Analisis Manfaat-Biaya Tempat Pembuangan Sampah Akhir (Tpa) Galuga (original) (raw)
Related papers
Jurnal Teknik Lingkungan
Tempat pemrosesan akhir (TPA) Bakung merupakan salah satu tempat pemrosesan akhir sampah yang dikelola oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung. Peningkatan jumlah timbulan sampah di Kota Bandar Lampung sendiri setiap harinya mencapai 750-800 ton/hari atau sekitar 292.000 ton/tahun. Dalam mengevaluasi sistem pengelolaan sampah di TPA Bakung dilakukan dengan menggunakan metode ARRPET, yang dilanjutkan dengan perencanan skenario pengembangan sistem pengelolaan sampah di TPA melalui pendekatan Cost Benefit Analysis (CBA) sehingga efisiensi dari segi biaya ekonomi serta daerah pelayanan untuk Kota Bandar Lampung dan perkembangannya di masa mendatang dapat dijadikan perhatian yang lebih baik pada perencanaan dalam bidang persampahan. Hasil analisis TPA menggunakan metode ARRPET didapatkan nilai indeks risiko sebesar 476,962 dimana tindakan yang direkomendasikan adalah segera merehabilitasi TPA menjadi TPA berkelanjutan. Rehabilitasi TPA yang direncanakan menjadi controlled landfill, dengan perbaikkan secara bertahap. TPA yang sudah direhabilitasi nantinya akan dilakukan perencanaan skenario pengelolaan sampah kota. Hasil analisis biaya manfaat untuk skenario A (business-as-usual) diperoleh nilai BCR 0,67 dan NPV Rp.-4.858.570.081, skenario B (pengelolaan sampah dengan pola 3R) diperoleh nilai BCR tahun 2037 sebesar 0,28 dan NPV Rp.-153.823.436.569, dan skenario C (pola 3R dan pengembangan fasilitas TPA) diperoleh nilai BCR tahun 2037 sebesar 0,30 dan NPV Rp.-125.147.291.399. Hal ini menunjukkan bahwa nilai NPV yang dihasilkan negatif, dimana biaya operasional yang dikeluarkan untuk pengelolaan sampah di TPA Bakung akan lebih besar dibandingkan dengan pemasukannya. Oleh karenanya, nilai tersebut dapat dijadikan informasi untuk pengelola khususnya di TPA, dimana pemerintah bisa mensubsidi biaya baik dalam investasi maupun operasional.
Pemanfaatan Limbah Anorganik di TPA Galuga Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat
El-Mal: Jurnal Kajian Ekonomi & Bisnis Islam, 2021
An effort to utilitize waste for the community is said to be successful if the products it produces can be useful for the community and economic value so that it sells. Likewise, various kinds of products resulting from waste processing, will feel the benefits if they can be felt by many people and have high economic value, so that it can help the economy of the community whose livelihoods depend a lot on scavenging garbage. To achieve the community’s economy, it is necessary to have an effort to manage the results of the utilization of the waste and market the products resulting from the utilization of waste so that they can be sold. In addition, the feasibility of business needs to be known with the financial presence so that the goals to be achieved can be met and produce results for those who manage it. This research uses a qualitative method with a case study approach. The method used is direct observation of the Galuga TPA in order to interview relevant parties to obtain compl...
Jurnal Rekayasa Lingkungan
Tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah Galuga merupakan areal controlled landfill untuk sampah domestik penduduk Kota dan Kabupaten Bogor. Areal seluas 54 ha tersebut 92% diperuntukkan bagi sampah domestik Kota Bogor. Sebanyak 500 ton/hari sampah domestik Kota Bogor serta 600 ton/hari sampah domestik Kabupaten Bogor dibuang pada fasilitas penimbusan akhir tersebut. Fasilitas TPA Galuga yang telah beroperasi lebih dari 30 tahun tersebut dilengkapi pula dengan unit proses pengomposan sampah open windrow. Namun laju perolehan produk akhir kompos belum mampu mengimbangi laju penambahan sampah domestik yang masuk ke areal tersebut. Dari sekitar 1100 ton per hari sampah yang masuk ke TPA galuga sekitar 250 – 300 ton per hari sampah yang berupa plastik maupun kertas dapat disisihkan oleh pemulung. Walaupun TPA Galuga merupakan controlled landfill namun belum terkelola dengan baik. Hal tersebut menimbulkan persoalan lingkungan bau sampah serta mutu lindi yang fluktuatif. Terobosan teknologi t...
Analisis Biaya Manfaat Pembangunan PLTMG Pada Sistem Kelistrikan Kepulauan Selayar
Patria Artha Technological Journal, 2018
Sistem kelistrikan Kepulauan Selayar merupakan sistem yang terisolasi dari sistem kelistrikan Sultanbatara. Kebutuhan listrik sistem ini dipenuhi oleh pembangkit listrik tenaga diesel yang berbahan bakar fosil. Solar jenis High Speed Diesel (HSD) yang menjadi bahan bakar pembangkit didistribusikan menuju Kepulauan Selayar dengan biaya yang mahal sehingga menghasilkan biaya pokok produksi (BPP) yang tinggi. Untuk menanggung beban listrik hingga tahun 2025 PLN merencanakan pembangunan pembangkit listrik PLTMG. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah case study dengan pendekatan exploratory case study, yang menganalisis biaya manfaat skenario pembangunan pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG). Hasil penelitian yang dilaksanakan menunjukkan bahwa. Analisis menunjukkan bahwa NPV selama satu tahun operasi berada di atas nol. Hal ini menunjukkan bahwa investasi tersebut layak dilaksanakan. Analisis payback period menunjukkan bahwa waktu pembayaran adalah 1 tahun. PLTMG pada tahun 2025 menghasilkan Karbon dioksida yang lebih rendah dibandingkan PLTD.
2019
AbstrakFakta yang terlihat sehari-hari menunjukkan bahwa umumnya sampah-sampah domestik, baik dari bahan organik maupun non-organik dibuang begitu saja dalam suatu bak sampah, dan kemudian melalui berbagai cara transportasi, sampah berpindah tempat mulai dari tempat sampah di rumah sampai ke tempat pembuangan sementara dan diteruskan sampai ke tempat pembuangan akhir.Sampah-sampah tersebut sebenarnya tidak akan menjadi masalah selama daya tampung alami lingkungan mencukupi. Masalahnya, kondisi dan situasi perkotaan yang padat penduduk dan sempit lahan, produksi sampah setiap hari melampaui daya tampung lingkungan, dan sarana penanganan dan pengolahan yang ada tidak mampu mengatasi dengan cepat.Kota Bandung mengambil langkah kebijakan untuk membangun sistem pengolahan sampah dan sekaligus menghasilkan energi listrik. Pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) yang membakar langsung sampah dan memanfaatkan energi yang dihasilkan untuk menghasilkan energi listrik. PLTSa ini dilengkapi de...
Journal of Nursing and Public Health
Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga sebagaimana dimaksud dilakukan melalui: pemilahan sampai pemrosesan akhir. Penyingkiran limbah ke dalam tanah (land disposal) merupakan cara yang paling sering dalam pengelolaan limbah..Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis metode final disposal sebagai tujuan akhir teknis operasional pengolahan sampah. Menggunakan metode CBA, yaitu menghitung total biaya yang dibutuhkan dan total manfaat yang didapat. Analisis ini untuk mengetahui nilai BCR dari kondisi aktual operasional dan infrastruktur fasilitas tempat pemrosesan akhir sampah pengelolahan sampah dengan membandingkan nilai manfaat dan biaya dari 3 metode landfilling dengan 2 skenario.Skenario A, berupa peningkatan sistem pemrosesan akhir sampah dari metode open dumping ke metode control landfill. Skenario B, berupa peningkatan sistem pemrosesan akhir sampah dari metodeopen dumping (Semi control landfill)ke metode Controll landfill. Manfaat lebih banyak d...
Dampak Sosial Ekonomi Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Bagi Pemulung Desa Mrican Ponorogo
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Growth in population and settlements in Ponorogo resulted more garbage. Landfill in Mrican is located adjacent to the residential area. This gives rise to various impacts. Analysis of the impacts on socio-economic is needed. The analysis has been carried out to reduce the risk of landfills. This study aims to: (i) analyze the impact of landfills on scavengers, (ii) analyze the efforts of scavengers on the impacts caused by landfills. This research used a qualitative methods with a fenomenology approach. Collecting data and information related to the impact of landfills on scavengers and waste adaptation strategies to these impacts is carried out by observation, in-depth interviews and literature studies. Data analysis used descriptive qualitative techniques. Result showed that Mrican landfills provide job opportunities, supplementing income for daily needs and education costs. Parents who has involved children to scavenge can hamper children's education. Scavengers in meeting...
Studi Cost Benefit Tata Kelola Sampah di Darat dan di Laut
Pembuangan Akhir (TPA) Benowo merupakan satu-satunya tempat pemrosesan akhir sampah Kota Surabaya dengan luas wilayah 34,7 ha. Kapasitas eksisting TPA saat ini hanya bisa menampung sampah maksimal 1.200 ton/hari. Data jumlah penduduk Surabaya pada tahun 2012 mencapai 3,1 juta jiwa dan diproyeksikan akan mencapai 3,6 juta jiwa pada tahun 2022. Dengan begitu pada tahun 2012-2012 akan terjadi peningkatan pertumbuhan penduduk sebesar 16,6%. Hal ini menyebabkan perkiraan umur operasional TPA tidak akan lebih lama dari umur perencanaannya. Sebagai solusi untuk mengantisipasi keterbatasan lahan dan kapasitas TPA adalah dengan menggunakan Material Recovery Facilities (MRF) Apung.
Cost Benefit Analysis dalam Pengembangan Fasilitas Pengolahan Sampah: Studi Kasus Kota Pekanbaru
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management), 2019
Municipal solid waste management is a public service that should be provided by the government and needs a significant portion of the government budget, so it is deemed as a cost center. Often, benefit from the waste management could not directly be nominalized into money. The study aims to compare the total cost needed and benefit taken, directly and indirectly, using Cost Benefit Analysis (CBA) and puts Pekanbaru City as a case study. Recently, there were 5 units of waste recycling facility (TPS 3R), 5 units of composting facility, and 145 unit of waste bank available in Pekanbaru City. In order to compare with the existing condition, the study developed 2 scenarios related to the recycling facilities, namely Scenario A for optimizing capacity of the facilities, and Scenario B for providing 2 facilities in each sub-district until 2025. The result shows that the Benefit Cost Ratio (BCR) value were 2.903 for Scenario A, and 4.478 for Scenario B, comparing to 1.624 for the existing condition. The study provides a proof that the municpality should prioritze waste treatment rather than waste disposal as it has higher total benefit and the measure is in-line with the national policy on waste management.