DISTRIBUSI SPASIAL DAN TEMPORAL IKAN ENDEMIK RAINBOW SELEBENSIS (Telmatherina celebensis Boulenger) DI DANAU TOWUTI, SULAWESI SELATAN (original) (raw)

DISTRIBUSI SPASIAL DAN TEMPORAL PLANKTON DI PERAIRAN TELUK TOMINI, SULAWESI

Plankton merupakan komponen penting dalam kehidupan akuatik karena fungsi biologisnya yang penting sebagai mata rantai paling dasar dalam rantai makanan dan merupakan organisme yang menduduki kunci utama di dalam ekosistem bahari. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei, Juli, dan Nopember 2010 yang mewakili musim peralihan I, musim timur dan musim barat dengan tujuan mengetahui distribusi-kelimpahan spasial dan temporal fitoplankton dan zooplankton di Teluk Tomini. Kelimpahan fitoplankton dan zooplankton tertinggi terdapat pada musim barat sebesar 177.666 sel/m 3 dan 7.088 ind/m 3 , sedangkan terendah pada musim timur sebesar 4.878 sel/m 3 dan 1.118 ind/ m 3 . Tingkat indek keaneka-ragaman (H) baik fitoplankton dan zooplankton sedang, indek keseragaman (E) rendah hingga sedang, dan tidak ditemukan jenis tertentu yang dominan. Chaetoceros, Coscinodiscus, dan Rhizosolenia dari kelas Bacillariophyceae merupakan fitoplankton yang mempunyai frekuensi kehadiran yang tinggi, sedangkan Crustaceae merupakan zooplankton yang dominan. Konsentrasi sebaran terdapat di mulut teluk dan tersebar relatif sesuai dengan musim.

KERAGAMAN GENETIK IKAN SEMAH (Tor tambroides BLEKER 1854) DI SUNGAI MANNA, BENGKULU DAN SUNGAI SEMANKA, LAMPUNG

2016

Ikan semah adalah ikan air tawar Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan jarang ditemukan, hidup di hulu sungai dengan kondisi perairan yang jernih dan kebutuhan oksigen tinggi. Untuk mempertahankan keberlanjutan ikan semah diperlukan informasi keragaman genetik sampai pada penanda molekuler.Molekul DNA dapat berfungsi menjadi penanda molekular yang mampu mengidentifikasi perbedaan genetik langsung pada level DNA sebagai komponen genetik. Penelitian tentang keragaman genetik ikan semah dilakukan pada tahun 2011 di Sungai Manna, Bengkulu dan Sungai Semanka, Lampung. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keragaman genetik dan penanda molekuler ikan semah dari Sungai Manna, Bengkulu dan Sungai Semanka, Lampung. Contoh diambil secara acak, darah dan jaringan otot ikan semah dari masing-masing spesimen dikoleksi dan diekstraksi menggunakan “ Geneaid DNA ekstraksi kit”. Bagian gen mtDNA yang digunakan adalah gen Cytochrome Oxidase Subunit I (COI). Analisis keragaman geneti...

KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN TELUK SEMARANG

2015

KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN TELUK SEMARANG Musta’in Adinugroho1, Subiyanto1, Haeruddin1 Dipublikasikan pada Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan V, Universitas Brawijaya, 2015 Abstrak Semarang bay is a bay that stretches from Kendal to Demak. This bay has some vital habitats such as estuaries and mangroves that very importance for nursery ground of aquatic organisms such as fish larvae. Fish larvae is dependent by the environment, especially their movement and migration. However human factors such as industrial activities, harbours, residential area, farms and ponds disembogue in this bay. Sampling was conducted between September and October 2014 at 15 stations. Sampling was carried out every two weeks using bongo net (mesh size of 0.2 mm) which was drawn by boat with average speeds of 0.5 m/s for 10 minutes. Identification of fish larvae carried out in Environmental dan Fisheries Resources Management Laboratory, Diponegoro University. 5890 fish larvaes from 22 family were caught and were dominated by Lactarius (36.01%), Stoleporus (28.30%), Atherinomorus (9.80%), Engraulis (7.22%) and Mugil (4.96 %). A small number of fish larvae caught (below 1%) were identified as Gobiopterus, Paramoncanthus, Tylosurus, Leiognathus, Strongylura and Dinematichthyini. Lactarius, Atherinomorus, Stolephorus, Engraulis and Mugil were found in almost every stations. An abundance of fish larvae was found in station E1, C1, D1 and A1, stations that were close to estuaries and mangrove vegetation. The type and number of fish larvae was quite varied, this is related to the migration of fish and having appropriate environmental conditions for growth. The existence of fish larvae are also influenced by the currents that distribute them. PCA analysis results indicate that the total variance explained was 63.56% with an abundance of fish larvae being related to depth, salinity, abundance of zooplankton and phytoplankton and current speed. Keywords: pelagic fish larvae, composition, distribution, bay

SEBARAN SPASIO-TEMPORAL KOMUNITAS IKAN PADANG LAMUN PERAIRAN PULAU BUNTAL-TELUK KOTANIA, SERAM BARAT

Prosiding PIT ISOI X, 2014

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 di ekosistem padang lamun perairan pulau Buntal Teluk Kotania, Seram Barat, Maluku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran spasio-temporal komunitas ikan padang lamun. Data komunitas ikan dikoleksi menggunakan jaring insang dasar dengan ukuran mata jaring 2 inci dan panjang 300m yang diletakkan sejajar garis pantai pada hamparan padang lamun. Koleksi, dilakukan 10 kali ulangan pada siang dan malam hari di dua stasiun dengan karakteristik fisik habitat lamun berbeda. Hasil penelitian ditemukan ikan dengan total 2.678 individu, 65 spesies, dan 33 famili. Pada stasiun I dikoleksi 1.224 individu, 54 spesies, dan 29 famili, yang terdistribusi pada siang hari sebanyak 488 individu, 43 spesies, 23 famili, dan pada malam hari sebanyak 736 individu, 30 spesies, 16 famili. Pada stasiun II dikoleksi 1.456 individu, 23 spesies, 18 famili, yang tersebar pada siang hari sebanyak 602 individu, 19 spesies, 13 famili dan pada malam hari sebanyak 852 individu, 18 spesies, 13 famili. Hasil uji Uji-t mendapatkan perbedaan signifikan secara spasial indeks keanekaragaman komunitas ikan dengan nilai tertinggi pada habitat lamun yang diapit habitat mangrove dan terumbu karang, dan secara temporal berbeda signifikan dengan nilai tertinggi pada siang hari. Sebaliknya indeks dominansi tertinggi pada malam hari, namun tidak berbeda signifikan antar stasiun pengamatan. Hasil penelitian membuktikan peranan ekologi padang lamun sebagai habitat ikan ekonomis penting khususnya Siganus canaliculatus. Adanya konektivitas antara mangrove, padang lamun dan terumbu karang terkait distribusi komunitas ikan, sehingga diperlukan upaya konservasi ketiga habitat tersebut untuk keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya ikan.

POTENSI REKRUT IKAN BONTI-BONTI (Paratherina striata Aurich) DI DANAU TOWUTI, SULAWESI SELATAN

BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap, 2017

Ikan bonti-bonti (Paratherina striata) selain endemik, statusnya tergolong rawan punah (vulnerable species) dan hanya terdapat di Danau Towuti dan Danau Mahalona. Masyarakat di sekitar danau memanfaatkan ikan ini sebagai ikan konsumsi, ikan hias, dan bahan pakan hewan. Populasi ikan ini dikhawatirkan mengalami penurunan, diduga karena degradasi kualitas lingkungan dan penangkapan ikan yang cenderung intensif. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi rekrut ikan bonti-bonti sebagai dasar pengelolaannya. Pengamatan dilakukan di Danau Towuti setiap bulan selama 12 bulan dari bulan Mei 2006-April 2007. Contoh ikan diperoleh menggunakan jaring insang eksperimental dengan ukuran mata jaring 0,625, 0,75, 1,0, dan 1,25 inci yang dioperasikan di lima stasiun (Tanjung Bakara; inlet Danau Towuti; Pulau Loeha; outlet Danau Towuti dan Beau). Potensi rekrut ikan dapat dilihat dari nisbah kelamin, diameter telur, fekunditas, dan indeks kematangan gonad. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa...

KARIOTIP IKAN HIAS ENDEMIK RAINBOW SULAWESI (Telmatherina ladigesi) DARI SUNGAI MAROS, SULAWESI SELATAN The Caryotipe of Endemic Ornamental Fish Celebes Rainbow (Telmatherina ladigesi) from Maros River, South Sulawesi

2004

The objective of this research was to find the caryotype of the endemic ornamental fish, Celebes rainbow (Telmatherina ladigesi) from Maros River South Sulawesi, Indonesia. The experimental fish were caught from the branches of Maros River, those are Bantimurung River, Pattunuangasue River and Makkatoang River. Tissue collection and slide preparation were carried out using the solid tissue technique with slight modification. The amount of chromosome pairs found from those three rivers (three population) were 2n = 48. These chromosomes were divided into 13 pairs big chromosomes (>1 (am) and 11 pairs small chromosomes (<1 u.m). The caryotype of each population were 3 submetacentric (Sm), 7 subtelocentric (St) and 14 telocentric (t) for population in Pattunuangasue River. 2Sm-8St-14t in Bantimurung River and lSm-7St-16t in Makkatoang River. Based on the above caryotype datas it was concluded that the population of Celebes rainbow in Maros River have been different.

65 SEBARAN SPASIAL FORAMINIFERA DALAM KAITANNYA DENGAN KEDALAMAN LAUT DAN JENIS SEDIMEN DI TELUK BONE, SULAWESI SELATAN SPATIAL DISTRIBUTION OF FORAMINERAS IN RELATION WITH THE WATER DEPTH AND SEDIMENT TYPES IN BONE BAY, SOUTH SULAWESI

Sebanyak 25 sampel sedimen dasar laut dari Teluk Bone bagian utara, Sulawesi Selatan telah digunakan untuk analisis foraminifera dalam kaitannya dengan jenis sedimen dan kedalaman. Hasil analisis diperoleh 97 spesies foraminifera bentik dan beberapa genera diantaranya mendominasi titik lokasi tertentu, seperti Amphistegina, Operculina, Heterolepa, Brizalina, Elphidium dan Quinqueloculina.Setiap genus mempunyai distribusi spasial tertentu sesuai habitatnya dengan beberapa anomali. Kisaran kedalaman daerah penelitian antara 23 dan 85 m dicirikan oleh kehadiran Amphistegina, Cibicides, Rotalia, Cavarotalia. Dalam kaitannya dengan kedalaman, sebaran foraminifera cenderung terakumulasi di sebelah timur daerah penelitian. Setiap satuan sedimen dicirikan oleh genus foraminifera tertentu.

PENENTUAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN LAYANG (Decapterus Sp.) DI PERAIRAN TIMUR SULAWESI TENGGARA

2017

Sumberdaya ikan layang (Decapterus sp) merupakan komoditas utama (pelagis kecil) yang banyak tertangkap di Perairan Timur Sulawesi Tenggara dengan alat tangkap utama adalah purse seine. Efektivitas penangkapan dipengaruhi berbagai faktor, salah satu yang utama adalah informasi mengenai musim penangkapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola musim penangkapan ikan layang di perairan timur Sulawesi Tenggara berdasarkan daya statistik Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari antara tahun 2008 hingga 2016. Analisis musim penangkapan menggunakan pendekatan metode rata – rata bergerak (moving average) berdasarkan analisis runtun waktu (times series analysis). Data yang digunakan yaitu produksi tangkapan ikan layang (Decapterus sp) yang tertangkap pada purse seine dan trip penangkapan purse seine yang bersumber dari statistik perikanan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari antara tahun 2008 – 2015. Hasil penelitian menunjukkan nilai indeks musim penangkapan ...

MUSIM PEMIJAHAN IKAN PELANGI ARFAK (Melanotaenia arfakensis ALLEN) DI SUNGAI NIMBAI DAN SUNGAI AIMASI, MANOKWARI [Spawning Season of Arfak Rainbowfish (Melanotaenia arfakensis Allen) in Nimbai and Aimasi Streams, Manokwari]

2017

The study was aimed to describe the spawning season of arfak rainbowfish (Melanotaenia arfakensis) in Nimbai and Aimasi streams, both are located in Prafi river system. Sampling was conducted from June to December 2007 and carried out monthly in four different habitat types using hand net. A total of 752 individual specimens were collected and consisted of five developmental stages, namely egg, larvae, juvenile, young and adult. There was no different proportion in both sexes, either habitat type or time. This species has relatively low fecund, producing approximately 23-1,351 eggs with relatively large diameter (0.5-1.3 mm). Large egg diameter was distributed in posterior of ovaries, with 2-3 modes, and presence of atretic eggs, and was indicated as multiple spawner fish. However, based on gonado somatic index, condition factor, presence of eggs and larva in limited period showed that there were increased reproductive activities in both locations from June to September, with low wa...

ANALISIS BIOEKONOMI SUMBER DAYA IKAN TENGGIRI (Scomberomorus commerson) DI PERAIRAN KABUPATEN INDRAMAYU JAWA BARAT)

Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 2014

Penelitian ini memaparkan analisis bioekonomi pemanfaatan sumber daya ikan tenggiri pada berbagai rezim melalui Model Gordon Schaefer dengan model estimasi parameter biologi CYP serta arah kebijakan pengelolaannya di Kabupaten Indramayu. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari-Juli 2014 dengan metode survey melalui analisis kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan laju pertumbuhan intrinsik (r) adalah 10,291 ton/tahun, koefisien daya tangkap (q) adalah 0,001673 ton/trip, daya dukung lingkungan adalah 250,028 ton/tahun, biaya (c) adalah 1,762 Rp/trip dan harga (p) adalah 30,750 Rp/ton. Upaya maksimum lestari (EMSY) yaitu 3076 trip/tahun dengan nilai produksi maksimum lestari (hMSY) sebesar 643,260 ton/tahun. Upaya MEY (EMEY) sebesar 2654 trip/tahun dengan produksi (hMEY) sebesar 631,141 ton/tahun. Upaya penangkapan perikanan terbuka (Eoa) adalah 5.308 trip/tahun dengan produksi (hOA) sebesar 304,689 ton/tahun. Kegiatan pemanfaatan menunjukkan tangkap lebih secara ...