Identifikasi Kandungan Formalin Pada Bahan Pangan (Mie Basah, Bandeng Segar dan Presto, Ikan Asin, Tahu) di Pasar Gede Kota Surakarta (original) (raw)
Related papers
Identifikasi Kandungan Formalin Pada Mie Basah Yang Beredar Di Pasar Beriman Kota Tomohon
Biofarmasetikal Tropis, 2022
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kandungan formalin pada mie basah yang beredar di Pasar Beriman Kota Tomohon. Jenis penelitian ini dengan uji laboraturium untuk mengidentifikasi adanya kandungan formalin, dengan analisis kualitatif menggunakan dua pereaksi yaitu pereaksi KMnO4 dan Test Kit Formalin. Hasil identifikasi kandungan formalin, terdapat dua sampel yang postif dengan menggunakan pereaksi KMnO₄ yaitu sampel A dan D. Hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan terdapat 2 sampel positif mengandung formalin dengan menggunakan pereaksi KMnO₄. Tidak terjadi perubahan warna pada Test Kit Formalin bahwa kandungan formalin pada mie basah bukan formalin murni akan tetapi sudah bercampur dengan natrium karbonat atau soda abu yang biasanya digunakan dalam penambahan pembuatan mie sebagai penguat adonan dan pengawet. Adanya kandungan formalin pada mie basah tidak dapat ditentukan hanya dengan melihat ciri-ciri mie tersebut namun perlu dilakukan penelitian agar hasil yang di dapatkan lebih akurat.
Analisa Kualitatif Kandungan Formalin Pada Tahu Di Pasar Tradisional Kodya Magelang
2015
Keamanan makanan merupakan kebutuhan masyarakat karena makanan yang aman akan melindungi dan mencegah terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan. Formalin adalah nama dagang larutan Formaldehid dalam air dengan kadar 30-40%. Formalin merupakan salah satu bahan kimia yang banyak disalahgunakan untuk mengawetkan produk olahan kedelai seperti tahu yang sangat merugikan masyarakat, karena dapat merusak kesehatan. Organisasi ternama di dunia seperti International Agency for Research on Cancer (IARC), telah menetapkan bahwa formalin merupakan senyawa pertama yang menyebabkan kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan formalin pada tahu yang beredar di pasar tradisional Kodya Magelang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif-kuantitatif dengan pendekatan laboratorik dengan pengambilan sampel secara acak sederhana, dengan nilai ketepatan sebesar 80% (nilai kritis : 0,2). Menggunakan 3 metode uji kualitatif formalin yaitu Nash’s, Fenilhidrazin...
Identifikasi Penggunaan Formalin Pada Tahu Putih DI Pasar Kedungmundu Dan Randusari Semarang
2016
White tofu is a product of processed soybean food that has high water content and not durable. The practice of preservation is often done by the trader is to soak the tofu using formalin, so tofu is not easily destroyed, resistant to microorganisms, and can last up to seven days. Kedungmundu and Randusari markets are two major markets in Semarang, allegedly many food products sold contain harmful substances such as non-food preservative (formalin), dye clothes, and so forth. One food product that is suspected to contain harmful substances is white tofu. White tofu as one of the food products that many consumers demand, must be ascertained the quality. This study was conducted descriptively with qualitative examination of the presence or absence of formalin content in tofu analyzed by Chromatopic Acid and Resorcinol reagents. The organoleptic test used nonparametric statistical test with friedman test and continued wilcoxon test. The result of this study showed that most of the white...
Identifikasi Kandungan Formalin Pada Tahu Putih Di Pasar Tradisional Airmadidi
2020
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kandungan formalin pada tahu putih yang beredar di Pasar Tradisional Airmadidi. Jenis penelitian ini yaitu uji laboraturium untuk mengidentifikasi adanya kandungan formalin lewat analisis kualitatif dengan menggunakan dua pereaksi yaitu pereaksi KMnO4 dan Test Kit Formalin. Hasil identifikasi kandungan formalin, terdapat dua sampel yang postif dengan menggunakan pereaksi KMnO₄ yaitu sampel A dan G. Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Metode KMnO₄ mampu mendeteksi kandungan formalin dibawah batas deteksi Test kit formalin yaitu 2 ppm. Adanya kandungan formalin pada tahu putih tidak dapat ditentukan hanya dengan melihat ciri-ciri tahu tersebut namun perlu dilakukan penelitian agar hasil yang di dapatkan lebih akurat.
Analisis Kandungan Formalin Pada Mie Basah Pada Beberapa Lokasi DI Kota Ambon
Majalah BIAM, 2017
Telah dilakukan penelitian untuk menganalisis kandungan formalin mie basah pada beberapa lokasi di Kota Ambon. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kandungan formalin pada mie basah. Penelitian ini menggunakan tiga tahap pengujian. Pada tahap awal, dilakukan uji fisik dan analisis kualitatif untuk menentukan ada tidaknya formalin dan analisis kuantitatif digunakan untuk menentukan kadar formalin dalam mie basah. Dari pengamatan uji fisik, ditemukan dua dari empat belas sampel mie basah mengandung formalin yaitu sampel J (Batu Merah) dan K (Mardika) karena tetap awet sampai tiga hari. Analisis kualitatif dengan pereaksi asam kromatofat tidak menunjukkan perubahan warna yang khas. Pada pengamatan uji fisik mie basah dua sampel yang mengandung formalin dilanjutkan dengan analisis kuantitatif menggunakan Spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 520 nm. Kadar formalin untuk sampel J (Batu Merah) sebesar 9,07 mg/kg dan sampel K (Mardika) sebesar 10,01 mg/kg. Sesuai syarat mutu mie basah pada SNI 01-2987-1992,mie basah tidak boleh mengandung formalin.
Pena Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Tofu is a food from soybeans that liked by almost all people in Pekalongan City. People usually tend to choose tofu products only from a physical aspect (texture/elasticity). Good physical does not determine good chemical or microbiological quality of the tofu. The purpose of this study was to determine quality of Tofu according to SNI-01-3142-1998 on the parameters of water, ash, and protein content and identification of formaldehyde in white tofu sold in the Banyurip market, Pekalongan City. The type of research used is descriptive research with qualitative and quantitative analysis. The sampling method used purposive sampling. Qualitative analysis included organoleptic tests and identification of formaldehyde using color reagents. Quantitative analysis includes testing for water, ash, and protein assay. The data obtained were analyzed and compared with the quality standards according to SNI 01-3142-1998. The results showed that the qualitative test for the content of formalin additives from 7 samples, 3 of which were positive for formalin. Based on the organoleptic test, the samples containing formalin did not experience a change in taste, smell, texture and color. While samples that did not contain formalin, there will be changes on the 2nd day including sour taste, easily crumbled texture, and bad smell. The results of quantitative test, obtained from the test for water (76%), ash (0.99%), and protein (6.38%). Based on the results, it can be concluded that samples tested did not meet the quality of tofu according to SNI-01-3142-1998.
Unnes Journal of Public Health, 2014
Ikan asin berformalin banyak beredar di pasaran, termasuk pasar tradisional. Kandungan formalin dalam makanan dapat menjadi racun bagi tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengetahui faktor perilaku penjual di pasar tradisional Kota Semarang. Jenis penelitian ini adalah explanatory research, menggunakan metode survei dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah penjual ikan asin yang ada di 11 pasar tradisional Kota Semarang yang berjumlah 37 orang. Sampel menggunakan metode total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat (menggunakan uji chi-square dengan = 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah 9 dari 41 sampel ikan asin yang diuji positif mengandung formalin, tidak ada hubungan antara pengetahuan (p = 0,873), serta sikap (p = 0,391) terhadap praktik penjualan ikan asin berformalin di pasar tradisional Kota Semarang. Perlu adanya pengawasan rutin terhadap peredaran ikan asin berformalin di pasar tradisional Kota Semarang dari dinas terkait. Bagi penjual ikan asin, perlu adanya penyuluhan tentang formalin dan keamanan pangan. Bagi masyarakat, perlu diberikan informasi tentang keamanan makanan yang dikonsumsi.
Sci-tech Journal, 2024
Noodles are a popular food among middle class people, both upper and lower classes because they taste delicious and are affordable. Wet noodles have a short shelf life due to their high water content, this is what encourages some sellers to use formaldehyde as a preservative. This examination means to decide if there is formalin content in examples of wet noodles sold by meatball brokers in Sorong City. Formalin investigation was completed subjectively and quantitatively. Subjective tests were done by adding chromatogenic corrosive to wet noodle tests and quantitative tests were completed to see the degree of formaldehyde contained in the examples utilizing an UV-noticeable spectrophotometer. The consequences of the subjective test showed that one example with code (S1) was recognized as sure for containing formaldehyde, which was demonstrated by the adjustment of the shade of the filtrate from brown to purple subsequent to being dribbled with chromatophic corrosive reagent and warmed in bubbling water. The total formalin content contained in sample S1 was 0.905%.
KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 2020
Meatballs and wet noodles are foods that are favored by the community. The high water content causes these two types of food to be vulnerable and easily damaged in storage. The addition of chemicals such as preservatives in the manufacture of food products is carried out by producers so that the products are more durable, economical, and produce maximum profit. One chemical that is often misused for food preservatives is formaldehyde. Formalin is a dangerous chemical that is carcinogenic, mutagenic, corrosive, and irritating. This study aims to determine whether there is formalin content in meatballs and wet noodles that are sold in the districts of Sukarame, Wayhalim, and Sukabumi. This research was conducted in a qualitative analysis using Schiff's reagent on 30 samples of meatballs and 30 samples of wet noodles which were sold in Sukarame, Wayhalim, and Sukabumi. The results showed that 10 samples of meatballs and 2 wet noodles showed positive results containing formaldehyde....
Analisis Kualitatif Kandungan Formalin Pada Tahu Yang Dijual Dibeberapa Pasar DI Kota Palu
KOVALEN
It had been an investigation on qualitative analysis of formalin in tofu that sold in Palu markets, purpose of this study was to identifity content of formalin in samples of tofu.This identification can know with changes of the colour of the filtrate in samples of tofu from pink to be brown until the colour fed off in 30 minutes. Samples of tofu were taken from some traditional and modern markets in Palu city. The results obtained 66.7% of all of tofu samples identified content of formalin there were 6 samples with sign of M-3, T-2, T-6, T-5, M-2, and T-4, but 3 samples with sign of T-3, M-1 and T-1 not found. It was supported of texture of tofu samples. There showed that producen of tofu in Palu city is still using formalin as preservative substance in process of tofu production.Keywords: Qualitative analysis of formalin, tofu.