Refarming of frequency 700 MHz analysis for long term evolution (LTE) in Indonesia using link budget calculation (original) (raw)

Perencanaan Coverage Dan Capacity Jaringan Long Term Evolution (lte) Frekuensi 700* Mhz Pada Tol Cipularang (cikampek-purwakarta-padalarang) Menggunakan Metode Physical Cell Identity (pci)

2015

ABSTRAK Pada tugas akhir ini dilakukan perencanaan jaringan LTE outdoor pada Tol Cipularang (Cikampek- Purwakarta–Padalarang). Perencanaan jaringan LTE ini dilakukan dengan cara perhitungan coverage dan capacity. Perhitungan coverage digunakan untuk mendapatkan radius daya pancar radio antena atau BTS (Base Transceiver Station). Perhitungan capacity digunakan untuk mengetahui jumlah kapasitas yang disediakan oleh antena atau BTS, serta mengetahui throughtput yang akan didapatkan oleh user yang ada di Tol tersebut. Pada penelitian ini juga dilakukan perencanaan trafik yang diperlukan sebagai data pendukung dalam perencaan jaringan LTE outdoor ini. Kemudian dilakukan perencanaan berdasarkan neighbour relation dan physical cell identity (PCI). Perencanaan jaringan LTE di jalan tol Cipularang ini disertai dengan simulasi menggunakan software ATOLL. Dengan adanya PCI terutama di daerah utama yaitu sepanjang jalur Tol Cipularang dengan membandingkan sebelum dan sesudah menggunakan metode ...

Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Pada Frekuensi 700 MHz Di Jalur Tol Cipali Berdasarkan Coverage Dan Capacity Menggunakan Software Atoll Radio Planning

2018

ABSTRAK Long Term Evolution (LTE) merupakan teknologi berbasis Internet Protocol (IP) generasi ke-4 (4G) yang merupakan pengembangan dari teknologi sebelumnya yaitu UMTS (3G) dan HSPA (3,5G) dengan peningkatan kecepatan dan efisiensi spektrum dibanding teknologi sebelumnya. Teknologi ini akan dapat memenuhi kebutuhan para user akan komunikasi paket data yang terus meningkat beberapa tahun belakangan. Pada teknologi sebelumnya yaitu 3G dan 2G kurang optimal dan stabil dalam melayani kebutuhan trafik dikondisi user bergerak dengan kecepatan tinggi melaju di jalur tol. Perancangan jaringan LTE ini menggunakan frekuensi 700 MHz yang merupakan frekuensi yang ideal untuk LTE di Indonesia karena cakupan area yang luas, ketersediaan bandwidth yang lebar, serta propagation loss yang kecil. Namun, frekuensi 700 MHz diperkirakan akan siap digunakan pada tahun 2020 mendatang. Perancangan LTE FDD 700 MHz di sepanjang jalur tol Cipali dengan jarak tempuh sejauh 116 km ini mengacu pada perhitungan...

Analisa Tekno ekonomi jaringan LTE pada frek 700 MHz dan 1800 MHz di kab bekasi

Upaya peningkatan layanan yaitu dengan mengimplementasikan teknologi yang lebih handal dari segi kecepatan akses maupun kapasitas serta ekspansi jangkauan. Teknologi Long Term Evolution (LTE) dapat menjadi jawaban atas kebutuhan tersebut. Pemanfaatan spektrum Digital Dividend dan LTE memungkinkan pembangunan broadband paling efisien, khususnya untuk menjangkau wilayah - wilayah yang sulit dijangkau. Implementasi LTE di pita frekuensi Digital Dividend menyediakan solusi paling ideal untuk mempercepat ketersediaan akses broadband yang terjangkau secara universal kepada seluruh masyarakat dalam rangka memenuhi target cakupan dan kapasitas. Model analisa yang digunakan berdasarkan prinsip tekno-ekonomi dengan menggunakan metoda capacity and coverage dimensioning untuk menentukan perancangan teknologi LTE. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran site yang diperlukan untuk penerapan teknologi LTE pada frekuensi 700 MHz dan 1800 MHz. Dan metoda CBA untuk menganalisa secara ekonomi dan mengukur kelayakan biaya yang dikeluarkan untuk implementasi LTE tersebut. Dua skenario yang digunakan dan dibedakan dengan frekuensi 700 MHz dan 1800 MHz dan bandwidth 5 MHz, 10 MHz, 15 MHz dan 20 MHz. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minimal bandwidth yang diperlukan agar implementasi LTE layak digunakan adalah 15 MHz. Keywords: LTE, Digital Dividend, tekno-ekonomi, capacity and coverage dimensioning, CBA.

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENGGUNAKAN METODE FREKUENSI REUSE 1, FRACTIONAL FREQUENCY REUSE DAN SOFT FREQUENCY REUSE STUDI KASUS KOTA BANDUNG

Abstrak Long Term Evolution (LTE) merupakan teknologi yang mendukung layanan data dengan kecepatan tinggi. Hal itu dimungkinkan karena adanya teknologi Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM). Pada LTE, digunakan teknologi OFDMA untuk mengurangi intersymbol interference (ISI), akan tetapi nilai intercell interference (ICI) tetap saja tinggi. Hal tersebut sangat mempengaruhi performansi pengguna di sisi pinggir sel (cell edge) pada khususnya dan kapasitas sel pada umumnya. Diperlukan manajemen interferensi untuk mengurangi masalah tersebut. Berdasarkan masalah tersebut, maka dalam tugas akhir ini dilakukan analisis perancangan jaringan LTE dengan manajemen interferensi, manajemen interferensi yang diguanakan pada tugas akhir ini adalah penggunaan skema frekuensi reuse. Pada proses perencanaan jaringan memiliki tujuan utama untuk memaksimalkan cakupan area sekaligus pada saat yang sama menyediakan kapasitas yang diinginkan. Skema frekuensi reuse yang digunakan adalah frequency reuse 1, fractional frequency reuse (FFR) dan soft frequency reuse (SFR). Skema frekuensi reuse tersebut dibedakan dengan pengalokasian resource block dan power pada dimensioning sel. Penelitian ini menganalisis performansi jaringan hasil perencanaan. Parameter yang dianalisis dari tugas akhir ini adalah CINR, kapasitas sel, throughput, jumlah sel yang dibutuhkan dan banyaknya user yang gagal mengakses jaringan. Dibandingkan dengan frequency reuse 1, nilai CINR pada fractional frequency reuse meningkat sebesar 10.28 dB, sedangkan pada soft frequency reuse meningkat sebesar 15.9 dB. Pada fractional frequency reuse, nilai throughput menurun sebesar 30.1% dibandingkan frequency reuse 1, sedangkan dengan metode soft frequency reuse naik sebesar 118% dibandingkan frequency reuse 1. Jumlah pelanggan yang gagal melakukan koneksi pada fractional frequency reuse meningkat sebesar 1.3% dibandingkan dengan frequency reuse 1, sedangkan pada soft frequency reuse menurun sebesar 12.6%. Hal ini dikarenakan pada SFR, semua bandwidth yang ada digunakan pada masing-masing sektor, serta dipakainya frekuensi yang berbeda-beda dari masing-masing cell edge. Abstract Long Term Evolution (LTE) is technology that support high data rate. The high data rate is supported by OFDMA. In the LTE, intersymbol intereference (ISI) reduced by OFDMA, but the value of intercell interference is still high. The ICI will give effect to the performance of user of the cell edge and cell centre. To avoid the ICI is needed an intercell interference management. Depend on that problem, on this research analysis the LTE network planning with interference management scheme. The frequency reuse schemes that used in this final project are frequency reuse 1, fractional frequency reuse and soft frequency reuse. The frequency reuse schemes differentiated by the resource block and power allocation in the cell dimentioning. This research analysis the performance of radio network planning. The parameters that analyzed are CINR, cell capacity, throughput, the number of cell and the total of user rejected to connect the network. Just than the frequency reuse, fractional frequency reuse CINR increase at 10.28 dB, while the soft frequency reuse increase at 15.9 dB. On the fractional frequency reuse, compared with frequency reuse 1, the throughput decrease at 30.1%, while the soft frequency reuse increase at 118%. The total user rejected of the fractional frequency reuse compared with frequency reuse 1 is increase at 1.3%, while the soft frequency reuse is decrease at 12.6%. Because on the SFR, all of bandwidth allocation is used on the cell and the cell edge frequency is difference each other.

Analisis Jaringan LTE Pada Frekuensi 700 MHz Dan 1800 MHz Area Kabupaten Bekasi Dengan Pendekatan Tekno Ekonomi

Jurnal Telekomunikasi dan Komputer, 2017

Upaya peningkatan layanan yaitu dengan mengimplementasikanteknologi yang lebih handal dari segi kecepatan akses maupun kapasitasserta ekspansi jangkauan. Teknologi Long Term Evolution (LTE) dapatmenjadi jawaban atas kebutuhan tersebut. Pemanfaatan spektrumDigital Dividend dan LTE memungkinkan pembangunan broadbandpaling efisien, khususnya untuk menjangkau wilayah - wilayah yangsulit dijangkau. Implementasi LTE di pita frekuensi Digital Dividendmenyediakan solusi paling ideal untuk mempercepat ketersediaan aksesbroadband yang terjangkau secara universal kepada seluruh masyarakatdalam rangka memenuhi target cakupan dan kapasitas. Model analisayang digunakan berdasarkan prinsip tekno-ekonomi denganmenggunakan metoda capacity and coverage dimensioning untukmenentukan perancangan teknologi LTE. Penelitian ini bertujuanmemberikan gambaran site yang diperlukan untuk penerapan teknologiLTE pada frekuensi 700 MHz dan 1800 MHz. Dan metoda CBA untukmenganalisa secara ekonomi dan mengukur kelay...

Analisis Perencanaan Transmisi Microwave Link antara Semarang-Magelang untuk Radio Access Long Term Evolution (LTE) [Analysis of Semarang-Magelang Microwave Link Transmission Planning for Radio Access Long Term Evolution (LTE)]

Buletin Pos dan Telekomunikasi, 2019

Telecommunication technology that is widely used to communicate in the internet era today is Long Term Evolution (LTE) technology. In carrying out LTE services, the link is needed between the access network and the core or commonly known as backhaul. One of the backhaul widely used to connect a communication link is a microwave backhaul. The application of a microwave link uses extensively for the line of sight (LOS) communication. Therefore, this microwave link planning is not easy because there will be many factors that influenced the communication link, include barriers, fading, attenuation, noise, and distance. In this research, microwave link planning will be carried out between the Semarang City and the Magelang City using three scenarios. The first scenario conducted by using single-hop or direct communication, the second scenario using an active repeater, then the third scenario using the passive repeater. The last result shows that the most suitable scene to be applied in the Semarang-Magelang microwave link is the second scenario. Using active repeater, which reflecting and amplifying the Tx site signal towards the Rx site, is considered to be a solution for the link trajectory, which contained high obstacle and great distance. Using the second scenario from this research, showing that the signal power at Semarang and Magelang site is-54,67 dBm and-48,66 dBm. These signals are above both of Rx threshold site, that is-67,50 dBm.

Analisis Penggunaan Frequency Band 400 MHz dan 700 MHz untuk Layanan Broadband PPDR di Indonesia

ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika

ABSTRAKLayanan komunikasi Public Protection and Disaster Relief (PPDR) di Indonesia saat ini bekerja pada frequency band 400 MHz melalui teknologi narrowband. Semakin beragamnya layanan dan kebutuhan informasi membutuhkan pengembangan ke arah penerapan teknologi broadband. Adanya wacana Analog Switch Off (ASO), memungkinan frequency band 700 MHz dapat dimanfaatkan layanan komunikasi PPDR dengan penerapan teknologi LTE. Melalui kajian penggunaan frequency band 400 MHz dan 700 MHz, layanan broadband PPDR kejadian PP1 membutuhkan lebar band sebesar 10 MHz untuk baik pada arah uplink maupun downlink. Jumlah sel yang diperlukan pada penggunaan frequency band 400 MHz adalah 6482 sel pada tahun 2017 dan meningkat menjadi 6744 sel pada tahun 2021, sedangkan frequency band 700 MHz dari 12901 sel menjadi 13510 sel.Kata kunci: PPDR, broadband, ASO, PP1, LTE ABSTRACTThe Public Protection and Disaster Relief (PPDR) communication service in Indonesia is currently working on a 400 MHz frequency ba...

Strategi Refarming Frekuensi 1800 MHz Untuk Implementasi LTE di Indonesia

Jurnal Telematika, vol. 8 no. 2, 2013

Abstrak— LTE adalah teknologi yang digunakan dalam generasi keempat dengan arsitektur yang lebih sederhana dan semua berbasis IP (Internet Protocol). Teknologi baru ini membutuhkan spektrum frekuensi sesuai dengan standarnya. Masalah yang dihadapi adalah terbatasnya spektrum frekuensi yang tersedia yang dapat digunakan untuk teknologi baru. Refarming frekuensi adalah solusi yang ditawarkan untuk memecahkan masalah ini. Refarming frekunsi adalah restrukturisasi dan pemanfaatan frekuensi yang ada untuk teknologi baru. Refarming pada frekuensi 1800 MHz adalah solusi untuk implementasi LTE 4G dengan berbagai keunggulannya, yaitu biaya investasi rendah, perangkat ponsel pada frekuensi 1800 MHz telah banyak tersedia di pasar, dan frekuensinya tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, daya pancar dan cakupan yang luas, dan pembagian spektrumnya dapat digunakan baik untuk DCS (GSM 1800) maupun LTE. Penelitian ini akan dilakukan terhadap 5 operator yang ada pada frekuensi DCS (GSM1800), yaitu Operator A, Operator B, Operator C, Operator D, dan Operator E. Penelitian ini juga akan menghitung jumlah TRx yang harus ditambahkan, pengaruh lalu lintas layanan suara dan jangkauan jaringan LTE. DCS bersama dengan LTE akan menimbulkan pergeseran frekuensi yang ada dan layanan transfer yang signifikan. Keluaran penelitian ini adalah hasil analisis refarming frekuensi 1800 MHz, cakupan area LTE dan analisis keuntungan dan kerugian yang disebabkan oleh refarming. Kata kunci— LTE, GSM, DCS, refarming frekuensi, frekuensi existing. Abstract— LTE is the technology used in the 4 th generation which comes with a much simpler architecture and uses all IP network. With LTE, it means a new technologie emerges and it requires a spectrum frequency that can be used and in accordance with the LTE standard. The problem faced is there's no more spectrum frequency that can be used for a new technology. Frequency refarming is a solution which is done to solve this problem. Frequency refarming is the restructuring and utilization of existing frequency to a new technology. Perform a refarming at 1800 MHz frequency is a solution for the implementating the 4G LTE with various advantages, which are low investment costs, many mobile devices available in the market at a frequency of 1800 MHz, the frequency is not too high nor too low, regard to the signal transmit power and broad coverage, and the dividing of the spectrum can be made for DCS (GSM 1800) and LTE. This study will be performed for 5 operators that exist on the frequency of DCS (GSM1800), namely Operator A, Operator B, Operator C, Operator D, and OPERATOR E. This study will also calculate the amount of TRx that should be added, affecting the voice service traffic and the coverage of LTE network. With the DCS along with LTE will cause the shift impact of the existing frequency and a significant service transfer. The results of this research is the analysis of 1800 MHz frequency refarming, LTE coverage area and to find out the advantages and disadvantages caused by refarming.

PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) FREKUENSI 1800MHz DI JEMBATAN SURAMADU DENGAN PHYSICAL CELL IDENTITY (PCI) PLANNING OF LONG TERM EVOLUTION (LTE) NETWORK ON 1800 MHz IN SURAMADU BRIDGE WITH PHYSICAL CELL IDENTITY (PCI

Abstrak LTE merupakan pengembangan dari teknologi sebelumnya yaitu UMTS (3G) dan HSPA (3,5G) sedangkan LTE disebut sebagai generasi ke-4 (4G) yang diberikan pada sebuah proyek dari Third Generation Partnership Project (3GPP) untuk memperbaiki standar mobile phone generasi ke-3. Karena pemerataan kemajuan teknologi di berbagai daerah termasuk Surabaya dan Madura, maka diperlukan sebuah penerapan teknologi LTE di daerah tersebut khususnya Jembatan Suramadu. Penerapan ini tidak akan berjalan tanpa adanya perencanaan yang baik mengenai suatu jaringan LTE untuk dapat mencakup seluruh area jembatan Suramadu. Agar penerapan LTE dapat optimal maka diperlukan perancangan cakupan area LTE, link budget dan jumlah eNode B yang dibutuhkan. Pada penelitian ini, telah dilakukan perencanaan jaringan LTE pada frekuensi 1800 MHz di sepanjang jembatan Suramadu (Surabaya Madura). Perencanaan menggunakan metode konvensional yaitu dari segi coverage dan capacity pada sisi radio access. Kemudian dilakukan perencanaan sesuai dengan neigbour relation dan Phisical Identity Cell (PCI). PCI merupakan salah satu parameter dengan nilai antara 0 sampai 503 yang digunakan untuk memberikan identitas tiap transmitter untuk mengirimkan informasi ke tiap pengguna di cell tertentu. Sehingga pengguna di cell lain tidak mengganggu informasi di cell tersebut karena kode PCI yang diberikan memenuhi syarat free collision dan free confusion. Parameter dalam tugas akhir ini dilakukan sesuai standar vendor telekomunikasi Huawei. Alokasi PCI harus dilakukan dalam LTE untuk mengidentifikasi suatu cell. Simulasi menggunakan software perencanaan dan optimisasi Atoll dari forsk. Hasil analisa perhitungan menunjukkan bahwa nilai BLER sebelum diberikan alokasi PCI yaitu 9,002 km 2 kemudian setelah pengalokasian PCI menjadi 9,123 km 2 meningkat sebesar 0,85%, kemudian karena interferensi yang berkurang maka nilai rata-rata C/(I+N) naik sebesar 11,23 dB yang sebelumnya 11,24 dB, sehingga average user throughput mengalami kenaikan dari 38.067,28 kbps menjadi 38.093,06 kbps. Abstract LTE is a development of the previous technology is UMTS (3G) and HSPA (3.5G) while LTE is referred to as the 4th generation (4G) are given on a project of the Third Generation Partnership Project (3GPP) to improve thrid generation mobile phone standard. Because equalization technological advances in many areas including Surabaya and Madura, it would require an application of LTE technology in the region, especially the Bridge. These applications will not run without good planning on an LTE network to cover the entire area of the longest bridge. So that the implementation can be optimized LTE it is necessary to design the coverage area of LTE, the link budget and the number of eNode B required. In this study, will be planning LTE network in the 1800 MHz frequency along the longest bridge (Surabaya Madura). Planning will be done using conventional methods, namely in terms of coverage and capacity in the radio access side. Then do the planning in accordance with the neigbour relations and Phisical Cell Identity (PCI). PCI is one parameter with a value between 0 and 503 that are used to provide the identity of each transmitter to send information to each user in a particular cell. So users in other cells do not interfere with the information in the cell because the code given qualified PCI free collision and confusion free. The parameters in this thesis done according to the standard telecom vendor Huawei. PCI allocation should be made in LTE to identify a cell. Simulations use planning and optimization software Atoll from Forsk. Comparing before and after the allocation of PCI, it can reduce the interference level indicated increased probability of an area with a small BLER value is 9,002km2 km to 9.123 km2 increased by 0.85%, then because of interference which reduced the average value of C / (I + N) rose by 11.23 dB 11.24 dB previously, so the average user throughput increased from becoming 38093.06 38067.28 kbps kbps.

Perencanaan Jaringan Public Protection And Disaster Relief (ppdr) Berbasis Teknologi Long Term Evolution (lte) 700 Mhz Dengan Studi Kasus Di Wilayah Bandung

2018

ABSTRAK Wilayah Bandung berdasarkan hasil data BNPB merupakan salah satu daerah rawan bencana alam dan sering terjadi permasalahan sosial. Oleh karena itu dibutuhkan penanganan Public Protection and Disaster Relief untuk menciptakan keadaan yang aman. Layanan Public Protection and Disaster Relief (PPDR) disediakan oleh instansi yang diakui pemerintah untuk memberikan bantuan langsung dalam situasi yang beresiko terhadap kehidupan. Layanan yang diberikan oleh PPDR berbagai macam mulai dari pengiriman pesan sampai layanan video berkualitas tinggi yang membutuhkan bandwidth yang cukup besar, oleh karena itu European Conference of Postal and Telecommunications Administrations (CEPT) oleh Electronics Communications Committee (ECC) membahas opsi spektrum untuk penerapan layanan PPDR broadband dalam rentang frekuensi 400 dan 700 MHz. Dalam frekuensi ini LTE merupakan kandidat teknologi terbaik yang dapat diaplikasikan dalam frekuensi ini. Teknologi LTE secara teoritis menawarkan kecepatan ...