation Indonesia famous throughout the world as archipelago state, and those islands provide plenty of tourist destinations. Nowadays, the power of nations unlike in cold war era, where traditional security is measured as the main source of power, however in today's society non-traditional security become the main power, and one of them is tourism. As a country located in the coral triangle, Indonesia is surrounded by the shallow tropical marine ecosystem, where corals, fishes and other marine creatures are abundant. Indonesia in addition is the biggest contributor for the coral triangle area and Raja Ampat hosting the highest diversity of Marine world followed Derawan Island in East Kalimantan as the second place. This scientific paper will explain the potency of Derawan Island toward the competitive destination. In order to analyse the topic, the concept of hospitality will implement and the type of data research is primary, since the author conducting field research in Derawan Island and visiting number of official government agencies which related with the topic of research. The type of the research is descriptive explanative where the author will describe the data and explain about the potency of Derawan Island. The research shows that Derawan Island is located in the epicentre of marine biodiversity of the coral triangle. In addition Derawan Island also hosting two of six marine turtles in the world such as hawksbill and green turtle, in terms of dive spot, there are plenty of locations as the dive spot followed with extraordinary view and diversity of underwater world. Moreover related with accommodation, there are plenty of guesthouses, hotels and cottages and tourist can choose based on their budget.
DINAMIKA PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN POTENSI PEDESAAN SEBAGAI DESA WISATA 1
LKPI, 2024
Melalui buku ”DINAMIKA PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN POTENSI PEDESAAN SEBAGAI DESA WISATA” ini, peran heksahelix (akademisi, sektor bisnis, komunitas, pemerintah, media, dan parlemen) dapat diuraikan secara sistematis oleh para akademisi, praktisi, dan peneliti pariwisata. Olehkarenanya, karya tulisan ini diyakini dapat menjadi referensi bagi para pelaku Desa Wisata di Indonesia yang ingin mengembangkan potensi desa mereka.
Gua Kreo, yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang. Kelurahan Kandri memiliki sebagian besar warganya menggantungkan pencukupan ekonomi dari lahan persawahan. Kandri secara administratif merupakan wilayah Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah yang mempunyai Kawasan Wisata Alam Gua Kreo. Masyarakat desa Kandri dalam upaya pengembangan desa wisata telah membetuk kelompok sadar wisata (POKDARWIS) yang berbentuk sebuah klaster pariwisata.
Objek Wisata Air Panas Wai Platin yang terletak di Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur ini menjadi salah satu objek wisata yang menjadi unggulan di kabupaten Flores. Namun saat ini kawasan wisata Air Panas Wai Patin mengalami penurunan pengunjung wisata. Hal ini bisa dilihat dari data BPS kabupaten Flores dari tahun 2008 -2013 terjadi penurunan ratarata tiap tahun 34%. Tujuan dari Kajian ini adalah mengidentifikasi karakteristik penataan fasilitas wisata, mengidentifikasi persepsi dan perferensi wisatawan terhadap penataan fasilitas wisata dan, dan merumuskan arahan penataan fasilitas Air Panas Wai Platin berdasarkan persepsi dan perferensi wisatawan. Metode Analisis yang digunakan untuk mendukung kajian ini analisis deskriptif kuantitatif. Teknik penelitian yang di lakukan adalah pengamatan secara langsung di lapangan dan melakukan penyebaran kuisioner untuk mengetahui tingkat persepsi dan preferensi wisatawan terhadap penataan fasilitas Wisata Air Panas Wai Platin. Hasil Kajian ini menunjukan bahwa karakteristik penataan fasilitas wisata di Objek Wisata Air Panas ini masih belum memadai. Berdasarkan hasil analisis persepsi dan preferensi wisatawan terhadap penataan fasilitas dari aspek keamanan menyatakan 12% aman, 51% kurang aman dan 28% tidak aman. Aspek keutuhan fasilitasnya maupun konsep penataan sarana prasarananya menyatakan 8% baik, 69% kurang baik dan 21% menyatakan tidak baik.