Evaluasi Program Musyawarah Guru Bimbingan Dan Konseling SMP/MTS Kota Salatiga Tahun 2012 – 2015 (original) (raw)
Related papers
Evaluasi Program MGMP Matematika SMP di Kota Salatiga
2017
Musyawarah Guru Mata Pelajaran merupakan wadah dalam peningkatan profesionalisme guru yang memiliki program untuk mencapai tujuan program. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi program yang dibuat oleh MGMP Matematika SMP. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi program. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan model Discrepancy. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi, dan wawancara. Beberapa tahapan dalam menganalisis data yaitu pengumpulan data, reduksi data, penuajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Aspek Desain MGMP menggunakan standar penyelenggaraan program yang diberikan pemerintah dan memiliki AD/ART. (2) Aspek Instalasi terdapat kesenjangan karena masih belum ada program pengembangan yang dapat meningkatkan profesionalisme guru. (3) Aspek Proses, program yang direncanakan telah dilaksanakan sesuai dengan standar yang digunakan, meskipun dalam pelaksanaannya terdap...
Potret Evaluasi Program Bimbingan Dan Konseling DI Sekolah Menengah Atas
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 2021
Evaluation of guidance and counseling services should ideally be conducted periodically and continuously. Appropriate evaluation procedures will provide many benefits for teachers Guidance and counseling. Evaluation gives teacher guidance and counseling feedback to develop and improve programs. Evaluations also provide information to leaders about student development and improvement efforts. Proper evaluation results will help the counselor in achieving the goals of guidance and counseling services. This study aims to determine how the evaluation process is in high school. The research method uses a descriptive qualitative approach. Data collection techniques are interviews and observation. The sampling technique was carried out through a nonprobability sampling procedure. The results of this study indicate diversity in the evaluation process carried out by high schools. There are 6 (six) types of evaluations conducted by guidance and counseling teachers in high schools. The results...
Perencanaan Program Bimbingan Dan Konseling DI SMP 25 Banjarmasin
Jurnal konseling Gusjigang, 2015
Praktek layanan BK di sekolah merupakan usaha membantu peserta didik mengembangkan diri. Diharafkan peserta didik dapat memahamin bakat, minat serta norma dan nilai yang dianut berdasarkan pengalaman dalam kehidupan. BK secara efektif melalui perencanaan program BK dengan prinsip dan bidang layanan bimbingan pribadi, sosial, karier dan belajar serta pemaknaan terhadap pengalaman peserta didik akan menambah berarti bagi peserta didik dalam kehidupannya untuk masa depan yang lebih baik didunia maupun diakhirat. Permasalahan penelitian adalah Mengkaji secara ilmiah bagaimana perencanaan program BK di SMP Negeri 25 Banjarmasin dengan komponen variabel pendukung internal, pendukung eksternal, variabel fokos, variabel dampak Tujuan penelitian ntuk mendapatkan gambaran perencanaan program BK di SMP Negeri 25 Banjarmasin, fokus pada faktor perencanaan program, internal dan eksternal, implementasi, dan evaluasi efesiensi dan efektifitas serta produktifitas dan outcome program BK.
Evaluasi Pelaksanaan Program Layanan Bimbingan Dan Konseling DI Sekolah
2017
Penilaian kegiatan bimbingan dan konseling disekolah adalah segala upaya, tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program Bimbingan Konseling dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program Bimbingan Konseling yang dilaksankan. Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan. Tanpa penilaian tidak mungkin kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang telah direncakan. Penilaian program Bimbingan Konseling merupakan usaha untuk menilai sejauh mana pelaksanaan program itu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu model evaluasi program layanan konseling adalah model jembatan akuntabilitas. Model evaluasi program jembatan akuntabilitas dikembangkan oleh Astramovich dan Coker (2007). Model evaluasi program jembatan akuntabilitas ini digunakan di Las Vegas (Astramovich & coker, 2007). Model jembatan ak...
KONSELING EDUKASI "Journal of Guidance and Counseling", 2019
The Intervention Of Guidance And Counseling Program to Overcome The Bullying Of MAN Salatiga Students. This article a mixed method research with concurrent triangulation design to examine (1) the phenomenon of bullying at MAN Salatiga, (2) the guidance and counseling intervention to deal with bullying at MAN Salatiga, and (3) the ideal guidance and counseling program to overcome bullying at MAN Salatiga. Scale delivered to 157 respondents to measure students’ understanding and involvement in bullying. Interviews with students, guidance and counseling teachers, and FGD followed by lecturers and counselors used to collect information about bullying and bullying intervention. The results of the study revealed that students’ understanding of the concept of bullying is 73.41%, 44.76% students involved in bullying as witness; 34.13% as victim; and 34.25% as bully. There are differences between men and women in understanding of bullying concept and the involvement in bullying. The guidance...
Manajer Pendidikan: Jurnal Ilmiah Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana
Penelitian ini adalah penelitian evaluasi deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sistem yang difokuskan pada perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program konseling di SMA Kota Bengkulu. Subjek penelitian ini adalah manajemen program bimbingan konseling di SMAN 1 Kota Bengkulu dan SMAN 11 Kota Bengkulu. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, instrumen kuesioner penelitian dan dokumentasi. Hasil penelitian tentang pengelolaan program bimbingan dan konseling berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah di SMAN 1 Kota Bengkulu memiliki kriteria sangat baik dengan persentase 77% (sangat baik) diimplementasikan. Sedangkan SMAN 11 Kota Bengkulu memiliki kriteria baik dengan persentase 63% (baik) diterapkan.
Kinerja Guru Bimbingan Dan Konseling Sma Kota Surabaya Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya
2021
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) kinerja guru BK, pembinaan kepala sekolah, pembinaan pengawas, imbal jasa, dan pengalaman diklat guru BK SMA Kota Surabaya tahun pelajaran 2019-2020; (2) signifikansi pengaruh pembinaan kepala sekolah, pembinaan pengawas, imbal jasa, dan pengalaman diklat baik secara simultan maupun secara parsial terhadap kinerja guru BK. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif jenis deskriptif eksplanatoris. Populasi guru BK SMA Kota Surabaya sejumlah 256 orang. Sampel 154 orang diambil menggunakan tabel Krejcie & Morgan. Data dikumpulkan dengan kuesioner, dianalisis dengan statistik deskriptif dan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Secara deskriptif kinerja guru BK SMA Kota Surabaya tergolong baik, pembinaan kepala sekolah terhadap guru BK tergolong baik, pembinaan pengawas baik, pemberian imbal jasa tergolong baik, dan pengalaman diklat guru BK tergolong baik; (2) Pembinaan kepala sekolah, pembinaan pengawas, pemberi...
Pengembangan Program Layanan Bimbingan Dan Konseling Komprehensif DI Sma
Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Konseling, 2015
The research program is aimed at generating a comprehensive guidance and counseling services in the school to be used by teachers in the high school guidance and counseling. This research is the development of a descriptive use of the procedural model. Using the procedure of development of Borg and Gall. Two groups of subjects validation program is two expert guidance and counseling programs, principals and teachers group guidance and counseling in high school. Data collection techniques used were questionnaires and Focus Group Discussion (FGD). Data were analyzed descriptively qualitative and quantitative. Programs of comprehensive guidance and counseling services is produced through a two-stage and two-stage validation program revisions. Expert validation results indicate that the program of comprehensive guidance and counseling services in high school had a decent implemented with some revisions based on advice, as a whole can be categorized either. While the results of Focus Group Discussion (FGD) program of comprehensive guidance and counseling services in high school was approved to be implemented with some revision of the results of the discussion.
Indonesian Journal of Guidance and Counseling Theory and Application, 2014
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kebijakan kepala sekolah terhadap pelayanan BK di SMA Negeri se-Kabupaten Purbalingga. Penelitian ini adalah penelitian kualitatifdengan pendekatan penelitian kebijakan, sumber dataprimer dan sekunder. Subyek penelitian yaitu seluruh kepala SMA Negeri se-Kabupaten Purbalingga. Instrumen yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan sarpras untuk BK sudah cukup lengkap walaupun belum maksimal karena minimnya anggaran dana. Kebijakan alokasi jam BK, prosentasenya 20% sama sekali tidak ada jam BK, 40% semua kelas ada jam BK, sedangkan 40% lainnya hanya sebagian kelas yang ada. Kebijakan mengenai kualifikasi akademik konselor, 50% dari jumlah seluruh guru BK yang berlatarbelakang pendidikan BK, dan 50% lainnya non BK. Hampir semua guru BK sudah memenuhi kriteria beban kerja guru BK yaitu minimal mengampu 150 siswa.Supervisi BK oleh kepala sekolah masih belum optimal. Anggapan BK sebagai polisi sekolah sudah mulai hilang karena kebijakan kepala sekolah yang menetapkan guru BK tidak boleh menghukum siswa. Simpulan penelitiannya yaitu secara umum kepala sekolah sudah mengetahui peran serta tanggungjawab kepala sekolah terhadap pelayanan BK, tetapi dalam pelaksanaannya kepala sekolah kurang menerapkan pemahamannya serta kurang melihat kebutuhan dari guru BK dan siswa.