Hubungan Koping Religius Dengan Tingkat Depresi Pada Warga Binaan Wanita DI Lembaga Pemasyarakatan (original) (raw)
Related papers
Kejadian Depresi pada Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan
Jurnal Keperawatan Jiwa
Meningkatnya jumlah warga binaan pemasyarakatan (WBP) perempuan di lapas menyebabkan munculnya masalah psikologis termasuk depresi. Depresi yang dialami WBP perempuan berdampak pada aspek lain yaitu keluarga, anak, dan komunitas. Kondisi ini menjadi beban tambahan bagi WBP perempuan selama di lapas dikarenakan terpisah dari anak, masalah hak asuh anak, larangan kontak dengan anak, kegagalan peran menjadi ibu maupun istri sehingga memiliki pandangan negatif terhadap diri sendiri, orang lain, dan masa depan, dapat berpengaruh buruk secara berkelanjutan memicu terjadinya perilaku negatif seperti melukai diri sendiri bahkan bunuh diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan masalah depresi yang dialami WBP perempuan selama menjalani masa pidana di Lapas. Metode penelitian yang digunakan deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner Beck Depression Inventory-II (BDI-II). Subjek penelitian sebanyak 159 WBP perempuan yang dipilih menggunakan tekni...
Gejala Depresi pada Warga Binaan Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan
Holistic Nursing and Health Science, 2019
Introduction: Stressors of prison life can cause women prisoners to become depressed. The differences in symptoms of depression among women prisoners and the general population may occur due to the characteristics of prisoners and the nature of the prison environment. Symptoms of depression among women prisoners are important to know to prevent the negative effects of depression. This study aimed to describe the symptoms of depression among women prisoners.Methods: A quantitative descriptive study involving 66 women prisoners was designed. Sampling technique using purposive sampling. Self-report surveys using Beck Depression Inventory II were conducted to collect data related to showed the symptoms of depression. Univariate analysis was used to describe the symptoms of depression in frequency distribution and percentage.Results: Symptoms of depression can be divided into three domains include cognitive, affective and somatic. This study showed that the symptoms of depression most co...
Gambaran Tingkat Depresi Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan Menjelang Bebas
Jurnal Perawat Indonesia
Warga binaan pemasyarakatan (WBP) perempuan menjelang bebas rentan mengalami depresi karena kecemasan terhadap stigma dan perilaku masyarakat setelah bebas. Penelitian tentang tingkat depresi WBP perempuan menjelang bebas sangat terbatas ditemukan, namun penelitian tentang depresi pada WBP perempuan pernah dilakukan dan menunjukkan adanya depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat depresi WBP perempuan menjelang bebas. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif survei, menggunakan metode kuantitatif, dan pendekatan cross-sectional. Sampel terdiri dari 34 WBP perempuan menjelang bebas secara total sampling dan memenuhi kriteria inklusi berupa WBP perempuan yang bersedia menjadi responden dengan komunikasi baik dan kooperatif, serta menjalani sisa masa pidana hingga tiga bulan, kemudian diukur menggunakan kuesioner Beck Depression Inventory II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden terbanyak adalah usia 18-40 tahun (64,7%), tingkat pendidikan menengah (55,9%), status menikah (50,0%), sisa masa pidana 0-1 bulan (38,2%), beberapa kali kunjungan keluarga dalam setahun (35,3%), lama pidana 4-6 tahun (38,2%), dan pidana karena tindakan yang berkaitan dengan obat terkontrol atau zat psikoaktif lainnya (44,1%). Survei tingkat depresi menunjukkan bahwa 32,4% tidak depresi, 14,7% depresi ringan, 44,1% depresi sedang, dan 8,8% depresi berat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas WBP perempuan mengalami depresi saat menjelang bebas. Perawat correctional perlu lebih memperhatikan aspek psikososial dalam perencanaan pulang.
Jurnal Ilmiah Keperawatan Stikes Hang Tuah Surbaya
The elderly will experience changes both biologically, psychologically, socially, and spiritually. Spiritual needs are the need to find meaning and purpose in life, the need to love and be loved and the sense of attachment and the need to give and get. This study aims to determine the relationship between the spiritual level with the incidence of depression in the elderly in the Surabaya Social Service Work Area. The design of this research was analytic observational design with cross sectional approach. Samples were taken using Probability Sampling Technique with Simple Random Sampling approach and obtained a sample of 113 elderly people at UPTD Griya Werdha Jambangan and 18 elderly people at UPTD Liponsos Keputih Surabaya. This research instrument uses DSES (Daily Spiritual Exercise Scale) and GDS (Geriatric Depression Scale) Data analysis using Spearmen's Rho Test with the level ρ <α = 0.05. The results showed that the relationship between the spiritual level with the inci...
Psikologika : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi, 2012
Pekerjaan polisi penuh dengan stres terutama insomnia dan mimpi buruk, depresi, tingkat tinggi karena merupakan salah satu kecemasan, paranoia, ketakutan, dan panik. pekerjaan yang secara terus-menerus Selain itu, petugas sering putus asa dan berhadapan dengan bahaya fisik dan berharap untuk dapat mengelola emosi mereka mempertaruhkan hidupnya setiap waktu. Stres dengan beralih ke alkohol atau menggunakan yang terjadi pada polisi berbeda dari stres obat-obatan terlarang, lekas marah, perubahan orang-orang pada umumya karena biasanya pola makan, pikiran terganggu, perasaan mereka menghadapi situasi yang berbeda dari bersalah, kurangnya konsentrasi, terjadinya orang kebanyakan, yaitu mereka harus penyakit fisik, seperti sakit kepala, perut, menghadapi suatu peristiwa atau kejadian masalah usus, penyakit kulit, ketegangan kritis dan cenderung abnormal yang terjadi
Peran Religiusitas Pada Penderita HIV dan AIDS Yang Mengalami Depresi
Being HIV-positive (people with HIV and AIDS) is a tough one in life, where complex problems are always faced daily, not just dealing with disease conditions, but disease conditions are accompanied by highly discriminatory social stigma. This stigma and discrimination often leads to depression resulting in a decrease in life spirits of people living with HIV and then bring the dominant effect of decreasing quality of life for people living with HIV. This study aims to reveal the role of religiosity in coping with depression in people with HIV and AIDS in terms of physical, psychological, social, and religiosity and factors that support the role of religiosity in coping with depression in people with HIV and AIDS. The research approach used is qualitative in the form of case studies. Subjects studied in the study are ODHA are running post-positive religiosity of HIV and AIDS consisting of 1 man and 2 women. Data collection techniques used are unstructured interviews and nonparticipant observation. While the research data collection tool used interview, observation, recorder and stationery. And the result of research data will be analyzed by using qualitative analysis technique. Based on the results of research that has been done can be stated that the role of religiosity in tackling Depression in HIV and AIDS Patients in RSUD Dr. H. Moch. Ansyari Saleh Banjarmasin is very large, seen from all subjects feel the change of attitude and view to get closer to God. Appreciate life in its true sense, enjoy life and resign to accepting circumstances. Factors that support the role of religiosity in people with HIV and AIDS in RSUD Dr. H. Moch. Ansyari Saleh Banjarmasin there are two namely: first internal factors, which are related to innate nature, and the second is external factors derived from the environment such as family and society.
Memahami Koping Religius dan Kesejahteraan Psikologis pada Suami dan Istri
UG Jurnal, 2020
Kesejahteraan psikologis pada suami dan istri merupakan hal yang penting karena mampu menghasilkan pernikahan harmonis dan terhindar dari perceraian. Kasus perceraian mengalami peningkatan tiap tahunnya, hal ini mengindikasikan semakin banyaknya pernikahan yang kurang harmonis dan memiliki kesejahteraan psikologis yang buruk. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji kontribusi koping religus terhadap kesejahteraan psikologis pada suami dan istri serta menguji perbedaan kesejahteraan psikologis antara suami dan istri. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melibatkan 342 partisipan (215 istri dan 127 suami), berusia 21 -70 tahun. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi sederhana dan independent sample test. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat kontribusi koping religius terhadap kesejahteraan psikologis pada istri dan suami, dengan besaran pengaruh 27%. Pada dimensi-dimensi kesejahteraan psikologis, kecuali dimensi otonomi, mampu dipengaruhi oleh koping religius. Selain itu ditemukan bahwa kelompok partisipan istri dan suami memiliki kesejahteraan dalam kategori tinggi, maka diketahui bahwa tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis antara istri dan suami.
2021
Objective: The aim of this study was to analyze the relationship between coping strategies and stress among inmates at Kupang Class IIB State Detention Center.Methods: This type of research correlates with cross-cutting design. The population of this study consisted of inmates from Kupang Class IIB State Detention Center with a total of 246 people. The sampling method is based on reasoned use. The sample for this study was 150 people. The independent variable is the adaptation strategy using the BriefCOPE measuring instrument. The stress dependent variable is the Perceived Stress Scale (PSS-10). Results: Pearson's correlation test with a p value = 0.001 <0.05 means that there is a significant relationship between coping strategies and stress of inmates at Kupang Class IIB State Detention Center. The correlation coefficient (r) = - 333 with a low correlation value, the nature of the negative relationship means that the higher the coping strategy, the lower the inmate str...
PSIKODIMENSIA, 2018
Depression generally occurs due to certain life events. Depressed teens tend to experience loneliness, sadness and disappointment in their life. This study aims to determine the relationship between loneliness and depression with the religiosity as the moderator variable. The subjects of this study are 10-13 year old teenagers in "As-Salman" Orphanage in Malang City as many as 32 people. This study uses quantitative methods using UCLA Loneliness scale version 3 to measure loneliness, Beck Depression Inventory (BDI) to measure depression, and Religious Orientatiosn Scale-Revised (ROS-R) to measure religiosity in children. The method of analysis uses Moderated Regression Analysis. The results of the analysis show that there is a direct influence between loneliness and depression in teenagers. Result of correlation coefficient is equal to p = 0,008 <0,05. In addition, it was found that religiosity was able to be a significant mediator on the relationship between loneliness and depression shown with correlation coefficient of p =