ISU SUKU, AGAMA, RAS DAN ANTARGOLONGAN DALAM POLITIK IDENTITAS PADA MEDIA SOSIAL MENJELANG PILKADA 2020 DI INDONESIA (original) (raw)
Related papers
PARTISIPASI PUBLIK: ISU AGAMA DAN POLITIK DALAM KONTEKS DEMOKRASI DI MEDIA ONLINE
Majalah Semi Ilmiah Populer Komunikasi Massa, 2019
Artikel ini membahas tentang partisipasi publik dalam konteks demokrasi di media online, khususnya terkait isu agama dan politik. Partisipasi pengguna media online yang sangat masif tidak serta merta menghadirkan sebuah ruang publik yang mengedepankan rasionalitas, kejujuran, tanpa tekanan dari siapapun, bahkan dari mayoritas sekalipun. Sebaliknya, media online yang berkembang saat ini justru rentan konflik, ujaran kebencian, hujatan, berita palsu (hoax), dan sejenisnya. Inilah yang membuat sejumlah pakar pesimistis bahwa media online bisa dijadikan sebagai ruang demokrasi. Artikel ini mencoba menawarkan perpaduan antara teori public sphere dengan kehadiran negara sebagai fasilitator sehingga memungkinkan terciptanya demokrasi deliberatif di media online.
PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL TIK TOK SEBAGAI SARANA PENGUATAN IDENTITAS NASIONAL DI ERA PANDEMI
Media sosial merupakan salah satu solusi agar tetap bisa berkomunikasi dan mendapatkan informasi di era pandemi. Salah satu jenis media sosial yang digunakan adalah Tik Tok. Penelitian yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan media sosial Tik Tok sebagai sarana penguatan identitas nasional di era pandemi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan populasi video Tik Tok. Pengumpulan data dilakukan dengam teknik pengamatan, pendokumentasian, dan juga pencatatan. Dari hasil data tersebut dilakukan analisis kepada setiap video yang bisa memberikan penguatan kepada pengguna aplikasi Tik Tok mengenai identitas nasional. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan adanya penguatan identitas nasional pada media sosial Tik Tok, seperti diantaranya dalam bentuk bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, Bendera Merah Putih sebagai bendera negara, Lagu Indonesia raya sebagai lagu kebangsaan, Garuda Pancasila sebagai lambang negara, Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara, Pancasila sebagai dasar negara, dan kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional.
Perekat Identitas Indonesia DI Tengah Arus Rivalitas Menyongsong Pilkada Serentak Tahun 2020
2020
Pemilu tahun 2020 merupakan salah satu rangkaian Pemilihan Umum yang akan digelar di Indonesia dengan aroma rivalitas kental setelah beberapa Pemilu yang telah berlangsung dan mengakibatkan konflik sosial. Tulisan ini berusaha memberikan deskripsi tentang rivalitas yang dapat terjadi selama Pilkada serentak 2020 dan mengambarkan akibat yang mungkin terjadi di tengah masyarakat. Kemudian tulisan ini juga berusaha memberikan sebuah deskripsi tentang pemaknaan identitas nasional Indonesia sebagai sebuah perekat. Identitas adalah sebuah penghayatan suatu individu, kelompok, atau bangsa atas dirinya yang menjadi gambaran utuh tentang dirinya. Identitas memiliki peranan sentral dalam tegaknya suatu individu dan bangsa dalam menatap masa depannya juga berdamai dengan masa lalu. Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa menegaskan identitas nasional merupakan bentuk reintegrasi kebangsaan yang mulai retak akibat adanya arus rivalitas dan menyongsong digelarnya Pilkada serentak 2020. Nantin...
PENGARUH POLITIK IDENTITAS MELALUI MEDIA SOSIAL TERHADAP GENERASI MILENIAL DAN PELAKSANAAN PEMILU
COMNEWS (Conference on Communication and New Media Studies), 2019
Eksploitasi politik identitas masih kerap ditemukan melalui media sosial, yang mana hal ini berpengaruh negatif terhadap kondisi sosial masyarakat, termasuk generasi milenial, sehingga pelaksanaan Pemilu 2019 yang aman dan demokratis menjadi tidak terwujud. Politik identitas merupakan salah satu perwujudan keliru dari political marketing activity. Munculnya berbagai kasus kekerasan atau diskriminatif, yang dilatarbelakangi disintegrasi sosial masyarakat akibat politik identitas, telah menjadi “pekerjaan rumah” bagi seluruh pelaksana Pemilu. Tujuan penelitian ini adalah agar akibat dari eksploitasi politik identitas melalui media sosial, seperti sentimen keagamaan, primordialisme, fanatisme, sikap superior, dan lain-lain dapat dicegah/diantisipasi. Kondisi tersebut tentunya menjadi tantangan bagi seluruh pelaksana Pemilu, agar melaksanakan berbagai tindakan sistematis, sehingga pelaksanaan Pemilu 2019 dapat berlangsung aman dan demokratis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis empiris, yakni dengan melakukan berbagai aktivitas ilmiah, seperti menganalisis dan menginterpretasikan kondisi objektif, didukung studi literatur yang relevan, guna memperoleh solusi pemecahan masalah secara tepat. Hasil penelitian ini adalah dapat memberikan usulan terkait dengan upaya penanganan eksploitasi politik identitas melalui media sosial agar disintegrasi sosial di kalangan generasi milenial dapat dicegah. Keberhasilan pelaksana Pemilu dalam menangani politik identitas melalui media sosial akan menghasilkan pelaksanaan Pemilu 2019 yang aman dan demokratis, sehingga mampu menghasilkan wakil-wakil rakyat yang kredibel.
PERANAN AGAMA DAN POLITIK: ESKALASI KASUS PILKDA DAN ANTI-SYIAH DI SAMPANG
Abstrak Peranan agama dalam kancah politik menjadi wacana yang sulit dibicarakan, karena keduanya mengalami ketimpangan yaitu politik yang diperkayai oleh SARA (suku, ras, agama, dan antar golongan). Sedangkan agama menempati tempat yang paling peka terhadap unsur lainnya. Tetapi tetap kita sadari, bahwa peran agama dan kontribusinya terhadap negara merupakan hal yang dicita-citakan. Di Indonesia saja, sebagai negara demokratis yang sekular mayoritas penduduk memeluk Islam juga harus memperhatikan keadaan sekitar. Di negara ini, gejala demikian terjadi disetiap babakan sejarah, mulai permulaan abad ke-20 sampai saat ini, yakni terjadi pergumulan antara politik dan agama. Pada pembahasan ini digunakan metode historis dan deskriptif analitik. Metode historis merupakan penyelidikan kritis terhadap masa lampau serta mengintreprestasikan sumber tersebut. Sedangkan metode deskriptif analitik adalah mempelajari masalah-masalah yang timbul pada masyarakat, serta tata cara dan pengaruh dari suatu fenomena. Kemudian hasilnya dianalisis lebih dalam tentang permasalahan tersebut. Selanjutnya tulisan ini akan membahas tentang perihal Pilkada yang terjadi di Sampang, Madura. Sebagaimana Madura menjadi salah satu pusat studi Islam yang mayoritasnya adalah penganut Islam tradisional. Sebelum adanya Pilkada, kasus kekerasan anti-Syiah di Sampang mulai meledak sejak tahun 2006 hingga berdampak pada Pilkada Jawa Timur tahun 2012. Tentu saja menimbulkan pertanyaan besar bagaimana pemerintah maupun tokoh agama menanggulangi permasalahan tersebut. Terdapat dua dinamika kasus kekerasan anti-Syiah di Sampang. Pertama, konteks Pilkada di Sampang yang terjadi pada tahun 2012. Kemudian yang kedua, yaitu sulitnya mengembalikan warga kekerasan untuk kembali ke kampungnya sehingga menjadi sorotan utama di pemerintahan tingkat Nasional. Kata Kunci: Politik, Pilkada, Islam, Syi'ah Pendahuluan Masuknya Islam ke Nusantara melalui jalan damai telah diakui oleh para sejarawan. Pasalnya, berbagai macam teori yang telah dikemukakan tidak menunjukkan sikap perang pada masyarakat. Salah satu contoh dakwah yang dibawakan oleh Walisongo melalui pendekatan budaya dan sosial, telah menuai jurus jitu. Sehingga masyarakat dapat menerima ajaran Rasulullah secara sukarela. Berawal dari jalan damai hingga akhirnya bertujuan untuk
Agama Dan Negara : Politik Identitas Menuju Pilpres 2019
ASKETIK
Indonesia is a democratic country in carrying out its government. Elected Indonesian Presidents in a variety of ways, namely elected by parliament, and by direct elections through elections. Religious relations in state life in Indonesia, especially in political activities cannot be separated. Religion and politics share the role of the institution of regulation and maintaining value. In acts of religious politics are often used as vehicles to win political battles or elections. In carrying out political activities, state authority becomes the highest authority. Religion in politics is under the state whose role is to unite state authority with social power.
GERAKAN SOSIAL-POLITIK TEMAN AHOK MENJELANG PILKADA DKI JAKARTA TAHUN 2017
Latar belakang dari penelitian adalah munculnya Teman Ahok dalam masa persiapan menjelang Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Kemunculan Teman Ahok adalah salah satu wujud gerakan masyarakat yang tidak puas dengan kinerja partai politik. Penelitian skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bentuk Gerakan Sosial-Politik Teman Ahok Menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan desain deskriptif, yaitu penelitian yang memberi gambaran secara cermat mengenai individu atau kelompok tertentu tentang keadaan dan gejala yang terjadi. Berdasarkan Teori Gerakan Sosial Baru, maka gerakan sosial-politik Teman Ahok adalah salah satu wujud ekspresi masyarakat DKI Jakarta yang mempunyai tujuan untuk mengusung sosok figur yang sesuai dengan ide dan nilai yang mereka percayai. Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk Gerakan Sosial yang dilakukan Teman Ahok dalam pengumpulan satu juta KTP adalah melalui viralnya Teman Ahok di media sosial dan juga bantuan beberapa aktor politik atau pihak yang memiliki agenda politik. Gerakan Sosial bergantung pada empat aspek yaitu Ideologi, Struktur, Taktik, dan Partisipan. Pihak-pihak yang terlibat dalam Gerakan Sosial-Politik Teman Ahok dibagi dalam dua jenis yakni partisipan politik dan partisipan non-politik. Partisipan politik adalah partisipan yang merupakan aktor dan kelompok politik beserta pihak yang memiliki agenda politik. Lalu partisipan non-politik adalah partisipan yang secara sukarela membantu tujuan dari Gerakan Sosial yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan asumsi dasar bahwa Gerakan Sosial-Politik Teman Ahok tidak lepas dari aktor politik yang ada dengan Gerakan Sosial sebagai variabel berpengaruh (independent variable) dan Teman Ahok sebagai variabel terpengaruh (dependent variable).
PENGARUH INTERNET DAN MEDIA SOSIAL TERHADAP POLA PRILAKU KOMUNIKASI DI MASYARAKAT
Prilaku Budaya Komunikasi, 2018
Pengguna internet maupun media sosial secara sadar maupun tidak telah mengalami berbagai pola komunikasi yang berbeda dari sebelumnya. Maka dari itu, penulis menyajikan berbagai perubahan – perubahan dari dampak penggunaan media sosial sebagai alat untuk komunikasi terhadap level individu antar individu hingga pada jumlah individu yang lebih besar. Berikutnya penulis juga menyajikan kemungkinan dampak apa saja yang bisa timbul dari perubahan pola komunikasi tersebut.