Preferensi Pengembangan Permukiman Pusat Kota di Kelurahan Pandansari, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang (original) (raw)

Pertumbuhan Permukiman di Pinggiran Kota Semarang

2018

Dalam pertumbuhan kota-kota metropolitan, penduduk kota akan cenderung bergeser dari inti kota (urban core) ke pinggiran (urban fringe). Fenomena pertumbuhan permukiman di kawasan pinggiran kota menyebabkan kota berkembang tanpa batas, acak dan tak terkendali (urban sprawl). Penelitian ini mengambil lokasi di pinggiran Kota Semarang dengan menggunakan deskriptif kualitatif dan analisis SWOT. Analisis SWOT ini diperlukan untuk untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dari Pertumbuhan Permukiman yang terjadi di Pinggiran Kota Semarang yang nantinya akan menentukan daerah mana yang paling feasible untuk menjadi lokus penelitian selanjutnya. Setelah melalui tahap identifikasi pertumbuhan lahan permukiman dan tingkat bahaya banjir di lingkungan permukiman di pinggiran Kota Semarang, perlu dicermati bahwa walaupun Kecamatan Genuk memiliki tingkat bahaya banjir dengan kategori sangat tinggi, ternyata tingkat pertumbuhan luas lahan permukimannya paling tinggi di Kota Semarang dengan rata-rata pertumbuhan pada rentang waktu 1994 sampai 2005 adalah sebesar 2,76% per tahun. Dari hasil analisis SWOT didapatkan kondisi bahwa kekuatan, kelemahan dan peluang lebih banyak akan dialami oleh masyarakat, sedangkan lingkungan dan pemerintah kota lebih mengalami kelemahan dan tantangan dari pertumbuhan permukiman di pinggiran Kota Semarang tersebut..

Pendampingan Perencanaan Pembangunan Gapura Bibisluhur RW 22 Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta

J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat

Bibis Luhur merupakan salah satu kampung di kelurahan Nusukan, kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Kampung Bibisluhur tepatnya pada RW 22 akan dibangun sebuah gapura. Gapura merupakan sarana penting yang di perlukan pada satu wilayah. Gapura bukan hanya merupakan bangunan fisik saja namun lebih memiliki fungsi dan arti tersendiri sebagai pintu gerbang, tanda batas provinsi, Kabupaten, kota atau gampong. Menurut tradisi, gapura merupakan wujud ungkapan selamat datang kepada tamu yang akan berkunjung ke gampong tersebut. Gapura mewakili keramahan dan rasa hormat tuan rumah kepada setiap orang atau tamu yang datang. Bangunan gapura ini dibangun dengan nilai-nilai estetika dan ciri khas dari masing-masing gampong.Tahapan yang dilakukan pada pendampingan kali ini dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Pada kegiatan persiapan dilakukan diskusi dan koordinasi dengan perangkat kampung Bibis Luhur RW 22 dan warga sekitar guna memberikan masukan yang bersifat m...

Penelitian ini bertujuan 1).Mengetahui pola dan tingkat pertumbuhan urban sprawl selama periode tahun 2005-2015; 2). Mengetahui Faktor pendorong dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan urban sprawl. Penelitian dilakukan di Kecamatan Banyumanik berlokasi dibagian selatan Kota Semarang. Metode penelitian

2017

Penelitian ini bertujuan 1).Mengetahui pola dan tingkat pertumbuhan urban sprawl selama periode tahun 2005-2015; 2). Mengetahui Faktor pendorong dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan urban sprawl. Penelitian dilakukan di Kecamatan Banyumanik berlokasi dibagian selatan Kota Semarang. Metode penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan pendekatan keruangan. Data yang digunakan adalah data sekunder dan primer dengan teknik pengmpulan data kuesioner, wawancara dsn dokumentasi. Identifikasi perubahan kondisi fisik Kecamatan Banyumanik menunjukkan banyaknya peningkatan lahan terbangun terutama pada kelurahan yang berdekatan dengan kampus undip yaitu Kelurahan Pedalangan dan Sumur Boto. Identifikasi pertumbuhan urban sprawl dari jumlah penduduk dan perubahan mata pencaharian petani menunjukan peningkatan positif, selama periode tahun 2005-2015 jumlah penduduk Kecamatan Banyumanik bertambah 22.885 jiwa dan penurunan jumlah petani sebanyak 1472 jiwa. Meningkatnya lahan terbangun, meningkatnya jumlah penduduk dan berkurangnya jumlah petani, mengindikasikan daerah bagian selatan terutama Banyumanik merupakan daerah sprawl Kota Semarang menjadi arah perkembangan Kota.. Dari hasil penelitian diketahui ada 3 faktor pendorong yang mempengaruhi percepatan pertumbuhan urban sprawl di Kecamatan Banyumanik; 1). Jalur utama Semarang-Yogyakarta/Semarang-Solo; 2). Adanya Kampus Undip; 3). Maraknya pengembangan perumahanperumahan baru.

Konsep Penataan Kawasan Permukiman Di Kelurahan Seberang Palinggam Kecamatan Padang Selatan Kota Padang

Prosiding Seminar Nasional: Komunitas dan Kota Berkelanjutan, 2019

Community settlements in a city have a very important role in providing services in the field of life. The increase in population in a strategic area in urban areas will cause urban problems, especially population density, building irregularities and slums. This increase in population is due to economic, legal, social and cultural aspects all centered in the city so that many villagers flock to the city to improve their economy. Seberang Palinggam Subdistrict, Padang Selatan Subdistrict, Padang City is one of the strategic locations because it is close to the port, trade area and services. This strategic location causes many people to settle there. This area is bordered by rivers and surrounded by hills and people build houses on hillside because people's homes are very dense so the area is prone to landslides, earthquakes and floods. As a result, the Seberang Palinggam Sub-District was included in 23 slums in Padang City based on the Mayor's Decree No. Padang. 163 of 2014. Problem solving with qualitative descriptive methods and direct observation, can produce the concept of settlement rearrangement in a dense and slum environment. The purpose of this study is to determine the direction of settlement arrangement concepts into decent, healthy settlements and can create the green open spaces needed for residential area. In conducting an analysis of the structuring area based on the theory of Geoffrey Broadbent (1973) who talked about Humans, buildings and the environment. In the concept of structuring community settlements in the form of compact dwellings that are single occupancy Abstrak : Permukiman masyarakat disuatu kota memiliki peran yang sangat penting dalam memberi pelayanan dibidang kehidupan. Pertambahan jumlah penduduk di suatu lahan strategis di perkotaan akan menimbulkan permasalahan perkotaan terutama kepadatan penduduk, ketidakteraturan bangunan dan kekumuhan. Pertambahan penduduk ini dikarenakan aspek ekonomi, hukum, sosial dan budaya, semuanya berpusat diperkotaan sehingga banyak masyarakat desa yang berbondong-bondong pergi ke kota untuk meningkatkan perekonomian mereka. Kelurahan Seberang Palinggam, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang merupakan salah satu lokasi yang strategis karena berdekatan dengan pelabuhan, kawasan perdagangan dan jasa. Lokasi yang strategis ini menyebabkan banyaknya masyarakat yang menetap disana. Kawasan ini dibatasi oleh sungai dan dikelilingi oleh perbukitan dan masyarakat membangun rumah di lereng bukit, karena rumah masyarakat sudah sangat padat sehingga kawasan ini rawan terhadap bencana longsor, gempa bumi dan banjir. Akibatnya Kelurahan Seberang Palinggam masuk dalam 23 titik permukiman kumuh di Kota Padang berdasarkan SK Walikota Padang No. 163 tahun 2014. Penyelesaian masalah dengan metode deskriptif kualitatif dan observasi langsung, yang akan dapat menghasilkan konsep penataan kembali permukiman dilingkungan yang padat dan kumuh.Tujuan penelitian ini untuk menentukan arahan konsep penataan permukiman menjadi permukiman yang layak, sehat dan dapat menciptakan ruang terbuka hijau yang diperlukan bagi kawasan permukiman. Dalam melakukan analisa terhadap kawasan penataan dilakukan berdasarkan teori Geoffrey Broadbent (1973) yang berbicara tentang manusia, bangunan dan lingkungan. Dalam konsep penataan permukiman masyarakat berupa hunian compact yang bersifat hunian tunggal Kata Kunci : kawasan permukiman kumuh, konsep penataan, hunian compact 152

PKM Optimalisasi Lahan Pekarangan Sebagai Lumbung Hidup Pasca Covid 19 DI Rt. 08 Rw. X Kelurahan Kembangarum Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang

2021

Sebagian besar warga RT. 08 RW. X Kelurahan Kembangarum Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang bermata pencaharian diluar rumah, mayoritas warga bekerja sebagai karyawan swasta dan pekerja buruh. Saat kondisi wilayah Semarang diberlakukannya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Terutama di wilayah Semarang Barat termasuk zona merah, untuk mencegah semakin luasnya penyebaran maka wilayah tersebut di isolasi sehingga kondisi menjadi perhatian penuh bagi kelurahan setempat. Warga dihimbau untuk tidak banyak melakukan aktifitas diluar rumah. Dengan adanya pembatasan kegiatan diluar rumah maka kebutuhan pokokpun sangat terbatas pula untuk dapat terpenuhi. Hasil diskusi dengan warga, menemukan solusi kegiatan apa yang perlu dilakukan agar pada saat diberlakukannya PPKM warga tidak hanya berdiam diri dirumah. Solusi yang dihasilkan adalah PPKM versi warga RT. 08 yaitu Pengen Panen Kita Menanam. Kami tim pengabdian masyarakat melakukan pendampingan pemanfaatan lahan pekaranga...

Lahan Potensial Permukiman DI Kota Semarang

TATALOKA, 2019

Pertambahan dan penyebaran pendudukan antar wilayah selalu mempunyai pengaruh terhadap permukiman, dimana untuk permukiman penduduk memerlukan lahan sedangkan lahan di perkotaan memiliki banyak kegiatan dan ketersediaannya terbatas. Keterbatasan lahan potensial permukiman tersebut sangat mempengaruhi arah penduduk dalam mencari tempat untuk bermukim. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lahan potensial permukiman di Kota Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dan deskriptif spasial yang terdiri dari analisis kesesuaian lahan permukiman (overlay dan pembobotan), analisis lahan potensial permukiman (buffer, overlay dan pembobotan), analisis pertambahan penduduk, analisis daya dukung permukiman dan terakhir analisis distribusi penduduk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecamatan yang paling banyak tersedia lahan potensial adalah Kecamatan Mijen dan secara total luas lahan potensial di Kota Semarang sebesar 7.006 Ha. Hasil dari lahan potensial tersebut menjadi tujuan untuk arahan distribusi penduduk bagi kecamatan yang tidak memiliki lahan potensial permukiman, antara lain tersebar di Kecamatan

Evaluasi Daya Dukung Lingkungan Berdasarkan Kesesuaian Lahan Sebagai Kawasan Permukiman di Dusun Sodong, Desa Kemambang, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah

2021

Peningkatan permukiman yang tidak tepat guna pada suatu lahan di Dusun Sodong menyebabkan kesesuaian lahanmemiliki nilai rendah dan dapat merusak lingkungan maupun berdampak kerugian material, non material bagimasyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi daya dukung lingkungan berdasarkan kesesuaian lahansebagai kawasan permukiman. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pengumpulan dananalisis data, metode pengumpulan data terdiri dari survei, pengukuran dan pemetaan lapangan, serta pengambilansampel tanah. Metode analisis data menggunakan metode matching. Parameter yang digunakan dalam penelitianini adalah kemiringan lereng, saluran permukaan tanah, daya dukung tanah, kembang kerut tanah, posisi jalurpatahan, kedalaman air tanah, bahaya erosi, bahaya longsor, dan bahaya banjir. Hasil penelitian menunjukanbahwa nilai daya dukung pada daerah penelitian rendah dibuktikan dengan empat parameter faktor pembatasberupa kembang kerut tanah, daya dukung tanah dan...

Perkembangan Kawasan Perkotaan Kecil DI Pinggiran Kota Pekalongan

Jurnal Geografi Gea

The growing of peri-urban regions has been characterized urbanization process of cities in Java including in both large and much smaller ones. This paper uses villages' monograph data from 1990 to 2017 to present the extent to which peri-urban development has been occurring in Pekalongan region, as an elaboration of such process in a small city in Java, the densest populated big islands in the world. The study reveals peri-urban development process also happen in Pekalongan Region that shows as an extended urbanization phenomenon from the core to the surroundings peripheries. The elaboration shows peri-urban development in this region is highly concentrated along the national road of Pantura that form a more than 40 km urban corridor. Long term analysis shows the influence of the regional road network as well as the availability of the previous urban centers in the peripheries of Pekalongan City bring strong support to the extended formation of Pekalongan Urban Region. The paper concludes with a discussion of the policy implications of the findings.

Evaluasi Daya Dukung Lingkungan Kawasan Permukiman Dusun Bungkah, Desa Sepakung, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah

2021

Pertumbuhan penduduk di Kecamatan Banyubiru setiap tahun cenderung mengalami peningkatan (BPS, 2020).Peningkatan pertumbuhan penduduk diikuti peningkatan kebutuhan ruang tempat tinggal. Permukiman terletakpada lereng bukit yang memiliki kemiringan lereng curam yang mengakibatkan lahan permukiman yang seringterjadi gerakan massa tanah sehingga menyebabkan bangunan rumah mengalami retak terjadi pada bulan Marettahun 2019. Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi daya dukung lingkungan kawasan permukiman.Metode yang digunakan adalah metode survei dan pemetaan langsung di lapangan dengan parameter kemiringanlereng, tekstur tanah, kedalaman efektif tanah, drainase tanah, erosi, dan ancaman banjir. Evaluasi daya dukunglingkungan menggunakan metode tumpang susun dan pengharkatan. Daya dukung lingkungan kawasanpermukiman memiliki 2 (dua) kelas daya dukung agak jelek yang memiliki luasan 0,6554 ha atau mencakup21,03% dari daerah penelitian dan daya dukung baik yang memiliki luasan 2,621...

Kajian Kelayakan Pengembangan Permukiman DI Kelurahan Pudakpayung, Semarang - Indonesia

2018

Kelurahan Pudakpayung terletak di Kota Semarang bagian Selatan, merupakan daerah yang memiliki lahan bergelombang, akan tetapi kawasan ini ditetapkan sebagai wilayah pengembangan permukiman dalam RTRW Kota Semarang tahun 2011-2031. Pengertian pengembangan permukiman menurut Buku Panduan Umum Pengembangan Permukiman RPIJM (Rencana Program Investasi Jangka Menengah) dari Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum (2007) yaitu pengembangan permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan yang pada hakekatnya adalah untuk mewujudkan kondisi perkotaan dan perdesaan yang layak huni (livable), aman, nyaman, damai, sejahtera, dan berkelanjutan. Guna mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan, maka perlu dikaji lebih dahulu penetapan Kelurahan Pudakpayung sebagai wilayah pengembangan permukiman, jangan sampai terjadi pembangunan permukiman yang salah menempati lahan. Maka dari itu, tujuan penelitian ini adalah mengkaji kesesuaian lahan di Pudakpayung Semarang, yang merupakan ...