TERPAAN IKLAN MENDORONG GAYA HIDUP KONSUMTIF MASYARAKAT URBAN Olih Solihin (original) (raw)

POLA KERUANGAN BUDAYA OLOH SALAM MASYARAKAT KALIMANTAN TENGAH DENGAN PENDEKATAN GEOSPASIAL

Jurnal Geografi Universitas Negeri Medan, 2018

Abstrak Islam masuk ke Indonesia mampu beradaptasi dengan kebudayaan lokal. Proses penyampaian islam dengan cirinya yang apresiatif dengan budaya lokal serta memihak dengan warga setempat menyebabkan Islam diterima sebagai agama baru. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan budaya Oloh Salam, kebudayaan lokal suku Dayak, sejarah persebaran islam di Kalimantan Tengah dan deskripsi budaya Oloh Salam. Oloh salam adalah orang-orang Dayak yang memilih memeluk agama Islam namun masih terdapat sisa-sisa kepercayaan primitif tercampur dengan unsur-unsur agama Islam. Beberapa aspek budaya oloh salam yang khas meliputi upacara kehidupan disebut juga gawi belum dan upacara kematian atau gawi matei serta aspek seni. Kekhasan ini merupakan keunikan tersendiri bila ditinjau berdasarkan letak geografisnya yaitu di Pulau Kalimantan. Metode penelitian menggunakan studi pustaka, data dan informasi kemudian diolah mengunakan pendekatan geospasial dengan overlay peta. Hasil overlay menjelaskan pola keruangan budaya Oloh Salam membentuk pola memanjang sungai dan pantai. Hal ini menunjukkan bahwa persebaran islam dimulai dari pesisir kemudian berlayar melalui sungai untuk memperluas ajaran islam khususnya di Kalimantan Tengah. Abstract Islam entry into Indonesia is able to adapt to local culture. The process of conveying Islam with cultural approach makes Islam readily accepted by local communities. Islam that is appreciative with local culture and taking sides with local people causes Islam to be accepted as a new religion. This Study aims to determine the spatial pattern Oloh Salam culture, local culture of Dayak, history of the Islamic spread in Central Kalimantan, and definition of Oloh Salam culture. Dayak's culture in Central Kalimantan who has follow Islamic religion is called Oloh Salam. The conversion process of Dayak etnic from their religion become Islam is the impact of the opening of river routes from upstream to downstream. Some typical cultural aspects include the ceremony of life is also called gawi and death ceremony or gawi matei. The research method used in the literature study, data and information obtained then processed using geospatial approach by overlaying the map. The results showed that the spatial pattern of the Oloh Salam culture formed a longitudinal pattern of rivers and beaches. This proves that, the spread of Islam began in the coastal areas then sailed through the river channel to expand the spread of Islam to spread to remote areas especially in Central Kalimantan.

KOMUNITAS JOLI JOLAN MENCEGAH PERILAKU KONSUMTIF MASYARAKAT DI SOLO

Penggunaan teknologi terus meningkat termasuk promosi online dan pasar digital. Keduanya memudahkan berbelanja menuju perilaku konsumtif. Penelitian ini menggunakan teori Pertukaran Sosial karya Peter Blau untuk membahas komunitas Joli Jolan, yang menawarkan transaksi barang, barter, untuk memperkuat peran sosial dalam mencegah perilaku konsumtif. Tujuan penelitian ini membahas komunitas Joli Jolan sebagai pasar alternatif agar masyarakat tidak berperilaku konsumtif di era digital. Penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus ini melibatkan dua belas informan, termasuk satu pelopor Joli Jolan, empat anggota tetap, dan tujuh pengunjung. Wawancara, observasi dan dokumentasi telah digunakan dalam mengumpulkan data primer dan sekunder, lalu dianalisis dengan reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan. Temuan menegaskan bahwa masyarakat hidup berperilaku konsumtif karena faktor eksternal: pemasaran online, promosi, dan kampanye. Sebagai antitesa baru, komunitas Joli Jolan telah membangkitkan pemasaran konvensional: barter, Food Not Boom, workshop, dan pembagian susu gratis. Pengunjung dan anggota Joli Jolan menikmati suasana kehidupan sosial menyenangkan ini. Mereka menikmati pertukaran barang untuk menghemat uang. Mereka menikmati pembicaraan informal, kesenangan dan makanan gratis dari komunitas Joli Jolan. Mereka juga mengikuti lokakarya untuk memahami perilaku konsumtif dan tata kelola kas keluarga. Anggota Joli Jolan mengapresiasi donasi dari masyarakat dan pengunjung. Dana tersebut kemudian mereka gunakan untuk membina lingkungan masyarakat. Dengan demikian, komunitas Joli Jolan telah menjadi a unique social market yang dipercaya dan berkelanjutan dilakukan oleh dan untuk komunitas.

Terpaan Iklan Mendorong Gaya Hidup Konsumtif Masyarakat Urban

2017

Semakin leluasanya golongan produsen dalam mengiklankan produk mereka, semakin besar kesempatan mempersuasi calon konsumen untuk membeli setiap produknya. Kesempatan iklan yang begitu besar tersebut karena didukung dengan semakin banyak media massa baik yang konnvesional maupun jenis media baru. Masyarakat urban atau perkotaan merupakan tujuan utama dari golongan pengiklan ini, sebab akses mereka terhadap media massa jauh lebih besar. Akibat terpaan iklan yang begitu gencar dan sporadis tersebut maka konsekuensinya, terjadilah pergeseran gaya hidup di kalangan masyarakat urban, menjadi konsumtif. Selain memenuhi kebutuhan hidup, mereka juga berusaha untuk memenuhi setiap keinginan hidupnya.

Kontruksi Gaya Hidup Syar’i Perkotaan: Analisis Semiotika Sosial pada Iklan Baliho di Yogyakarta

Deskripsi Bahasa

Gaya hidup syar’i dewasa ini menjadi trend gaya hidup baru di perkotaan yang muncul melalui simbol-simbol tertentu dalam sebuah iklan. Iklan sebagai alat untuk mengkomunikasikan produk, juga merupakan media penyampaian pesan. Studi ini berupaya menggali bagaimana penggunaan bahasa dan gambar dalam iklan baliho di Yogyakarta dikonstruksikan dan kemudian digunakan sebagai simbol untuk merepresentasikan gaya hidup syar’i perkotaan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan dokumentasi pada iklan baliho di Yogyakarta. Analisis data dilakukan dengan analisis semiotika sosial. Penyajian hasil analisis data dilakukan secara formal dan informal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap tiap memeliki struktur generik yang berbeda. Adapun dalam iklan baliho di Yogyakarta, struktur generik yang ada yaitu komponen visual terdiri dari: (1). Lead, (2). Display, dan (3) Emblem. Sedangkan komponen verbal terbagi menjadi: (a). Announcemen...

NILAI KEARIFAN LOKAL FOLKLOR MASYARAKAT KABbUPATEN BINTAN

Jurnal Sasando Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pengajaran, 2019

ABSTRAK Masyarakat kabupaten Bintan sudah sejak lama dikenal memiliki berbagai jenis folklore (Melayu). Namun, belum banyak diangkat sebagai objek penelitian, khususnya dari aspek nilai kearifan lokalnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan dokumen. Analisis data dilakukan dengan cara analisis isi. Hasil penelitian yang diperoleh adalah folklore masyarakat kabupaten Bintan mengandung nilai-nilai kearifan lokal, seperti: (1) nilai Islami, (2) nilai budi-pekerti, (3) nilai social, (4) nilai kerja keras, dan (5) nilai pendidikan. Kata Kunci: Nilai, Kearifan Lokal, Folklore

KEARIFAN LOKAL CERMINAN BUDAYA MASYARAKA

berlatar belakang dari suatu sifat dan tingkah laku masyarakat indonesia mengenai kebuadayaan lokal yang ada indonesia, yang dimana kebudayaan tersebut merupakan turun temurun nenek moyang kita pada sebelumnya. Pendidikan karakter bukan hanya berperan guna membentuk kualitas individu berbudi pekerti mulia, berintegritas, maupun bermartabat, melainkan juga dapat mendorong terbentuknya jati diri bangsa yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur kebudayaan.

Sihir Iklan dalam Konsumsi Mayarakat Perkotaan

This article attempts to analyze advertising as well as influence about consumption on urban society and urban culture as a consequence of the ad. Ads in urban communities have become an essential part of everyday life and have been able to change people's lives tendencies. Advertising and consumption as seems to be two sides of a coin that is not separate in form as well as a major factor in determining the pattern of urban consumption. Advertising has made urban communities consume a variety of goods, no longer because of the need, but the ad has been able to change the style of urban consumption, of consumption goods to cultural symbols consumption inherent in a particular ad. Through advertising, consumption in urban communities are no longer merely a matter of necessity and aspects of in-kind benefits, but has become a culture of its own. Lifestyle, identity and social class are determined based on what is consumed by a particular individual one form of cultural consumption in urban communities, which are influenced by advertising. Keyword: iklan, konsumsi, perkotaan, masyarakat, budaya.