Adaptasi Sosial Komunitas Musik Etnik di Era Modern (original) (raw)
Related papers
Gerakan Sosial Baru Pada Musik: Studi Etnografi Pada Band Navicula
Jurnal Analisa Sosiologi, 2018
Popular music not only being understood as entertainment media. Through audiences, popular music can be used as social movement instrument. This qualitative research using ethnography study as its approach. The subject on this resrach is Navicula band. The result of this stusy show that, the Navicula’s habitus about Tri Hita Karana’s life as a Balinese: the harmony between God, human and nature.Navicula’s cutural capital about knowledge of music as media and strong awareness of environment problems, social capital show their collaboration with several social organization, economic capital comes form album sales, band’s accessories and their concerts. Symbolic capital depicted by the term that Navicula as green grunge gentlemen. Navicula’s New social movement through Navicula’s discography as their messages, Borneo Tour as new paradigm on collective action, cultural rebellion reflection through Navicula’s merchandise and hearing responses as movement’s impact. The finding on this re...
Budaya Bersarung Masyarakat Kontemporer
Biokultur
Fenomena budaya bersarung adalah bahasan penelitian yang digali menggunakan pendekatan etnografi. Informan yang terlibat adalah pelaku budaya bersarung dari beragam profesi dan latar belakang. Data diperoleh dari studi pustaka termasuk media online. Sarung adalah busana yang dikenal masyarakat Indonesia sebagaimana di banyak bagian negara lain di Asia. Sarung dipakai untuk menutup tubuh bagian bawah seperti busana adat daerah, mulai dari busana sehari-hari hingga busana pengantin. Barthes (1997) menyatakan busana sebagai pembentuk identitas kolektif sehingga didalamnya terkandung penanda bermakna. Di lain pihak Malcom Barnard (2002) menyebutkan bahwa fungsi busana tidak hanya sebagai pelindung tubuh namun juga sebagai alat komunikasi. Ketika sarung menjadi bagian dari busana sehari-hari, acara adat, ritual keagamaan hingga pernikahan, sarung telah mendukung aktivitas masyarakat maka ini adalah praktek budaya keseharian. Belakangan ini sarung untuk laki-laki maupun perempuan dipopule...
Igang Ajang Pengaruh Musik Kontemporer Dalam Ibadah GKII Jemaat Mahak Baru
Tujuan penulisan karya ilmiah ini adala: Pertama, untuk mengetahui pengertian yang benar tentang musik kontemporer; Kedua, mengetahui pengaruh musik kontemporer di dalam ibadah GKII Jemaat Mahak Baru. Berdasarkan hasil penelitian maka penulis menyimpulkan: Pertama, musik kontemporer telah mempengaruhi kualitas beribadah Jemaat GKII Mahak Baru; Kedua, musik kontemporer telah meningkatkan liturgi ibadah dan penyembahan Jemaat GKII Mahak Baru. Ketiga, musik kontemporer memberi pemahaman baru bagi jemaat GKII Mahak Baru terhadap pengajaran. Keempat, musik kontemporer telah meningkatkan pertubuhan kerohanian jemaat. Kelima, Jemaat GKII Mahak Baru telah beranggapan bahwa beribadah bukan hanya kebiasaan semata umat kristen, tetapi beribadah merupakan tempat untuk berjumpa dengan Tuhan, dan juga merupakan satu kewajiban bagi setiap orang percaya. Keenam, Musik adalah karunia Tuhan kepada manusia untuk didengar dan dinikmati. Karena itu sebagai manusia kita harus menghargai pemberian Allah yang paling mulia ini, dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya untuk kemuliaan namaTuhan. Untuk itu, pada dasarnya segalah sesuatu yang telah Tuhan ciptakan baik itu musik kontemporer musik lainnya, itu baik jika digunakan bagi kemuliaan nama Tuhan.
Transformasi Etno-Musik Tradisional Sasak: Evolusi Budaya dan Pertentangan Kelas
ASANKA: Journal of Social Science And Education, 2021
This article tries to explain the phenomenon of the transformation of Sasak Ethno-music, namely Gendang Beleq as a high culture , dealing with Kecimol as a pop culture in sasak community. Both types of music have developed in contemporary Sasak society with contrasting nuances. The first one represents the musical taste of the Purwangse (aristocracy) group, while the second represents the Jajar Karang group. Furthermore, Gendang Beleq claimed to be a pure culture, while Kecimol stigmatized as a splinter culture.This study uses a qualitative approach with ethnographic methods, this research tries to trace the history and development of the two types of music, namely through data sources of academic literature, direct observation and interviews with ethno-music cultural actors. To analyzing the transformation process of Gendang Beleq and Kecimol, this research uses Herbet Spencer's theory of cultural evolution and Karl Marx's theory of class conflict.Spencer's theory used...