Karakteristik Organoleptik Sup Jagung Instan Yang Diperkaya Tepung Cangkang Telur Bebek (original) (raw)
Related papers
Karakteristik Fisikokimia Organoleptik Kerupuk Tapioka Dengan Fortifikasi Tepung Cangkang Telur Ayam
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, 2018
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik fisikokimia organoleptik kerupuk tapioca dengan fortifikasi tepung cangkang telur ayam. Diduga karakteristik fisikokimia organoleptik kerupuk tapioka dipengaruhi oleh fortifikasi tepung cangkang telur ayam. Penelitian disusun dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 faktor. Faktornya adalah berbagai penambahan fortifikasi tepung cangkang telur ayam sebanyak (5gr, 10gr, 15gr, 20gr) dengan 4 perlakuan dan 4 kali ulangan sehingga didapatkan 16 satuan percobaan. Data yang dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (ANOVA) dan apabila terdapat beda nyata akan diuji lebih lanjut dengan pengujian uji Beda Nyata Jujur (BNJ) atau bias disebut uji Honestly Significant Different (HSD) pada taraf 5%. Perlakuan terbaik pada perlakuan G4 untuk hasil uji fisik antara lain : tekstur, dan daya kembang, sedangkan uji kimia antara lain : kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, serta untuk uji organoleptik rasa dan kerenyahan kerupuk. Perlakuan terbaik untuk uji kimia kadar kalsium, dan kadar abu di peroleh oleh perlakuan G1 karena tidak melebihi standar batas konsumsi kalsium yang berlebihan dan standar mutu kerupuk goreng. Kesimpulan penelitian ini adalah berpengaruh nyata pada setiap variabel pengamatan dengan analisa uji fisik antara lain : uji tekstur kerupuk dan uji daya kembang kerupuk sedangkan analisa uji kimia antara lain : kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, dan kadar kalsium, serta dilakukan uji organoleptik skoring pada kerupuk meliputi : organoleptik rasa kerupuk dan organoleptik kerenyahan kerupuk. Kata Kunci : kerupuk tapioka, cangkang telur, tepung cangkang telur, kalsium
2018
Produksi kerang simping (Amusium pleuronectes) di Indonesia selalu bertambah setiap tahunnya. Hal tersebut akan berdampak pada meningkatkan limbah cangkang simping. Cangkang kerang simping mengandung 17,23% kalsium dan 0,79% fosfor. Tujuan penelitian ini, untuk memperoleh karakteristik organoleptik sereal dari formulasi yang tepat antara tepung cangkang kerang simping dengan grits jagung.Sereal dibuat dengannoodle maker dan mesin ekstruder ekstrudat. Hasil analisis menunjukkan bahwa karakteristik organoleptik yang paling baik diperoleh pada formula tepung kerang simping 10% : grits jagung 90 %. Kata kunci : sereal, organoleptik, kerang simping Abstract The production of shells scallop (Amusium pleuronectes) in Indonesia always increase every year. It will have an impact on improving the waste shells of scallop. The shell contains 17,23% calcium, and 0.79% to phosphorus. The purpose of this study, to obtain the organoleptic characteristics of cereal from the formulation between flour...
Sifat Organoleptik Naget Ayam Yang Menggunakan Tepung Kedelai Sebagai Penggantian Sebagian Daging
ZOOTEC, 2017
ORGANOLEPTIC CHARACTERISTICS OF CHICKEN NAGET ENRICHED WITH SOYBEAN MEAL AS A PART OF MEAT REPLACER. The present study was designed to determine the utilization of soybean meal as a part of meat replacer on chicken naget characteristics. Materials used in the study were: breast part chicken meat, soybean meal, tapioca meal, milk, as well as spices. A Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 35 replications was used in the present study. Variables measured were: organoleptic characteristics colors, textures, aroma, taste. Tukey test was further employed to analyze treatment differences. Different between treatment(s) was declared at P < 0.05. Research results showed that soybean meal as a part of meat replacer on chicken naget gave a significant effect (P < 0.01) on colors, textures, aroma, and taste. It can be concluded that the utilization of soybean meal as a part of meat replacer on chicken naget can be used up to 20 g and it is organoleptically accepted.K...
Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas organoleptik sosis telur yang diberi penambahan tepung biji nangka (Artocarpus heterophyllus). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah tanpa menggunakan tepung biji nangka (P0), tepung biji nangka 10% (P1), 15% (P2), 20% (P3). Variabel yang diukur warna, aroma, rasa, kekenyalan, kepadatan, dan penerimaan umum. Hasil penelitian menunjukan bahwa kualiatas organoleptik, penambahan tepung biji nangka berpengaruh nyata terhadap warna, rasa, kepadatan dan penerimaan umum, namun tidak berpengaruh terhadap aroma dan kekenyalan sosis telur. Disimpulkan bahwa penambahan tepung biji nangka berpengaruh nyata terhadap warna dengan perlakuan terbaik P3 (20%), rasa P0 (0%), kepadatan P3(20%) dan penerimaan umum P0 (0%). Namun penambahan tepung biji nangka tidak berpengaruh nyata pada aroma dan kekenyalan sosis telur
Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu
ABSTRAK Annisa Rizki Ramadhani (Dibawah bimbingan: Junianto dan Agus Asep Handaka Suryana). 2015. Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi Tepung Terigu. Penelitian mengenai penambahan tepung terigu sebagai bahan pengisi terhadap karakteristik organoleptik bubuk flavor kepala ikan tenggiri bertujuan untuk menentukan konsentrasi bahan pengisi yang tepat agar menghasilkan karakteristik bubuk flavor kepala ikan tenggiri yang paling disukai dan mengetahui sifat fisik dan proksimat bubuk flavor kepala ikan tenggiri yang paling disukai. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran pada bulan April 2014 sampai bulan November 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan lima perlakuan. Perlakuan yang diberikan berdasarkan konsentrasi penambahan tepung terigu sebesar 0%, 10%, 12,5%. 15%, dan 17,5% dari berat kaldu cair (b/b). Parameter yang diamati dalam penelitian yaitu uji organoleptik (uji hedonik). Setelah didapatkan hasil uji hedonik dilakukan uji fisik (rendemen, massa jenis, kelarutan, kapasitas pengikatan air) dan uji proksimat (kadar protein, kadar air, kadar lemak) terhadap sampel bubuk flavor yang paling disukai. Hasil penelitian uji hedonik panelis terhadap penampakan, warna, aroma dan rasa bubuk flavor kepala ikan tenggiri dengan perlakuan penambahan tepung terigu yang paling disukai adalah perlakuan 15% dengan nilai alternatif 7,59. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bubuk flavor kepala ikan tenggiri perlakuan penambahan tepung terigu 15% memiliki karakteristik berupa tingkat rendemen sebesar 10,67%, kelarutan 29,61%, massa jenis 0,7 g/ml, kapasitas pengikatan air 80,48%, kadar protein 18,28%, kadar air 7,33% dan kadar lemak 3,87%. Kata Kunci: bubuk flavor, kepala ikan tenggiri, tepung terigu, tingkat kesukaan ABSTRACT Annisa Rizki Ramadhani. (Supervised by: Junianto and Agus Asep Handaka Suryana). 2015. The Sensory Characteristic Of Narrow-Barred Spanish Mackerel Fish Head Flavor Powder With Wheat Flour Filler. The purpose of this research was to study wheat flour addition percentage to the most prefered Narrow-Barred Spanish Mackerel fish head flavor powder by panelist and to study physical and proximate characteristics of the most prefered treatment. This research was conducted at the Laboratory of Fishery Product Industrial Technology Faculty of Fisheries and Marine Science and Laboratory of Ruminant Nutrition Faculty of Animal Husbandry, Padjadjaran University in April until November 2014. The method of this research was an experimental method with five treatments. The treatments based on addition percentage of wheat flour at 0%, 10%, 12,5%, 15%, and 17,5% yield percentage addition to the weight of broth liquid (w/w). The monitored parameter were sensory test (hedonic test). After the result of hedonic test comes out, physical test (rendement of flavor powder, bulk density, solubility and water holding capacity) and proximate test (protein content, lipid content and moisture/ water content) were done on the sample of the most prefered flavor powder. Based on the Bayes test, the treatment with 15% wheat flour addition was the most prefered by panelists and it had 7,59 alternative value. The study result showed that Narrow-Barred Spanish Mackerel fish head flavor powder with 15% addition wheat flour as filler had characteristics 10,67% rendement percentage, solubility 29,61%, bulk density 0,7 g/ml, water holding capacity 80,48%, protein content 18,28%, water content 7,33% and lipid content 3,87%. Keywords: flavor powder, narrow-barred spanish mackarel fish head, wheat flour, hedonic level
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak
This research aims to observe the effect of different corn flour varieties and proportions in chicken nuggets made of local chicken meat on its water holding capacity (WHC) and organoleptic characteristics. The research was done by using two-factorials completely randomized design with corn flour varieties as the first factor, and corn flour proportions as the second factor. Five corn varieties were used in this research, which were yellow-corn flour (J1); fluffy-corn flour (J2); purple-corn flour (J3); Provit A1-corn flour (J4); and Provit A2-corn flour (J5). Moreover, the corn flour proportions used in this research were 10% (T1); 20% (T2); 30% (T3); and 40% (T4). As much as 20 treatment combinations were determined and done in triplicate. The effect of each treatment on the WHC was analyzed with analysis of variance, and followed with LSD test to observe any significant differences. The organoleptic characteristics which consisted of colour, texture, elasticity, flavour, and acceptability were analyzed descriptively. The result showed that the WHC of chicken nugget made from domestic chicken meat were around 47.75-61.64%, while the J2T3 treatment (Fluffy-corn flour at 30%) showed lowest WHC, and the highest WHC was showed in J5T4 treatment (Provit A2-corn flour at 40%). Furthermore, the organoleptic test showed that the J4T1 treatment (Provit A1-corn flour at 10%) showed the highest score for chicken nugget colour, texture, elasticity, and flavour with the score of 6.43, 5.69, 5.83, and 5.86, respectively. However, the highest acceptability (6.00) was obtained on J5T3 treatment (Provit A2-corn flour at 30%). It can be concluded that the usage of Provit A1-corn flour at 10% yield the best characteristics of chicken nugget made from domestic chicken meat.
Karakterisitik Organoleptik Bakso Ikan Gabus Dengan Penambahan Pati Jagung Dan Tepung Tapioka
2021
Snakehead fish is one type of fish that is widely found in Indragiri Hilir which is known as “haruan” fish. This fish has high economic value if it is processed into processed food products, such as meatballs. Processing of snakehead fish into meatballs can be done by adding other ingredients, such as tapioca flour, sago flour, corn starch, and other flours. This study aims to determine the effect of adding corn starch and tapioca flour to the organoleptic characteristics of the resulting snakehead fish meatballs. The results showed that the snakehead balls most favored by the panelists were snakehead fish balls with the addition of 7.5% corn starch and 2.5% tapioca flour by weight of the ingredients.
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Bakso merupakan makanan dari produk olahan daging yang telah dikenal dan disukai masyarakat. Bakso daging adalah salah satu produk pangan yang diatur oleh SNI. Salah satu parameter untuk menentukan bagus atau tidaknya suatu produk bakso adalah kekenyalannya. Masyarakat cenderung menyukai bakso yang teksturnya kenyal dan tidak keras. Faktor yang mempengaruhi tekstur bakso adalah komposisi bakso, proses pembuatan dan lama pemanasannya. Bahan baku dari bakso umumnya adalah daging dan tepung tapioka. Selain tepung tapioka, dapat juga digunakan jenis tepung lain seperti tepung singkong. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisik, kekenyalan dan kualitas bakso yang dibuat dari tepung singkong. Substitusi tepung singkong yang digunakan yaitu 0% hingga 100%. Bakso yang dihasilkan akan dilakukan uji organoleptik menggunakan 5 orang panelis yang merupakan produsen bakso. Hasil uji organoleptik menunjukkan bakso dengan perlakuan V yang menggunakan 100% tapioka paling disukai oleh panelis. Hasil analisa profil tekstur menggunakan texture analyzer menunjukkan bahwa perlakuan IV (25% tepung singkong : 75% tapioka) memiliki nilai hardness yang mendekati kontrol. Sementara nilai cohesiveness yang medekati kontrol adalah pada bakso dengan perlakuan II yaitu 75% tepung singkong : 25% tapioka.
Mutu Organoleptik Cookies Dengan Penambahan Tepung Bekatul Dan Ikan Kembung
Media Gizi Pangan, 2019
Additional food should use inexpensive and reasonably-available local foodstuffs such as bran and mackerel. Bekatul has a nutrient producing nutrients that are high enough but not yet utilized optimally. While bloating is an essential source of protein and fatty acids that are essential for growth. This research aims to determine the quality of organoleptik Cookies add starch and pufferfish.Research using the design of group comparison design, comparing the quality of the original including Cookies (F1) and cookies replenishment of rice bran and pufferfish (F2). Organoleptik quality is assessed sensory based on the favorite level of panelist against the color, texture, aroma and flavor aspects. The favorite level is made in six levels ranging from dislikes to very very fond (score 1-6). Data analysis using the Mann Whitney U test.Panelis who liked the color of cookies F1 62.9% and cookies F2 57.1%, liked the texture of cookies F1 65.7% and cookies F2 65.7%. Panelist who likes to aro...
2013
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui formula substitusi tepung milet merah dan tepung ubi jalar ungu yang tepat untuk menghasilkan cookies yang dapat diterima (acceptable). Selain itu, penelitian ini juga ingin mengetahui karakteristik sifat fisikokimia cookies subtitusi tepung milet merah dan tepung ubi jalar ungu terbaik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor berupa variasi formula yaitu perbandingan campuran dari tepung terigu, tepung millet merah, dan tepung ubi jalar ungu. Perlakuan pada penelitian ini adalah variasi konsentrasi subtitusi penggunaan tepung millet merah dan tepung ubi jalar ungu yaitu F1, F2, F3, dan F4. Cookies terbaik adalah cookies F1 (70% tepung terigu, 20% tepung millet merah dan 10% tepung ubi jalar ungu). Cookies subtitusi terbaik memiliki kandungan karbohidrat, abu dan senyawa fungsional antosianin yang lebih tinggi dibandingkan cookies kontrol (100% tepung terigu). Kata kunci : cookies, tepung millet merah, tepung ubi jalar ungu